Shalat (bahasa Arab: صلاة) atau Salat (ejaan KBBI), merujuk kepada salah satu ritual ibadat pemeluk agama Islam.

Menurut syariat Islam, praktik shalat harus sesuai dengan segala petunjuk tata cara Rasulullah SAW sebagai figur pengejawantah perintah Allah. Rasulullah SAW bersabda, Shalatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat aku mempraktikkannya.
Secara bahasa shalat berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti, do'a. Sedangkan menurut istilah shalat bermakna serangkaian kegiatan ibadah khusus atau tertentu yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam

Dalam banyak hadits, Muhammad telah memberikan peringatan keras kepada orang yang suka meninggalkan shalat, diantaranya ia bersabda: "Perjanjian yang memisahkan kita dengan mereka adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat, maka berarti dia telah kafir."[2]

Orang yang meninggalkan shalat maka pada hari kiamat akan disandingkan bersama dengan orang-orang laknat, berdasarkan hadits berikut ini: "Barangsiapa yang menjaga shalat maka ia menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada hari kiamat dan barangsiapa yang tidak menjaganya maka ia tidak mendapatkan cahaya, bukti dan keselamatan dan pada hari kiamat ia akan bersama Qarun, Fir'aun, Haman dan Ubay bin Khalaf."[3]

Hukum shalat dapat dikategorisasikan sebagai berikut :

  • Fardhu, Shalat fardhu ialah shalat yang diwajibkan untuk mengerjakannya. Shalat Fardhu terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
    • Fardhu ‘Ain : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf langsung berkaitan dengan dirinya dan tidak boleh ditinggalkan ataupun dilaksanakan oleh orang lain, seperti shalat lima waktu, dan shalat jumat(Fardhu 'Ain untuk pria).
    • Fardhu Kifayah : ialah kewajiban yang diwajibkan kepada mukallaf tidak langsung berkaitan dengan dirinya. Kewajiban itu menjadi sunnah setelah ada sebagian orang yang mengerjakannya. Akan tetapi bila tidak ada orang yang mengerjakannya maka kita wajib mengerjakannya dan menjadi berdosa bila tidak dikerjakan. Seperti shalat jenazah.
  • Nafilah (shalat sunnat),Shalat Nafilah adalah shalat-shalat yang dianjurkan atau disunnahkan akan tetapi tidak diwajibkan. Shalat nafilah terbagi lagi menjadi dua, yaitu
    • Nafil Muakkad adalah shalat sunnat yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti shalat dua hari raya, shalat sunnat witir dan shalat sunnat thawaf.
    • Nafil Ghairu Muakkad adalah shalat sunnat yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti shalat sunnat Rawatib dan shalat sunnat yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti shalat kusuf/khusuf hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

11 Rukun Shalat :

  1. Takbiratul ihram
  2. Berdiri bagi yang sanggup
  3. Membaca surat Al Fatihah pada tiap rakaat
  4. Ruku' dengan thuma'ninah
  5. I'tidal dengan thuma'ninah
  6. Sujud dua kali dengan thuma'ninah
  7. Duduk antara dua sujud dengan thuma'ninah
  8. Duduk dengan thu'maninah serta membaca tasyahud akhir dan sholawat nabi
  9. berlindung kepada Allah dari siksa jahannam &kubur serta fitnah hidup dan mati dan kekejian fitnah dajjal
  10. Membaca salam yang pertama
  11. Tertib (melakukan rukun secara berurutan)

Shalat tertentu dianjurkan untuk dilakukan secara bersama-sama(berjama'ah). Pada shalat berjama'ah seseorang yang dianggap paling kompeten akan ditunjuk sebagai Imam Shalat, dan yang lain akan berlaku sebagai Makmum.

  • Shalat yang dapat dilakukan secara berjama'ah antara lain :
    • Shalat Fardhu
    • Shalat Tarawih
  • Shalat yang mesti dilakukan berjama'ah antara lain:
    • Shalat Jumat
    • Shalat Hari Raya (Ied)
    • Shalat Istisqa'

Dalam situasi dan kondisi tertentu kewajiban melakukan shalat diberi keringanan tertentu. Misalkan saat seseorang sakit dan saat berada dalam perjalanan (safar).

Bila seseorang dalam kondisi sakit hingga tidak bisa berdiri maka ia dibolehkan melakukan shalat dengan posisi duduk, sedangkan bila ia tidak mampu untuk duduk maka ia diperbolehkan shalat dengan berbaring, bila dengan berbaring ia tidak mampu melakukan gerakan tertentu ia dapat melakukannya dengan isyarat.

Sedangkan bila seseorang sedang dalam perjalanan, ia diperkenankan menggabungkan (jama’) atau meringkas (qashar) shalatnya. Menjama' shalat berarti menggabungkan dua shalat pada satu waktu yakni dzuhur dengan ashar atau maghrib dengan isya. Mengqasar shalat berarti meringkas shalat yang tadinya 4 raka'at (dzuhur,ashar,isya) menjadi 2 rakaat.

Berikut ini adalah ayat-ayat yang membahas tentang shalat di dalam Al Qur'an, kitab suci agama Islam.

  • Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan (QS.Ibrahim :31)14:31
  • Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji (zinah) dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat lain) Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (al-‘Ankabut : 45) 29:45
  • Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan (Maryam: 59)19:59
  • Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh-kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (al-Ma’arij : 19-23)70:19

Shalat yang mula-mula diwajibkan bagi Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya adalah Shalat Malam, yaitu sejak diturunkannya Surat al-Muzzammil (73) ayat 1-19. Setelah beberapa lama kemudian, turunlah ayat berikutnya, yaitu ayat 20:

Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dengan turunnya ayat ini, hukum Shalat Malam menjadi sunat. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid, al-Hasan, Qatadah, dan ulama salaf lainnya berkata mengenai ayat 20 ini, "Sesungguhnya ayat ini menghapus kewajiban Shalat Malam yang mula-mula Allah wajibkan bagi umat Islam.





Saudara-saudara Rahimakumullah, ketahuilah bahwa sesungguhnya bencana yang dahsyat, perbuatan yang paling buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian masyarakat kita pada Sholat Lima Waktu, Sholat Jum'at dan Sholat Berjamaah, padahal semua itu adalah ibadah-ibadah yang dengannya Allah meninggikan derajat dan menghapuskan dosa-dosa maksiat. Dan sholat adalah cara ibadah seluruh penghuni bumi dan langit.

Rasulullah SAW bersabda: "Langit merintih dan memang ia pantas merintih, karena pada setiap tempat untuk berpijak terdapat malaikat yang bersujud atau berdiri (sholat) kepada Allah Azza Wa Jalla." (HR. Imam Turmudzi, Ibnu Majah dan Ahmad)

Orang yang meninggalkan sholat karena dilalaikan oleh urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar musibahnya, dan panjang penyesalannya.

Dengarkanlah nasihatku tentang nasib orang yang meninggalkan sholat, baik semasa hidup maupun setelah meninggal. Sesungguhnya Allah merahmati orang yang mendengarkan nasihat kemudian memperhatikan dan mengamalkannya.

Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya sholat adalah kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman." (QS. An-Nisa', 4:103)

Abu Hurairah RA meriwayatkan, "Setelah Isya' aku bersama Umar bin Khattab RA pergi ke rumah Abu Bakar AsShiddiq RA untuk suatu keperluan. Sewaktu melewati pintu rumah Rasulullah SAW, kami mendengar suara rintihan. Kami pun terhenyak dan berhenti sejenak. Kami dengar beliau menangis dan meratap."

"Ahh..., andaikan saja aku dapat hidup terus untuk melihat apa yang diperbuat oleh umatku terhadap sholat. Ahh..., aku sungguh menyesali umatku."

"Wahai Abu Hurairah, mari kita ketuk pintu ini," kata Umar RA. Umar kemudian mengetuk pintu. "Siapa?" tanya Aisyah RA. "Aku bersama Abu Hurairah."

Kami meminta izin untuk masuk dan ia mengizinkannya. Setelah masuk, kami lihat Rasulullah SAW sedang bersujud dan menangis sedih, beliau berkata dalam sujudnya:

"Duhai Tuhanku, Engkau adalah Waliku bagi umatku, maka perlakukan mereka sesuai sifat-Mu dan jangan perlakukan mereka sesuai perbuatan mereka."

"Ya Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusanmu. Apa gerangan yang terjadi, mengapa engkau begitu sedih?"

"Wahai Umar, dalam perjalananku ke rumah Aisyah sehabis mengerjakan sholat di mesjid, Jibril mendatangiku dan berkata, "Wahai Muhammad, Allah Yang Maha Benar mengucapkan salam kepadamu," kemudian ia berkata, "Bacalah!"

"Apa yang harus kubaca?"

"Bacalah: "Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan sholat dan memperturutkan hawa nafsunya, mereka kelak akan menemui kesesatan." (QS. Maryam, 19:59)

"Wahai Jibril, apakah sepeninggalku nanti umatku akan mengabaikan sholat?"

"Benar, wahai Muhammad, kelak di akhir zaman akan datang sekelompok manusia dari umatmu yang mengabaikan sholat, mengakhirkan sholat (hingga keluar dari waktunya), dan memperturutkan hawa nafsu. Bagi mereka satu dinar (uang) lebih berharga daripada sholat." Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA.

Abu Darda` berkata, "Hamba Allah yang terbaik adalah yang memperhatikan matahari, bulan dan awan untuk berdzikir kepada Allah, yakni untuk mengerjakan sholat."

Diriwayatkan pula bahwa amal yang pertama kali diperhatikan oleh Allah adalah sholat. Jika sholat seseorang cacat, maka seluruh amalnya akan ditolak.

Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Abu Hurairah, perintahkanlah keluargamu untuk sholat, karena Allah akan memberimu rezeki dari arah yang tidak pernah kamu duga."

Atha' Al-Khurasaniy berkata, "Sekali saja seorang hamba bersujud kepada Allah di suatu tempat di bumi, maka tempat itu akan menjadi saksinya kelak di hari kiamat. Dan ketika meninggal dunia tempat sujud itu akan menangisinya."

Rasulullah SAW bersabda: "Sholat adalah tiang agama, barang siapa menegakkannya, maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa merobohkannya, maka ia telah merobohkan agama." (HR. Imam Baihaqi)

"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka ia telah kafir." (HR. Bazzar dari Abu Darda`), kafir yang dimaksud disini adalah ingkar terhadap perintah Allah karena perbuatan orang kafir adalah tidak pernah shalat. Dalam Shahih Muslim dijelaskan bahwa Rasulullah saw bersabda yang membedakan antara orang beriman dengan orang kafir adalah shalat. Maka maukah kita disamakan dengan orang kafir, padahal Rasulullah saw bersabda"Barang siapa mengikuti kebiasaan suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut". Orang2 kafir adalah orang yang tidak pernah shalat, maukah kita termasuk golongan mereka.

"Barang siapa bertemu Allah sedang ia mengabaikan sholat, maka Allah sama sekali tidak akan mempedulikan kebaikannya." (HR. Thabrani)

"Barang siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka terlepas sudah darinya jaminan Muhammad." (HR. Imam Ahmad dan Baihaqi)

"Allah telah mewajibkan sholat lima waktu kepada hamba-Nya. Barang siapa menunaikan sholat pada waktunya, maka di hari kiamat, sholat itu akan menjadi cahaya dan bukti baginya. Dan barang siapa mengabaikannya, maka ia akan dikumpulkan bersama Firaun dan Haman." (HR. Ibnu Hibban dan Ahmad) .

*Wasiat ini mudah-mudahan sangat bermanfaat buat kita semuanya umat Islam. Tugas kita semua untuk saling mengingatkan sesama Muslim akan pentingnya Sholat!


Mari Menunaikan Sholat Dhuha

Sholat ini cukup hanya 2 (dua) rakaat dengan doa yang amat indah dan menyejukkan. Waktunya sangat panjang, mulai suruq (habisnya waktu subuh) sampai dengan menjelang masuk waktu dhuhur, logikanya pasti bisa menunaikannya. Namun di-muakkadkan (dianjurkan dengan sangat) untuk dilaksanakan sebelum kita memulai pekerjaan kita. Sehingga niat kita bekerja adalah semata-mata bernilai ibadah. Dengan demikian pekerjaan kita, InsyaAllah, akan mendapat ridho dari Allah SWT. Amiin.

Lihat dan saksikanlah (harap diartikan menjadi saksi atas keindahan dan kesejukan) doa dhuha ini – masyaaalloh – sebagai berikut (terjemahan):

Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU,
dan keagungan itu adalah keagunganMU,
dan keindahan itu adalah keindahanMU,
dan kekuatan itu adalah kekuatanMU,
dan perlindungan itu adalah perlindunganMU,
Ya Allah, jika rizkiku masih ! di atas langit, maka turunkanlah,
jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah,
jika masih sukar, maka mudahkanlah,
jika (ternyata) haram, maka sucikanlah,
jika masih jauh, maka dekatkanlah,
Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMU, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.
Amiin Ya Robbal Alamiin.

Bila anda tidak dapat membaca teks Arab-nya waktu berdoa, bacalah teks Indonesianya saja secara khusu’ dan tawaddhu’ (dengan kerendahan hati). InsyaAllah kita akan menjadi orang yang:

  1. Tawaddhu’ [penuh dengan kerendahan hati alias tidak sombong (tinggi hati) – apapun pangkat dan kedudukan kita.
  2. Percaya bahwa bekerja itu adalah bernilai ibadah , sehingga apapun yang menjadi tugas kita, seberat apapun, insyaalloh, akan mendapat ridho dan pertolongan dari Allah SWT.
  3. Percaya segala sesuatu di dunia ini ada yang Maha dari segala-galanya.
  4. Dihapuskan segala dosa meskipun dosa itu sebesar buih lautan. (Al-Hadist). InsyaAllah !!!

Demikianlah dan semoga risalah kecil ini akan menjadi “sesuatu yang dapat menggugah” kita utk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

Jazakumulloh khoiron katsiro.

Tanda-tanda kematian

1. 100 hari : Seluruh badan rasa bergegar.
2. 60 hari : Pusat rasa bergerak-gerak.
3. 40 hari : Daun dengan nama orang yang akan mati di arash akan jatuh dan malaikat maut pun datang kepada orang dengan nama tersebut lalu mendampinginya sehingga saat kematiannya. Kadang-kadang orang yang akan mati itu akan merasa atau nampak kehadiran malaikat maut tersebut dan akan sering kelihatan seperti sedang rungsing.

4. 7 hari : Mengidam makanan.
5. 5 hari : Anak lidah bergerak-gerak.
6. 3 hari : Bahagian tengah di dahi bergerak-gerak.
7. 2 hari : Seluruh dahi rasa bergerak-gerak.
8. 1 hari : Terasa bahagian ubun bergerak-gerak di antara waktu subuh dan ashar.
9. Saat akhir : Terasa sejuk dari bahagian pusat hingga ke tulang solbi (di bahagian belakang badan) Seelok-eloknya bila sudah merasa tanda yang akhir sekali, mengucap dalam keadaan qiam and jangan lagi bercakap-cakap.


******Bila Malaikat Mencabut Nyawa******

Baginda Rasullullah S.A.W bersabda :
“Apabila telah sampai ajal seseorang itu maka akan masuklah satu kumpulan malaikat ke dalam lubang-lubang kecil dalam badan dan kemudian mereka menarik rohnya melalui kedua-dua telapak kakinya sehingga sampai ke lutut. Setelah itu datang pula sekumpulan malaikat yang lain masuk menarik roh dari lutut hingga sampai ke perut dan kemudiannya mereka keluar. Datang lagi satu kumpulan malaikat yang lain masuk dan menarik rohnya dari perut hingga sampai ke dada dan kemudiannya mereka keluar. Dan akhir sekali datang lagi satu kumpulan malaikat masuk dan menarik roh dari dadanya hingga sampai ke kerongkong dan itulah yang dikatakan saat nazak orang itu.”

Sambung Rasullullah S.A.W. lagi:
“Kalau orang yang nazak itu orang yang beriman, maka malaikat Jibril A.S. akan menebarkan sayapnya yang disebelah kanan sehingga orang yang nazak itu dapat melihat kedudukannya di syurga. Apabila orang yang beriman itu melihat syurga, maka dia akan lupa kepada orang yang berada disekelilinginya. Ini adalah kerana sangat rindunya pada syurga dan melihat terus pandangannya kepada sayap Jibril A.S.”
Kalau orang yang nazak itu orang munafik, maka Jibril A.S. akan menebarkan sayap disebelah kiri. Maka orang yang nazak tu dapat melihat kedudukannya di neraka dan dalam masa itu orang itu tidak lagi melihat orang di sekelilinginya. Ini adalah kerana terlalu takutnya apabila melihat neraka yang akan menjadi tempat tinggalnya.

Dari sebuah hadis bahwa apabila Allah S.W.T. menghendaki seorang mukmin itu dicabut nyawanya maka datanglah malaikat maut. Apabila malaikat maut hendak mencabut roh orang mukmin itu dari arah mulut maka keluarlah zikir dari mulut orang mukmin itu dengan berkata:
“Tidak ada jalan bagimu mencabut roh orang ini melalui jalan ini kerana orang ini sentiasa menjadikan lidahnya berzikir kepada Allah S.W.T.”

Setelah malaikat maut mendengar penjelasan itu, maka dia pun kembali kepada Allah S.W.T. dan menjelaskan apa yang diucapkan oleh lidah orang mukmin itu. Lalu Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud:
“Wahai malaikat maut, kamu cabutlah ruhnya dari arah lain.”

Sebaik saja malaikat maut mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut pun cuba mencabut roh orang mukmin dari arah tangan. Tapi keluarlah sedekah dari arah tangan orang mukmin itu, keluarlah usapan kepala anak-anak yatim dan keluar penulisan ilmu.

Maka berkata tangan : Tidak ada jalan bagimu untuk mencabut roh orang mukmin dari arah ini, tangan ini telah mengeluarkan sedekah, tangan ini mengusap kepala anak-anak yatim dan tangan ini menulis ilmu pengetahuan.”
Oleh kerana malaikat maut gagal untuk mencabut roh orang mukmin dari arah tangan maka malaikat maut cuba pula dari arah kaki. Malangnya malaikat maut juga gagal melakukan sebab kaki berkata: “Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana kaki ini sentiasa berjalan berulang alik mengerjakan solat dengan berjemaah dan kaki ini juga berjalan menghadiri majlis-majlis ilmu.”

Apabila gagal malaikat maut, mencabut roh orang mukmin dari arah kaki, maka malaikat maut cuba pula dari arah telinga. Sebaik saja malaikat maut menghampiri telinga maka telinga pun berkata:”Tidak ada jalan bagimu dari arah ini kerana telinga ini sentiasa mendengar bacaan Al-Quran dan zikir.”

Akhir sekali malaikat maut cuba mencabut orang mukmin dari arah mata tetapi baru saja hendak menghampiri mata maka berkata mata:”Tidak ada jalan bagimu dari arah ini sebab mata ini sentiasa melihat beberapa mushaf dan kitab-kitab dan mata ini sentiasa menangis kerana takutkan Allah.”Setelah gagal maka malaikat maut kembali kepada Allah S.W.T.

Kemudian Allah S.W.T. berfirman yang bermaksud : “Wahai malaikatKu, tulis AsmaKu ditelapak tanganmu dan tunjukkan kepada roh orang yang beriman itu.” Sebaik saja mendapat perintah Allah S.W.T. maka malaikat maut menghampiri roh orang itu dan menunjukkan Asma Allah S.W.T. Sebaik saja melihat Asma Allah dan cintanya kepada Allah S.W.T maka keluarlah roh tersebut dari arah mulut dengan tenang.

Abu Bakar R.A. telah ditanya tentang kemana roh pergi setelah ia keluar dari jasad. Maka berkata Abu Bakar R.A:”Roh itu menuju ketujuh tempat :

1. Roh para Nabi dan utusan menuju ke Syurga Adnin.
2. Roh para ulama menuju ke Syurga Firdaus.
3. Roh mereka yang berbahagia menuju ke Syurga Illiyyina.
4. Roh para shuhada berterbangan seperti burung di syurga mengikut kehendak mereka.
5. Roh para mukmin yang berdosa akan tergantung di udara tidak di bumi dan tidak di langit sampai hari kiamat.
6. Roh anak-anak orang yang beriman akan berada di gunung dari minyak misik.
7. Roh orang-orang kafir akan berada dalam neraka Sijjin, mereka diseksa berserta jasadnya hingga sampai hari Kiamat.”

Telah bersabda Rasullullah S.A.W: Tiga kelompok manusia yang akan dijabat tangannya oleh para malaikat pada hari mereka keluar dari kuburnya:

1. Orang-orang yang mati syahid.
2. Orang-orang yang mengerjakan solat malam dalam bulan ramadhan.
3. Orang berpuasa di hari Arafah.

Sekian untuk ingatan kita bersama.
Wassallam.

Imam Ghazali memberikan beberapa kiat agar sholat kita bisa khusyu’. Salah satunya adalah persiapan hati. Beberapa saat menjelang sholat, siapkan hati. Hadapkan hati pada Allah, dan kosongkan dari segala kesibukan yang melalaikan. Ini point paling penting. Coba simak lafadz adzan! Kalimat pertama adalah “ALLAHU AKBAR”. Artinya Allah Maha Besar. Maka saat itu, yang lain haruslah dianggap kecil. Segala sesuatu selain Allah adalah kecil, maka hanya Allah yang Maha Besar. Segala kesibukan apapun adalah kecil, yang Besar hanyalah Allah.

Shalat Sunnah Tahajjud

            Shalat Tahajjud adalah shalat sunah yang dilakukan pada malam hari setelah tidur terlebih dahulu, karena arti Tahajjud adalah bangun pada malam hari.Afdhalnya shalat Tahajjud dilakukan pada sepertiga malam yang akhir yaitu kira-kita mulai jam 1.00 malam sampai menjelang masuk waktu shubuh berdasarkan hadits Nabi:"Perintah Allah turun ke langit diwaktu tinggal sepertiga yang akhir dari waktu malam, lalu berseru, adakah orang-orang yang memohon ( berdoa ) pasti akan kukabulkan, adakah orang yang meminta, pasti akan kuberikan dan adakah yang mengharap ampunan, pasti akan kuampuni baginya sampai tiba waktu shubuh"(al  Hadits).

Cara Melaksakan Shalat Tahajjud :

Shalat Tahajjud dilaksanakan dengan Munfarid ( tanpa berjamaah ), minimal dua rokaat dan maksimal tidak terhingga jumlah rakaatnya sampai hampir masuk waktu shubuh dan dilaksanakan setiap dua rakaat satu salam sebagaimana hadits Nabi saw:

"Shalat malam itu adalah dua rakaat, dua rakaat apabila khawatir akan masuk waktu shubuh maka berwitirlah satu rakaat saja" ( HR.Bukhari-Muslim ).

  • > Niat shalat Tahajjud didalam hati berbarengan dengan Takbiratul Ihram. "Aku niat shalat sunah Tahajjud dua rakaat karena Allah"

  • > Membaca doa Iftitah

  • > Membaca surat al Fatihah

  • > Membaca salah satu surat didalam al quran.Afdhalnya rokaat pertama membaca surat al Kafirun dan rakaat ke dua membaca surat al Ikhlas

  • > Ruku' sambil membaca Tasbih tiga kali

  • > I'tidal sambil membaca bacaannya

  • > Sujud pertama sambil membaca Tasbih tiga kali

  • > Duduk antara dua sujud sambil membaca bacaannya

  • > Sujud yang kedua sambil membaca Tasbih tiga kali.

  • > Setelah selesai rakaat pertama, lakukan rokaat kedua sebagaimana cara diatas, kemudian  Tasyahhud akhir setelah selesai maka membaca salam dua kali dan rakaat-rakaat selanjutnya sama dilakukan seperti contoh diatas.

  • > Setelah selesai shalat Tahajjud bacalah zikir yang mudah ( Allah - Allah - Allah ) terutama perbanyak Istigfar (mohon ampun), adakan dialog bathin dengan Allah sampaikan semua unek-unek yang ada dalam hati lalu ditutup dengan doa.


Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama
———————————————————————

Sibuk dan keasikan ngerjain tugas-tugas kuliah, kerjaan dan proyek-proyek yang menumpuk, maen game, browsing, nulis, jalan-jalan atau berbagai kegiatan lainnya sering kali membuat kita lupa waktu. Tanpa sadar, kita sudah menghabiskan waktu sekian jam. Tanpa kita sadari, sering kali terjadi, kita hampir melupakan shalat kita. Sudahkah Anda Shalat?

Orang Yang Tidak Melakukan Solat:

Subuh: Dijauhkan cahaya muka yang bersinar.

Dzuhur: Tidak diberikan berkah dalam rezekinya.

Ashar: Dijauhkan dari kesehatan/kekuatan.

Maghrib: Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya.

Isha: Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya..

Rasullulah Saw bersabda “Shalat adalah tiang agama, barang siapa yang mengerjakannya berarti ia menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya berarti ia meruntuhkan agama” (HR. Baihaqqi)

Shalat merupakan penghubung antara hamba dengan Tuhannya. Ia merupakan sebesar-besarnya tanda iman dan seagung-agungnya syiar agama. Shalat merupakan tanda syukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada hambanya. Ia merupakan ibadah yang membuktikan keislaman seseorang. Shalat adalah ibadah yang sangat mendekatkan hamba kepada Khaliqnya.

Memelihara dan Melalaikan Sholat

“Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
(Q.S. Ibrahim : 40)


Nilai ibadah yang tertinggi adalah sholat, sehingga walaupun semua amalannya istimewa, semuanya itu akan sia – sia dan tidak akan diterima Allah SWT.

Rasul menerangkan bahwa yang pertama kali akan dihisab diantara amal perbuatan manusia adalah sholat. Jika sholatnya rusak, maka rusak segala amalnya. Bagai air yang banyak didalam tempat yang bocor walau kecil, air itu tetap akan habis tak ada yang mengendap. Demikian pula halnya amal banyak tanpa mendirikan sholat.


Janganlah yang TARIKUSH SHALAT (ANTI SHALAT), yang sholatpun akan binasa dan mendapat siksa jika dalam melakukannya suka lalai, kadang-kadang sholat kadang-kadang cuti.

Pengetian lalai cukup banyak antara lain :

1. Jika datang wakut sholat , dia menunda-nunda nanti saja hingga habislah waktunya (ini menurut tafsiran Ibnu Abbas).

2. Didalam sholat, dia lalai menunaikan rukun-rukun dan syarat-syaratnya sebagai mana yang diperintahkan sara`.

3. Tidak pernah terlintas didalam hatinya untuk bisa sholat dengan khusu` apalagi memahami makna-makna bacaannya.

4. Lebih-lebih jika waktu sholat ashar yang waktunya sempit, dia selalu mengakhirkannya.

5. Berdiri sholat hanya ingin dipuji orang, agar disebut taat, supaya diakui oleh massa bahwa diapun islam lalu dengan harapan ditetapkan dalam suatu jabatan dan lain sebagainya. Jadi pada prinsipnya dia melakukan sholat bukan dengan tujuan mencari ridho Allah SWT.

Firman Allah SWT :

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali. Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir): tidak masuk kepada golongan ini (orang-orang beriman) dan tidak (pula) kepada golongan itu (orang-orang kafir), maka kamu sekali-kali tidak akan mendapat jalan (untuk memberi petunjuk) baginya.”
(Q.S. An Nisa : 142 – 143)

Rasululloh SAW bersabda : “Barang siapa terkena tanda-tanda itu, sempurnalah dia termasuk nifaq amali. Sholat yang demikian itu termasuk sholatnya orang yang munafiq, oleh sebab mereka tidak mengingat Allah kecuali sedikit sekali.”

Dalam hadits shahih beliau bersabda:

“Itu sholatnya si munafiq, itu sholatnya si munafiq, itu sholatnya si munafiq. Tidak mengingat Allah didalamnya kecuali sedikit sekali.”

Untuk mendapatkan fadilat sholat yang istimewa, hendaklah sholat pada waktunya, dalam arti begitu masuk waktu segera melakukannya, sebab setiap waktu sholat itu ada waktu yang utama (fadllahnya) dan ada waktu ikhtiar (pilihan).

Waktu utama (fadllah) 5 s/d 10 menit sejak masuknya waktu sholat.

Pernah suatu kali seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW : “Wahai Rasulullah! Saya ini sudah tua, tak kuasa lagi berjihad ataupun melakukan kebaikan-kebaikan lainnya, tapi saya ingin tidak berkurang pahala dalam mengisi sisa umurku ini.” Jawab Rasul: ” Sholatlah engkau selalu pada waktunya, pahalamu (pahala karena bersegera) sama dengan jihad fi sabilillah.”

Adapaun balasan orang yang suka melalaikan sholat, disebutkan dalam firman Allah SWT :

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.”
(Q.S. Al Maa`uun : 4 – 5)

Bagi mereka yang memelihara sholat secara baik dan benar, Allah SWT akan memuliakannya dengan lima hal, yaitu :
1. Dihindarkan dari kesempitan hidup.
2. Diselamatkan dari siksa kubur.
3. Dikaruniai kemampuan untuk menerima kitab catatan amal dengan tangan kanan.
4. Dapat melewati jembatan shirathal mustaqim secepat kilat.
5. Dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab.

Dan barang siapa melalaikan sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, dan tiga siksaan saat bertemu dengan Allah SAW.
6 siksaan yang ditimpakan di dunia yaitu :
1. Dicabut keberkahan umurnya.
2. Dihapus tanda kesalehan dari wajahnya. (pancaran kasih sayang terhadap sesama)
3. Tidak diberi pahala oleh Allah semua amal yang dilakukannya.
4. Doanya tidak diangkat ke langit.
5. Tidak memperoleh bagian doa kaum salihin.
6. Tidak beriman ketika roh dicabut dari tubuhnya.

3 siksaan yang ditimpakan saat meninggal dunia yaitu :
1. Mati secara hina.
2. Mati dalam keadaan lapar.
3. Mati dalam keadaan haus.

3 siksaan yang didapat dalam kubur yaitu :
1. Kubur mengimpitnya hingga tulang-belulangnya berantakan.
2. Kuburnya dibakar hingga sepanjang siang dan malam tubuhnya berkelojotan menahan panas.
3. Tubuhnya diserahkan kepada seekor ular bernama Asy-Syujaul Aqra. Kedua mata ular itu berupa api dan kukunya berupa besi, kukunya sepanjang satu hari perjalanan. ”Aku diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyiksamu, karena engkau mengundurkan sholat Subuh hingga terbit matahari, mengundurkan sholat Zuhur hingga Asar, mengundurkan sholat Asar hingga Magrib, mengundurkan sholat Magrib hingga Isya, dan mengundurkan sholat Isya hingga Subuh,” kata ular itu. Setiap kali ular itu memukul, tubuh mayat tersebut melesak 70 hasta, sekitar 3.000 meter, ke dalam bumi. Ia disiksa dalam kubur hingga hari kiamat. Di hari kiamat, di wajahnya akan tertulis kalimat berikut: Wahai orang yang mengabaikan hak-hak Allah, wahai orang yang dikhususkan untuk menerima siksa Allah, di dunia kau telah mengabaikan hak-hak Allah, maka hari ini berputus asalah kamu dari rahmat-Nya.

3 siksaan yang dilakukan ketika bertemu dengan Allah SWT yaitu :
1. Ketika langit terbelah, malaikat menemuinya, membawa rantai sepanjang 70 hasta untuk mengikat lehernya. Kemudian memasukkan rantai itu ke dalam mulut dan mengeluarkannya dari duburnya. Kadang kala ia mengeluarkannya dari bagian depan atau belakang tubuhnya. Malaikat itu berkata, ”Inilah balasan bagi orang yang mengabaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah.” Ibnu Abas berkata, ”Andai kata satu mata rantai itu jatuh ke dunia, niscaya cukup untuk membakarnya.”
2. Allah tidak memandangnya.
3. Allah tidak menyucikannya, dan ia memperoleh siksa yang amat pedih.

Demikianlah ancaman bagi orang-orang yang sengaja melalaikan sholat. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang bersegera menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya. Amin..

Sumber Artikel : Al-Qur’an dan Hadits


*Luruskan Dan Rapatkan Shaf*
Shalat berjamaah merupakan amal yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam . Sebagaimana sabdanya, "Shalat berjamaah
lebih afdhal dari shalat sendirian dua puluh derajat". Ketika shalat
berjamaah, meluruskan dan merapatkan shaf (barisan) sangat diperintahkan,
sebagaimana di dalam sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam,
Artinya, *"Luruskan
shafmu, karena sesungguhnya meluruskan shaf itu merupakan bagian dari
kesempurnaan shalat".* (Muttafaq 'Alaih).

Hadits ini dan hadits-hadits lain yang semisal, kata Ibnu Hazm, merupakan
dalil wajibnya merapikan shaf sebelum shalat dimulai. Karena menyempurnakan
shalat itu wajib, sedang kerapihan shaf merupakan bagian dari kesempurnaan
shalat, maka merapikan shaf merupakan kewajiban. Juga lafaz amr (perintah)
dalam hadits di atas menunjukkan wajib. Selain itu, Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam setiap memulai shalat, selalu menghadap kepada jamaah dan
memerintahkan untuk meluruskan shaf, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas
bin Malik Radhiallaahu anhu.

*Teladan dari Nabi dan Para Shahabat*

Umar bin Khaththab pernah memukul Abu Utsman An-Nahdi karena ke luar dari
barisan shalatnya. Juga Bilal pernah melakukan hal yang sama, seperti yang
dikatakan oleh Suwaid bin Ghaflah bahwa Umar dan Bilal pernah memukul pundak
kami dan mereka tidak akan memukul orang lain, kecuali karena meninggalkan
sesuatu yang diwajibkan (Fathul Bari juz 2 hal 447). Itulah sebabnya, ketika
Anas tiba di Madinah dan ditanya apa yang paling anda ingkari, beliau
berkata, "Saya tidak pernah mengingkari sesuatu melebihi larangan saya
kepada orang yang tidak merapikan shafnya." (HR. A-Bukhari).

Bahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam sebelum memulai shalat,
beliau berjalan merapikan shaf dan memegang dada dan pundak para sahabat dan
bersabda, *"Wahai sekalian hamba Allah! Hedaklah kalian meluruskan
shaf-shafkalian atau (kalau tidak), maka sungguh Allah akan
membalikkan wajah-wajah
kalian."* (HR. Al-Jama'ah, kecuali al-Bukhari)

Di dalam riwayat Abu Hurairah, dia berkata, "Rasulullah biasa masuk
memeriksa ke shaf-shaf mulai dari satu ujung ke ujung yang lain, memegang
dada dan pundak kami seraya bersabda, *"Janganlah kalian berbeda (tidak
lurus shafnya), karena akan menjadikan hati kalian berselisih"* (HR. Muslim)

Imam Al-Qurthubi berkata, "Yang dimaksud dengan perselisihan hati pada
hadits di atas adalah bahwa ketika seorang tidak lurus di dalam shafnya
dengan berdiri ke depan atau ke belakang, menunjukkan kesombongan di dalam
hatinya yang tidak mau diatur. Yang demikian itu, akan merusak hati dan bisa
menimbulkan perpecahan (Fathul Bari juz 2 hal 443). Pendapat ini juga
didukung oleh Imam An-Nawawi, beliau berkata, berbeda hati maksudnya terjadi
di antara mereka kebencian dan permusuhan dan pertentangan hati. Perbedaan
ketika bershaf merupakan perbedaan zhahir dan perbedaan zhahir merupakan
wujud dari perbedaan bathin yaitu hati.

Sementara Qhadhi Iyyadh menafsirkannya dengan mengatakan Allah akan mengubah
hati mereka secara fisik, sebagaimana di dalam riwayat lain (Allah akan
mengubah wajah mereka). Hal itu merupakan ancaman yang berat dari Allah,
sebagaimana Dia mengancam orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam
(i'tidal), maka Allah akan mengubah wajahnya menjadi wajah keledai. Imam
Al-Kirmani menyimpulkan, akibat dari pertentangan dan perbedaan di dalam
shaf, bisa menimbulkan perubahan anggota atau tujuan atau juga bisa
perbedaan balasan dengan memberikan balasan yang sempurna bagi mereka yang
meluruskan shaf dan memberikan balasan kejelekan bagi mereka yang tidak
meluruskan shafnya.

Berdiri di dalam shaf bukan hanya sekedar berbaris lurus, tetapi juga dengan
merapatkan kaki dan pundak antara satu dengan yang lainnya seperti yang
dilakukan oleh para shahabat. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiallaahu
anhu Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, Artinya *"Rapatkankan shaf, dekatkan
(jarak) antara shaf-shaf itu dan ratakan pundak-pundak."* (HR. Abu Daud dan
An-Nasai, dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Di dalam riwayat lain oleh Abu Dawud Rasulullah bersabda, Artinya *"Demi
jiwaku yang ada di tanganNya, saya melihat syaitan masuk di celah-celah shaf,
sebagaimana masuknya anak kambing."*

*Posisi Makmum di Dalam Shalat*

Apabila imam shalat berjamaah hanya dengan seorang makmum, maka dia (makmum)
disunnahkan berdiri di sebelah kanan imam(sejajar dengannya), sebagaimana
yang diceritakan oleh Ibnu Abbas bahwa beliau pernah shalat berjamaah
bersama Rasulullah Shalallaju 'alaihi wa sallam pada suatu malam dan berdiri
di sebelah kirinya. Maka Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam memegang
kepala Ibnu Abbas dari belakang lalu memindahkan di sebelah kanannya
(Muttafaq 'Alaih).

Apabila makmum terdiri dari dua orang, maka keduanya berada di belakang
imam, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, beliau bersabda,
Artinya *"Rasulullah shalat maka saya dan seorang anak yatim berdiri di
belakangnya dan Ummu Sulaim berdiri di belakang kami"* (Muttafaq 'Alaih).

Adapun pendapat Kufiyyun (Ulama-ulama' Kufah) yang mengatakan bahwa kalau
makmum terdiri dari dua orang maka yang satunya berdiri di sebelah kanan
Imam dan yang lainnya di sebelah kirinya, maka hal itu dibantah oleh Ibnu
Sirin, seperti yang diriwayatkan oleh Attahawi bahwa yang demikian itu hanya
boleh diamalkan, ketika shalat di tempat yang sempit yang tidak cukup untuk
membuat shaf di belakang.

Hadits di atas juga menjelaskan bahwa makmum wanita mengambil posisi di
belakang laki-laki, sekali pun harus bershaf sendirian. Dan dia tidak boleh
bershaf di samping laki-laki, apalagi di depannya. Sebaik-baik
shaflaki-laki adalah yang pertama dan seburuk-buruknya adalah yang
terakhir.
Sebaliknya bagi wanita, sebaik-baik shaf baginya adalah yang terakhir dan
yang paling buruk adalah yang pertama. (HR. Muslim dari Abu Hurairah). Dan
shaf yang paling afdhal adalah di sebelah kanannya imam. Dan dari situlah
dimulainnya membuat shaf baru, sebagaimana yang dikata-kan oleh Barra' bin
'Azib dengan sanad yang shahih. Menyempurnakan shaf terdepan adalah yang
dilakukan oleh para malaikat, ketika berbaris di hadapan Allah.

Di riwayatkan oleh Abu Dawud dari Jabir bin Samurah ia berkata, *"Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, "Tidakkah kalian ingin berbaris,
sebagaimana para malaikat berbaris di hadapan Rabb mereka." Maka kami
bertanya, "Bagaimanakah para malaikat berbaris di hadapan Rabb?" Beliau
menjawab, "Mereka menyempurnakan barisan yang depan dan saling merapat di
dalam shaf."*

Dibolehkan seorang makmum shalat di lantai dua dari masjid atau dipisahkan
dengan tembok atau lainnya dari imam, selama dia mendengar suara takbir
imam. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan, "Tidak mengapa kamu shalat
berjamaah dengan imam, walaupun di antara kamu dan imam ada sungai".
Ditambahkan oleh Abu Mijlaz, selama mendengar takbirnya imam (Shahih
Al-Bukhari). Dan sebagian ulama juga menyaratkan harus bersambungnya shaf,
namun hal ini masih diperdebatkan di antara para ulama. Juga kisah
qiyamuramadhan (shalat tarawih), yang pertama kali yang dilakukan oleh
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam .

*Larangan Membuat Shaf Sendirian*

Seorang makmum dilarang membuat shaf sendirian, berdasarkan hadits yang
diriwayatkan oleh Wabishah bin Mi'bad, bahwa Rasulullah melihat seseorang
shalat di belakang shaf sendirian, maka beliau memerintahkan untuk mengulang
shalatnya (HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).

Dan pada riwayat Thalq bin Ali ada tambahan, "Tidak ada shalat bagi orang
yang bersendiri di belakang shaf". Walaupun demikian sebagian ulama' tetap
menyatakan sah shalat seorang yang berdiri sendiri dalam satu shaf karena
alasan hadits di atas sanadnya mudltharib (simpang siur), sebagai-mana yang
dikatakan oleh Ibnu Abdil Barr.

Menurut Syaikh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin, jika seseorang menjumpai
shaf yang sudah penuh, sementara ia sendirian dan tidak ada yang ditunggu,
maka boleh baginya shalat sendiri di belakang shaf itu. Karena apabila ada
larangan berhada-pan dengan kewajiban (jamaah bersama imam, red), maka di
dahulu-kan yang wajib.

Untuk menjaga keutuhan shaf boleh saja seorang maju atau bergeser ketika
mendapatkan ada shaf yang terputus. Sabda Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam
yang diriwayatkan oleh Abu Juhaifah beliau bersabda, *"Barangsiapa yang
meme-nuhi celah yang ada pada shaf maka Allah akan mengampuni
dosanya."*(HR. Bazzar dengan sanad hasan).

Tiada langkah paling baik melebihi yang dilakukan oleh seorang untuk
menutupi celah di dalam shaf. Dan semakin banyak teman dan shaf dalam shalat
berjamaah akan semakin afdhal, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ubay bin
Ka'ab, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda, Artinya *"Shalat
seorang bersama seorang lebih baik daripada shalat sendirian dan shalatnya
bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya bersama seorang. Dan bila
lebih banyak maka yang demikian lebih disukai oleh Allah 'Azza wa
Jalla."*(Muttafaq 'Alaih).

Dan ketika memasuki shaf untuk shalat disunahkan untuk melakukannya dengan
tenang tidak terburu-buru, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah,
bahwasanya ia shalat dan mendapati Nabi sedang ruku' lalu dia ikut ruku'
sebelum sampai kepada shaf, maka Nabi berkata kepadanya, Artinya *"Semoga
Allah menambahkan kepadamu semangat (kemauan), tetapi jangan kamu ulangi
lagi."* (HR. Al Bukhari) dan dalam riwayat Abu Daud ada tambahan: "Ia ruku'
sebelum sampai di shaf lalu dia berjalan menuju shaf."

Seorang ahli ibadah bernama Isam Bin Yusuf, sangat warak dan khusyuk solatnya. Namun, dia selalu kuatir kalau-kalau ibadahnya kurang khusyuk dan selalu bertanya kepada orang yang dianggapnya lebih ibadahnya, demi untuk memperbaiki dirinya yang selalu dirasainya kurang khusyuk. Pada suatu hari, Isam menghadiri majlis seorang abid bernama Hatim Al-Assam dan bertanya, “Wahai Aba Abdurrahman, bagaimanakah caranya tuan solat?”.

Hatim berkata, “Apabila masuk waktu solat, aku berwudlu zahir dan batin.”

Isam bertanya, “Bagaimana wudlu zahir dan batin itu?”

Hatim berkata, ” wudlu zahir sebagaimana biasa yaitu membasuh semua anggota wudlu dengan air”. Sementara wudlu batin ialah membasuh anggota dengan tujuh perkara :

  1. Bertaubat
  2. Menyesali dosa yang telah dilakukan
  3. Tidak tergila-gilakan dunia
  4. Tidak mencari/mengharap pujian orang (riya’)
  5. Tinggalkan sifat berbangga
  6. Tinggalkan sifat khianat dan menipu
  7. Meninggalkan sifat dengki.”

Seterusnya Hatim berkata, “Kemudian aku pergi ke masjid, aku kemaskan semua anggotaku dan menghadap kiblat. Aku berdiri dengan penuh kewaspadaan dan aku rasakan aku sedang berhadapan dengan Allah, Syurga di sebelah kananku, Neraka di sebelah kiriku, Malaikat Maut berada di belakangku, dan aku bayangkan pula aku seolah-olah berdiri di atas titian ‘Siratal mustaqim’ dan menganggap bahawa solatku kali Ini adalah solat terakhir bagiku, kemudian aku berniat dan bertakbir dengan baik.”

“Setiap bacaan dan doa dalam solat, ku faham maknanya, kemudian aku rukuk dan sujud dengan tawadhuk, aku bertasyahud dengan penuh pengharapan dan aku memberi salam dengan ikhlas. Beginilah aku bersolat selama 30 tahun”. Apabila Isam mendengar, menangislah dia kerana membayangkan ibadahnya yang kurang baik bila dibanding-kan dengan Hatim.

Bagaimana dengan sholat kita ? apakah sudah khusyuk ?

Shalat Dhuha..bentuk Cintaku padaMu ya..Rabb!  ( *_* )

Orang yang suka memulai pagi harinya dengan menyebut dan mengagungkan Allah dengan melakukan shalat dhuha yakni shalat sunnat dua rakaat sekali, dua kali, tiga kali atau empat kali sesudah naik matahari kira-kira antara jam 7 sampai dengan jam 11, Allah SWT akan menjamin baginya dengan jaminan istimewa di dunia dan akhirat.
Perbuatan tersebut adalah kebiasaan yang dilakukan Rasulullah SAW selama hidupnya, sebagaimana beberapa keterangan antara lain :

“Telah berkata Abu Hurairah : Kekasih saya, (Nabi Muhammad SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu puasa tiga hari tiap-tiap bulan, sembahyang dhuha dua rakaat dan sembahyang witir sebelum tidur”. (Hadits Shahih Riwayat Bukhari Muslim).

“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan enam rakaat maka akan diberikan kecukupan pada hari itu. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di Surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang danugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberikan karunia kepada seseorang yang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya” (HR. Ath-Thabrani)

Memang SHALAT DHUHA merupakan keistimewaan yang luar biasa, sebab manusia akan merasa berat dan bahkan terlalu berat disaat-saat yang tanggung untuk berangkat kerja atau sedang kerja (sekitar jam 7 hingga jam 11), dia menyempatkan diri dulu buat melakukan shalat sunnat tersebut.

Padahal dirasa berat hanyalah apabila belum biasa dan belum tahu keistimewaannya. Lain halnya dengan orang yang sudah tahu keistimewaannya dan imannya pun cukup kuat, tentu walau bagaimanapun keadaannya, apakah dia mau berangkat, ataukah sedang dikantor, tentu ia mengutamakan shalat itu barang sebentar, ia merasa sayang akan keutamaan ridha Allah yang ada pada shalat tersebut.

Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah swt sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya.

Sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

Lantas bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah
dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35).

Disamping itu shalat dhuha ini juga dapat mengantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah, dimana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Setiap pagi setiap persendian salah seorang diantara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).

Tetapi yang lebih dalam dari itu lagi adalah shalat dhuha ini adalah salah amalan yang disukai Rasulullah saw beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra: “Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur” (Bukhari, Muslim, Abu Dawud). Kalaulah tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka Rasulullah saw akan tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.

“Dari Abu Huraerah ridliyallhu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda : Pada tiap-tiap persendian itu ada shadaqahnya, setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, setiap takbir adalah shadaqah (bacaanya : SUBHANALLAH, ALHAMDULILLAH, LAA ILAHA ILLALLAHU, ALLHU AKBAR), setiap amar ma’ruf nahyil munkar itu shadaqah. Dan cukuplah memadai semua itu dengan memperkuat/melakukan dua rakaat shalat dhuha” (Riwayat Muslim – Dalilil Falihin Juz III, hal 627).

Dalam hadits qudsi disebutkan bahwa shalat empat rakaat dipagi hari, Allah bakal menjamin dan mencukupkan segalanya dengan limpahan barakah sepanjang hari itu, sehingga bathinpun akan terasa damai walau apapun tantangan hidup yang merongrong, karena dia telah sadar semua itu ketetapan Allah : “Hai anak Adam, tunaikanlah kewajibanmu untuk KU, yaitu sembahyang empat rakaat pada pagi hari, niscaya Aku akan mencukupi sepanjang harimu (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Ya’la).

Dengan lafadz lain berbunyi : “Hai anak Adam, bersembahyanglah untuk KU empat rakaat pada pagi hari, aku akan mencukupimu sepanjang hari itu” (Riwayat Ahmad dari Abi Murrah).

Doa setelah menunaikan sholat dhuha yang diajarkan Rasulullah SAW : “Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha (milik) Mu, kecantikan ialah kencantikan (milik) Mu, keindahan itu keindahan (milik) Mu, kekuatan itu kekuatan (milik) Mu, kekuasaan itu kekuasaan (milik) Mu, dan perlindungan itu perlindungan Mu. Ya Allah, jika rizqiku masih diatas langit, turunkanlah, dan jika ada di didalam bumi, keluarkanlah, jika sukar, mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba Mu yang shaleh”.

Jumlah raka’at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka’at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka’at sekali salam. Hadits Rasulullah SAW terkait shalat dhuha antara lain : “Barang siapa shalat Dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana disurga” (H.R. Tarmiji dan Abu Majah). “Siapapun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak busa lautan.” (H.R Turmudzi). “Dari Ummu Hani bahwa Rasulullah SAW shalat dhuha 8 rakaat dan bersalam tiap dua rakaat.” (HR Abu Daud). “Dari Zaid bin Arqam ra. Berkata, Nabi SAW keluar ke penduduk Quba dan mereka sedang shalat dhuha‘. Beliau bersabda, “Shalat awwabin (duha‘) berakhir hingga panas menyengat (tengah hari).” (HR Ahmad Muslim dan Tirmidzi).

Itulah keistimewaan dan keutamaan shalat DHUHA, didunia memberikan keberkahan hidup kepada pelakunya, diakherat pun, di hari kiamat, orang itu dipanggil Allah untuk dimasukkan ke dalam syurga, sebagaimana sabda Nya didalam hadits qudsi : “Sesungguhnya di dalam syurga, ada pintu yang dinamakan pintu DHUHA, maka ketika datang hari kiamat memanggillah (yang memanggil Allah), dimanakah orang yang selalu mengerjakan sembahyang atas Ku dengan sembahyang DHUHA? inilah pintu kamu, maka masuklah kamu ke dalam syurga dengan rahmat Allah”. (Riwayat Thabrani dari Abu Huraerah).


Alangkah nikmatnya menjalankan sholat dengan penuh kesejukan dan kekusyu’an. Shalat akan menjadi suatu dambaan dan selalu dinanti. Tapi sayang, terkadang sebagian dari kita tidak bisa meraih shalat khusyu’. Waktu sholat datang silih berganti, namun kualitas sholat kita justru semakin anjlok. Pada akhirnya shalat terasa berat dikerjakan. Na’udzubillah

Jika khusyu’ telah dicapai,maka shalat akan terasa ringan dikerjakan. Allah berfirman:

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’ (QS.2:45-46)

Dalam berbagai kitab-kitab klasik maupun kontemperer, banyak sekali ulama-ulama kita YANG TELAH membahas bagaimana meraih khusyu’ dalam shalat. Berikut ini saya akan mencoba membagi dari apa yang saya ketahui.


tobatlah

TAUBAT NASUHA

Taubat adalah pintu menuju terbukanya gerbang rahmat Allah swt. Mohon ampunlah kepada Allah atas seluruh dosa, serta berjanjilah tidak akan mengulanginya lagi. Buka lembaran baru kehidupanmu dengan tekat dan komitmen yang kuat agar menjadi hamba Allah yang sejati. Tobat tanpa diiringi komitmen yang kuat sering kali mengalami kegagalan di tengah jalan.

allah

TANAMKAN HAKIKAT LAA ILAHA ILLALLAH DI DALAM HATI

Buanglah seluruh ‘kebesaran’ makhluk di hatimu. Sucikan hati dari segala kepercayaan kepada makhluk. Penuhilah dadamu dengan satu kekuatan, satu tuhan, satu cinta, yaitu hanya Allah ‘azza wa jalla.

Singkirkanlah rasa cinta dunia dan perkara-perkara yang menghijabmu denganNya. Bagaimana shalat akan khusyu’ sementara kau yakin bahwa pekerjaanlah sumber segala rizki? Cukuplah Allah pemelihara seluruh kehidupan.

wudhu-3

SEMPURNAKAN BERISTINJA’ DAN WUDHLU’

Shalat tidak akan sah bila wudhlu tidak sah. Wudhlu tidak sah bila salah dalam beristinja. Berhati-hatilah wahai saudaraku, banyak sekali orang yang tidak sah shalatnya karena ia kencing berdiri hingga ia terkena najis.

Sempurnakanlah setiap anggota tubuh yang wajib/sunnah wudhlu. Sebelum berwudhlu, bersiwaklah. ‘‘Bersiwak itu dapat membersihkan mulut dan mendapat keredhaan Allah.”[1]

mushaf

PAHAMI SETIAP BACAAN  DAN DOA KETIKA SHALAT

Kita akan mengerti apa yang kita ucapkan, apabila hal itu memang keluar dari lubuk hati yang terdalam. Boleh jadi lisan berkata, namun tiada makna, karena tidak paham dengan apa yg diucapkan. Maka, pelajari dan resapilah setiap makna bacaan shalatmu. Bagaimana Allah menurunkan rahmatNya, sementara engkau hanya berkomat-kamit tak menentu dan hatimu lalai mengingatNya?

BirdIntoSun

YAKINI BAHWA ALLAH MENYAKSIKAN SHALATMU

Fokuskan dirimu hanya untuk Allah ketika shalat, dari takbir hingga salam. Jangan sampai ingatan-ingatan lain merasuk. Usahakan fikiran selalu ‘bersama’ Allah. Yakini Allah Maha Menyaksikan dirimu. Dia menginginkan dirimu hanya untukNya. Jangan kecewakan Allah karena shalatmu!

khusyu'1

JAUHILAH SEGALA PERKARA HARAM

Allah itu Maha suci, sedang perkara haram itu ibarat sampah busuk. Maka, jauhilah perkara yang haram dan selalulah beristighfar setiap membuat kesalahan. Jauh dirimu dari makanan haram, perbuatan haram, pemandangan haram. Semoga Allah mengampuni saya yang banyak dosa ini.

LATIH DENGAN SHALAT TAHAJJUD

Jika sholat seseorang baik maka, baik pula seluruh ‘amalannya. Maka, baikkanlah shalatmu dengan melatihnya bersama Allah di keheningan malam. Bacalah Al Quran dengan perlahan. Rasakan benar setiap gerakan dan ucapan.

JADIKAN DIRIMU SPECIAL KETIKA BERTEMU DENGANNYA

Gunakanlah pakaian yang baik. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian sunnah. Allah tentu lebih tahu bagaimana membalas kebaikan hambanya. Bukankah tampil di depannya dengan keindahan adalah kebaikan? Allah Maha indah, dan mencintai keindahan [2]

Persiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menghadapNya. Perhatikan tempat shalat dan waktu shalat. Pergilah ke masjid ketika shalat fardhu.

ANGGAP INI ADALAH SHALATMU YANG TERAKHIR

Kematian adalah rahasia Allah. Setiap bernyawa pasti akan mati. Kita tidak tahu kapan dimana,  mengapanya. Bayangkanlah dalam sholatmu, bahwa setelah shalat ini kau akan mati, dikafani, dimandikan, dishalatkan dan dikuburkan oleh ahli keluarga dan tetanggamu

GUNAKAN SALAH SATU PENDAPAT IMAM MAHZAB

Para Imam Mahzab (rahimahullah) adalah orang-orang yang bersih ilmu agamanya. Gunakanlah salah satu pendapat mereka mengenai tata cara shalat. Berpalinglah dari cara-cara shalat orang-orang jahil. Shalat dengan bermahzab adalah shalatnya para salafusshalih dan Ahlus Sunnah Waljamaah

SELALULAH BERDOA KEPADA ALLAH AGAR DIBERI HAKIKAT SHALAT KHUSYU’

Segala kebaikan adalah milik Allah. Mintalah kebaikan atas shalatmu. Jika seluruh shalat makhluk Allah adalah kebaikan, maka tiadalah bandingannya dengan kebaikan sebutir debu di sisi Allah.

Rasulullah selalu berdoa: Ya Allah, hamba berlindung dari hati yang tidak khusyu’, amalan yang tidak diterima, dan do ‘a yang tidak diijabah.

Saudaraku, kita yang banyak dosa inilah yang sebenarnya lebih pantas berdo’a seperti itu. Bahkan lebih. Maka, mintalah kepada Allah akan memberikan hati yang khusyu’. Jika tidak, apakah engkau merasa lebih mulia dari pada Rasulullah? Na’udzubillah.

Demikianlah. Allah tidak akan merubah dirimu, sebelum engkau merubah komitmen yang ada pada dirimu sendiri. Jika engkau mendatangiNya dengan berjalan, Allah akan mendatangimu dengan berlari. Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepada hamba-hambaNya. Wallahu’alam

Boleh Kami Numpang Shalat Di Sini…?!

sholatTerkadang untuk menyampaikan sebuah kebenaran tidak perlu ceramah dan retorika. Tutur kata yang santun & perilaku mengesankan dapat membuat seseorang simpati lalu jatuh hati.

Ubaid adalah seorang pegawai. Belasan tahun sudah ia bekerja di sebuah bank swasta. Orangnya jujur, rajin dan taat beribadah. Agama baginya bukan hanya di masjid dan dinikmati sendiri. Namun agama menurutnya adalah dakwah, berbagi dengan sesama sehingga nilai dan sinarnya dapat dirasakan oleh orang lain.

Ubaid beruntung karena mendapatkan fasilitas KPR dari kantornya. Dua minggu sudah ia mencari-cari rumah yang sesuai dengan plafond kantor dan sesuai pula dengan keinginannya. Allah Swt menunjukkan rumah yang sesuai untuknya di sebuah bilangan di Ciputat – Tangerang, Cirendeu tepatnya.

Ubaid menceritakan kepada istrinya rumah yang baru saja dilihat. Sore itu Ubaid berjanji untuk mengajak istrinya untuk melihatnya sekaligus meminta persetujuan atas rumah yang dimaksud.

Setengah enam sore, Ubaid & istri berangkat dari rumah menuju Cirendeu. Baru separuh jalan, terdengarlah kumandang adzan Maghrib. Mendengarnya, Ubaid berujar kepada istrinya , “Shalat Maghrib kita numpang saja ya di rumah yang mau kita lihat..!” Istrinya pun mengiyakan usul Ubaid.

Ubaid & istri sampai di rumah itu. Pemilik rumah menyambut mereka dengan seulas senyum. Mereka dipersilakan masuk dan duduk di ruang tamu. Dalam pembicaraan yg mereka lakukan, Ubaid & istri mengetahui bahwa ibu pemilik rumah adalah seorang janda usia 50 tahun lebih beranak dua.

“Berapa bu rumah ini mau dijual?” tanya istri Ubaid kepada pemilik rumah. “Saya mau lepas dengan harga 300 juta” sahut pemilik rumah. “Gak boleh kurang?” tandas istri Ubaid. “Itu juga sudah murah… Kemarin ada yang tawar 260 juta saya gak kasih” jawab pemilik rumah. Mendengarnya Ubaid & istri menjadi paham harga yang diinginkan pemilik rumah, namun plafond dari kantor untuk Ubaid hanya Rp 250 juta. Ubaid & istri saling berpandangan. Budget mereka tidak sesuai dengan harga rumah yg diinginkan.

***

Ubaid melirik jam di pergelangan tangannya. Masya Allah…! Waktu Isya sebentar lagi tiba, padahal Ubaid & istri belum shalat Maghrib… Ubaid lalu berkata kepada pemilik rumah, “Ibu, boleh kami numpang shalat di sini?” Mendengar kalimat itu rona wajah pemilik rumah berubah drastis. Tampak kebingungan & sedikit tegang. Ubaid merasakan hal itu, ia pun meralat kalimatnya, “Kalo gak boleh shalat di sini, masjid yang terdekat dimana ya…?” Kalimat ini pun menambah kekikukan bagi pemilik rumah, dan ia pun menyergah “Masjid jauh dari sini!!!” Ubaid pun menjadi bingung atas sikap & jawaban dari pemilik rumah. Dalam hati ia menduga kalau-kalau pemilik rumah bukan seorang muslimah. Namun Ubaid & istrinya harus segera shalat Maghrib, ia pun berujar, “Kalo gak boleh shalat di dalam rumah, bolehkah kami shalat di teras?” Merasa terdesak, pemilik rumah akhirnya mengizinkan. Maka jadilah Ubaid & istrinya shalat Maghrib di teras rumah. Tanpa alas apapun sebagai sejadah mereka.

***

Usai shalat, Ubaid dan istri melanjutkan pembicaraan dengan pemilik rumah. Tidak berlangsung lama, mereka pun berpamitan. Sayang malam itu tidak ada angka yang disetujui oleh mereka, baik oleh Ubaid dan istri ataupun dari pemilik rumah. Masing-masing bertahan dengan harga dan uang yang mereka mau.

“Malam itu akhirnya gak ada angka yang pas buat kita, beliau maunya 300 juta, padahal saya hanya boleh ngambil KPR maksimal Rp250 juta” demikian Ubaid bercerita kepada saya. “Namun pak, aneh sungguh aneh luar biasa…. keesokan paginya, ibu pemilik rumah menelpon ke hp saya!” Ubaid melanjutkan ceritanya. Kalimat terakhir yang ia ucapkan membuat saya bertanya ada apa gerangan.

Ubaid bercerita bahwa pemilik rumah itu bertanya lewat pembicaraan telpon pagi-pagi sekali, “Pak Ubaid, saya nelpon cuma mau tanya, apakah setiap rumah yang hendak bapak beli harus disembahyangin dulu…?!”  Saat Ubaid sampaikan kalimat itu, dahi saya berkernyit dan membuat saya berujar, “Maksudnya apa?” “Itu dia pak…, saya pun menanyakan hal yang sama kepada ibu itu?!” sahut Ubaid. Lalu Ubaid menceritakan bahwa ibu pemilik rumah itu menanyakan kepadanya apakah setiap rumah yang mau dibeli harus dishalatin dulu? “Saya bilang sama ibu tadi bahwa saat itu kami berdua belum shalat Maghrib padahal waktu Isya sudah hamper masuk… jadi apa yang kami lakukan adalah sebuah kewajiban bukannya untuk menentukan rumah itu cocok atau tidak…!” Ubaid menjelaskan kalimat yang ia sampaikan kepada ibu pemilik rumah. “Tapi pak…, ibu itu berkata bahwa entah kenapa usai saya & istri pulang ia merasa cocok dan menjadi tenang hatinya, makanya pagi itu beliau menelpon ke hp saya” Ubaid menambahkan.

Lebih panjang Ubaid bercerita kepada saya bahwa ibu itu mengaku sudah hampir 30 tahun tidak pernah shalat sejak ia ditinggal oleh suaminya dan harus membesarkan kedua anaknya. Hidupnya panik dan sulit. Ia harus bekerja dan mencari nafkah. Duit dan duit yang ada dalam kepalanya, dia lupa sama sekali untuk menyembah Allah.

“Sekarang, ibu itu tidak kurang 3 kali dalam seminggu pasti menelpon atau berkunjung ke rumah. Dia mau belajar menjadi muslimah lagi katanya” Ubaid menjelaskan kepada saya. “Rumah itu sudah kami beli darinya. Harganya pun amat menakjubkan. ..! Jauh dari dugaan kami semula… Kami membelinya dengan harga Rp 220 juta saja!!!” tambah Ubaid. Saya takjub mendengarnya. “Lebih hebatnya lagi…, sampai sekarang rumah itu baru separuh kami bayar. Bukan karena keinginan kami, tapi keinginan ibu itu!!!” tegas Ubaid. Saya langsung bertanya keheranan , “Kok bisa begitu…?” “Dia bilang bayar saja sisanya kalau saya sudah merasa puas belajar ibadah kepada pak Ubaid dan keluarga…! ” Ubaid menutup kalimatnya sambil tersenyum.

***

Subhanallah. … kisah itu begitu berarti bagi saya yang mendengarnya. Terkadang bila ibadah sudah mewujud dalam akhlak seseorang, maka simpati dari sesama akan terbit dan menyinari kehidupan yang kita jalani. Ternyata, semuanya menjadi makin indah dengan ibadah!!!


Sesungguhnya sholat adalah ibadah badani yang paling agung dalam agama ini. Dia adalah rukun Islam setelah syahadat. Kewajiban sholat telah tetap berdasarkan al-Qur’an, hadits, ijma’ kaum muslimin. Khusyuk dalam sholat adalah hal yang sangat penting, sudah barang tentu kita dituntut untuk berusaha dan selalu melatih diri dapat menunaikan sholat dengan khusyuk.

Memahami Khusyuk

Imam Roghib al-Ashfahani rahimahullah berkata: “Khusyuk adalah merendahkan diri. Umumnya kalimat khusyuk digunakan untuk istilah pada anggota badan. Adapun tunduk dan merendahkan diri umumnya untuk menggambarkan sesuatu yang ada di dalam hati. Oleh karena itu dikatakan, jika hatinya telah tunduk maka akan khusyuk pula anggota badannya.[1]

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata: ”Khusyuk adalah sebuah makna yang tersusun dari pengagungan, kecintaan, perendahan dan perasaan butuh”.[2]

Al Hafizh Ibnu Rojab rahimahullah berkata: ”Asalnya khusyuk adalah lembutnya hati, tenang, tunduk dan perasaan butuh kepada-Nya. Apabila hati telah khusuk maka seluruh anggota badan akan mengikutinya, karena anggota badan mengikuti hati.”[3]

Jadi khusyuk bukan hanya tergambar dari anggota badan, bukan sekedar tenang dan diam yang dibuat-buat !!! Atau tingkah laku seperti orang yang khusyuk namun hatinya kosong dan tidak tunduk kepada Allah azza wa jalla.

Kiat Menggapai Khusyuk Dalam Sholat

1. Persiapan Sebelum Sholat

Hal ini dimulai saat adzan dikumandangkan, dengan segera mengambil wudlu, membersihkan mulut dan badan kemudian memakai pakaian yang bersih dan bagus untuk sholat. Allah ta’ala berfirman:

يَابَنِي ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَتُسْرِفُوا إِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

”Hai anak Adam, kenakanlah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’rof: 31)

Setelah itu berjalanlah menuju masjid dengan tenang, tidak tergesa-gesa, bacalah doa keluar rumah dan menuju masjid. Apabila telah sampai di depan pintu masjid bacalah doa masuk masjid kemudian sholat lah dua rakaat.

2. Tuma’ninah di dalam sholat

Adalah Nabi shallallahu’alaihi wa sallam sholat dalam keadaan tuma’ninah yang paling sempurna hingga setiap persendian kembali ke tempatnya. Dan beliau shallallahu’alaihi wa sallam juga memerintahkan orang yang jelek sholatnya untuk mengulangi kembali. Adapun sholat dengan tergesa-gesa, tidak tenang saat ruku’ dan sujud adalah sholatnya orang yang paling jelek.

Dari Abu Qotadah radliyallahu’anhu bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Orang yang paling jelek dalam mencuri adalah orang yang mencuri dalam sholatnya”. Para shahabat bertanya: ”Wahai Rasulullah, bagaimaa dia mencuri dalam sholatnya ? Nabi menjawab: ”Yaitu orang yang tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya ketika sholat”. (HR. Ahmad: 24/378, al-Hakim 1/229, Shohih Jami’:997)

Dan orang yang cepat dalam sholatnya, tidak tuma’ninah dan tergesa-gesa tidak mungkin bisa khusyuk karena cepat itu menghilangkan kekhusyukan dalam sholat.

3. Ingat mati ketika sholat

Berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:

”Ingatlah kematian di dalam sholatmu. Karena seseorang bila ingat mati di dalam sholat, dia akan memperbagus sholatnya. Sholatlah seperti sholatnya seorang laki-laki yang tidak menyangka bahwa dia akan sholat lagi di lain waktu” (Hasan. Lihat takhrij lengkapnya dalam as-Shohihah: 1421)

4. Pahamilah apa yang engkau baca

Yaitu berusaha memahami ayat dan doa yang kita baca. Karena ayat al-Qur’an diturunkan agar dipahami dan direnungi maknanya. Allah azza wa jalla berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا ءَايَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ

”Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Shood: 29)

Demikian pula termasuk sebab yang dapat membantu dalam merasakan kelezatan bacaan al-Qur’an atau doa adalah dengan memahami dan kandungan ayat dan doa yang dibaca. Imam Ibnu Jarir at-Thobari rahimahullah berkata: ”Sungguh aku heran kepada orang yang membaca al-Qur’an akan tetapi dia tidak memahami makna dan tafsiran ayatnya, bagaimana mungkin dia bisa merasakan lezatnya bacaannya?!”[4]

5. Tinggalkan dosa dan maksiat

Allah azza wa jalla berfirman:

إِنَّ اللهَ لاَيُغَيِّرُ مَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubahkeadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (Ar-Ro’d: 11)

Maksiat adalah penghalang khusyuk. Cukuplah pikirannya akan senantiasa teringat kemaksiatan yang ia lakukan sebagai pelajaran bahwa khusyuk tidak mungkin tercapai dengan tetap bermaksiat.

6. Pilihlah pekerjaan yang sesuai

Maksudnya adalah memilih jenis pekerjaan yng tidak berbenturan dengan waktu sholat dan tidak membebankan pikiran. Karena bila pekerjaan itu berat, secara otomatis pikiran akan senantiasa teringat dengan pekerjaan, sehingga rasa sholat khusyuk menjadi hilang. Demikian pula jika pekerjaan berbenturan dengan waktu sholat, akan menyebabkan sholat tertunda, atau mengerjakan sholat super kilat !!. Dan semua ini menghilangkan khusyuk dalam sholat.

7. Tidak menambah kesibukan dunia

Jika Allah azza wa jalla telah memberimu kecukupan rezeki dalam bekerja di pagi hari, maka jadikanlah waktu sore untuk beramal akhirat. Merasa cukuplah dengan pemberian Allah ta’ala, jangan engkau habiskan waktumu seharian penuh hanya mengejar urusan dunia yang tidak ada habisnya!!. Karena jika jiwa ini merasa cukup, hati akan lapang, tentram dan pikiran tidak akan bercabang kemana-mana memikirkan bisnis atau pekerjaan!. Dia akan mendatangi sholat dengan hati yang tenang, siap bermunajat kepada Allah ta’ala dan pikirannya tertuju pada sholat. Renungkanlah hal ini wahai saudaraku.

8. Mengambil Sutroh Sholat

Termasuk perkara yang bisa mendatangkan rasa khusyuk dalam sholat adalah menjadikan sholat kita menghadap sutroh. Karena hal itu lebih menjaga pandangan, menjaga dari setan dan menjaga agar  tidak dilalui orang. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

”Apabila salah seorang diantara kalian sholat, maka sholatlah dengan menghadap sutroh dan mendekatlah.” (HR. Abu Dawud: 698, dihasankan oleh al-Albani dalam Shohihul Jami’: 651)

Imam Nawawi rahimahullah berkata: ”Hikmah anjuran mengambil sutroh adalah menjaga pandangan dari perkara yang ada di depannya, menghalangi orang yang lewat didekatnya dan mencegah lewatnya setan yang dapat menggoda untuk membatalkan sholatnya”.[5]

9. Pusatkan hati dan pikiran

Perkara ini memang berat dan tidak mudah, terkadang ketika kita sholat perkara yang tadinya tidak teringat akan menjadi ingat ketika kita sudah masuk sholat. Akan tetapi, tetaplah berusaha untuk memusatkan hati kepada Allah ta’ala, ingat bahwa kita sedang berdiri di hadapan Rabb semesta alam, penguasa langit dan bumi.

Adalah Dzun Nun menceritakan bagaimana sholatnya para ahli ibadah: ”Bila engkau melihat mereka sholat, tatkala sudah berdiri di tempat khusus sholat mereka, kemudian mereka membuka sholat dengan takbir, akan terlintas dalam hati mereka bahwa tempat yang mereka berdiri sekarang adalah seperti tempat berdirinya para manusia kepada Allah”.[6]

Al-Hafizh Ibnu Rojab al-Hambali rahimahullah berkata: ”Menghadap kepada Allah dengan hati dan pikiran, tidak menoleh kepada selain-Nya, ada dua bentuk: Pertama, hatinya tidak berpaling kepada perkara yang mudah, hanya terpusat kepada Allah azza wa jalla. Kedua, pandangannya tidak menoleh ke kanan dan ke kiri, hanya tertuju ke tempat sujudnya, inilah keharusan khusyuk bagi hati, tidak menoleh kepada selainnya.”[7]

10. Berdoa dan mohonlah perlindungan dari godaan setan

Setan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Permusuhan ini akan senantiasa berlangsung hingga hari kiamat. Apalagi dalam perkara sholat, jika seorang hamba berdiri untuk sholat setan akan cemburu karena dengan demikian manusia sedang berada dalam keadaan yang paling dekat kepada Allah ta’ala. Setan akan benci dan akan berusaha kuat untuk menggoda dan membatalkan sholatnya.

Bahkan akan terus memberi janji-janji muluk, memberi angan-angan kepada manusia, hingga manusia terjerat dan lupa akan perkara sholat!!![8]

Setan itu diibaratkan seperti perampok jalanan, acapkali seorang hamba ingin berjalan menuju Allah azza wa jalla, dia akan berusaha untuk memutus jalannya.

Diantara doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk berlindung dari ketidakkhusyukan adalah:

اَللَّهُمَّ إِنِّى أُعُوذُبِكَ مِنْ عِلْمٍِ لاَيَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍِ لاَيَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍِ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍِ لاَ يُسْتَچَابُ لَهَا

”Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari Ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari doa yang tidak dikabulkan” (HR. Muslim: 2722)

Dinukil dari artikel yang berjudul Khusyuk Dalam Sholat oleh Ust. Abu Abdillah Syahrul Fatwa as-Salim hal. 51-55, Majalah al-Furqon Edisi 4 tahun kesembilan/ Dzulqo’dah 1430 (Okt/Nop 2009). Silahkan untuk merujuk ke majalah tersebut untuk pembahasan yang lengkap.


[1] Al-Mufrodaat fi Ghorib al-Qur’an hal. 154-155

 

[2] Madarijus shalikin: 2/10

[3] Al-Khusyuk fis Sholat hal.10, Ibnu Rojab

[4] Muqoddimah Tafsir at-Thobari: 1/10, Mahmud Syakir

[5] Syarah Shohih Muslim: 4/216

[6] Al-Khusyuk fis Sholat hal. 19

[7] Idem. Hal. 19

[8] Al-Wabilus Shoib hal. 36

Keajaiban Sholat Tahajud

Kebiasaan sholat tahajud sungguh merupakan kenikmatan bagi yang melaksanakan. Terkadang pada setiap sholat tahajud ada keajaiban bagi yang melaksanakan. Agak mustahil memang untuk diceritakan tapi kejadian ini benar-benar nyata terjadi pada saya.

Pada suatu saya memperkenalkan teman pada seorang akhwat. Beberapa malam kemudian saya sholat tahajud dan dilanjutkan sholat subuh. Pada pagi hari saya sempat bermimpi sedang hadir di acara walimah ursy, teman dan akhwat tersebut duduk di pelaminan sebagai pasangan pengantin.

Saya sempat telpon seorang teman, "Teh, percaya nggak, aku semalam mimpi loh melihat teman kita ini duduk di pelaminan pada walimah ursy." "Ah, mana mungkin mas agus. Baru aja diperkenalkan. Mana mungkin secepat itu menikah." katanya setengah tidak percaya.

Waktupun bergulir begitu cepat. Perbincangan itu berlalu begitu saja. 6 bulan kemudian saya bersama-sama teman-teman lainnya hadir di walimah ursy persis sama dengan yang pernah saya lihat dalam mimpi, subhanallah..Maha Suci Alloh..itulah keajaiban sholat tahajud buat saya. Mungkin teman-teman juga pernah mengalami hal yang sama bertemu dengan keajaiban sholat tahajud.

---

Shalat malam, bila shalat tersebut dikerjakan sesudah tidur, dinamakan shalat Tahajud, artinya terbangun malam. Jika hendak mengerjakan sholat Tahajud, harus tidur dulu.

" Pada malam hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau. Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yang terpuji." (QS : Al-Isro' : 79).

Keajaiban Gerakan Sholat

Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Adz Dzariyat: 56)

sholat11Ayat pembukaan di atas jelas mengisyaratkan bagi kita kaum muslim untuk hanya menyembah Zat Maha Tunggal, yaitu Allah SWT. Shalat merupakan salah satu cara untuk menunjukkan penghambaan kita kepada Allah. Namun lebih daripada itu, shalat tidak hanya menjadi kewajiban atas umat muslim. Melainkan menjadi suatu kegiatan atau aktivitas yang seharusnya menjadi kebutuhan, bukan kewajiban. Artikel yang akan anda baca ini akan menjelaskan mengapa shalat seharusnya tidak menjadi kewajiban yang memberatkan. Justru menjadi suatu aktivitas ibadah yang tiada duanya yang memberi manfaat penuh bagi yang melaksanakannya. Shalat adalah satu-satunya ibadah yang berisi gerakan-gerakan yang menyehatkan dan lebih mirip seperti berolahraga.

URGENSI SHALAT

Dalam agama Islam, shalat itu memiliki kadar kepentingan yang amat besar. Bukti-buktinya adalah sebagaimana berikut:

a). Shalat merupakan rukun Islam yang kedua.

b). Shalat adalah amal hamba paling awal yang dihisab (dikalkulasi) nanti di hari kiamat. Jika diterima, maka akan diterima pula amal yang lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika tertolak maka tertolak pula amal yang lain.

c). Shalat adalah amal hamba paling awal yang dihisab (dikalkulasi) nanti di hari kiamat. Jika diterima, maka akan diterima pula amal yang lainnya. Demikian pula sebaliknya, jika tertolak maka tertolak pula amal yang lain.

d). Orang yang memeliharanya berarti telah memelihara agamanya. Sedangkan yang menyia-nyiakannya pasti dia menyia-nyiakan yang lainnya.

e). Ukuran Islam dalam kalbu seseorang seperti kadar shalat dalam kalbunya. Demikian pula bagian seseorang dalam agama seperti bagian dia dalam shalatnya.

f). Shalat merupakan bukti kuat mengenai cinta seorang hamba kepada Rabbnya dan tanda syukur terhadap nikmat-nikmatNya.

g). Karena urgensinya, maka Allah memerintahkan pelaksanaannya dalam kondisi bagaimanapun, baik dalam perjalanan atau mukim, dalam kondisi perang atau damai dan dalam keadaan sehat atau sakit.

h). Demikian halnya, seluruh nash (baik ayat ataupun hadits) menyatakan dengan jelas bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir. Nabi bersabda: “Sesungguhnya penghalang antara seseorang dengan kekafiran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim). Beliau juga bersabda: “Perjanjian di antara kita dan mereka adalah shalat, maka siapa saja yang meninggalkannya sungguh telah kafir”. (HR. Ahmad dan para pemilik kitab Sunan).

Maka dari itu, jika orang yang meninggalkan shalat mati, maka dia kafir dan tidak perlu dimandikan, tidak dikafani, tidak dishalatkan, tidak dikuburkan di pemakaman kaum muslimin, hartanya tidak boleh diwarisi oleh keluarganya yang muslim tapi masuk dalam baitul mal kaum muslimin dan hukum-hukum lainnya.

Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat adalah gudang OBAT dari BERBAGAI JENIS PENYAKIT.

Allah SWT tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh ciptaan-Nya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa untuk kesehatan diri dan pasien mereka.

Begitu pula dengan shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing.

BEBERAPA GERAKAN SOLAT DAN MANFAATNYA

Takbiratul Ihramtakbiratulikram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar. Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh bagian atas.

Ruku’
ruku1Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang. Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.

I’tidalitidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu memberi efek melancarkan pencernaan.

sujudSujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.

Duduk di antara sujuddiantara-2-sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.

Salam
salamGerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal. Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit wajah.

Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis) yang didalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?

Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen. Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.

Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan dalam Islam.

Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam-diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.

Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggaan wanita. Payudara tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki fungsi kelenjar air susu di dalamnya.

Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami, otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali (fiksasi).

Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk. Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum.

Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.

Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi. Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar. Alhasil, tubuh senantiasa bugar.

Menurut penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam disertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik: Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan disertasi itu, Soleh berhasil meraih gelar Doctor dalam bidang ilmu kedokteran pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang dipertahankannya beberapa waktu lalu.

Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan (sunnah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi) khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.

Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh. Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.

“Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindikasikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan. Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama Islam semata-mata dogma atau doktrin.

Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa, seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berdasarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menyebabkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.

Sholat Mata Terpejam

Banyak diantara umat muslim saat ini yang masih sering memejamkan mata ketika sholat, umumnya mereka beralasan bahwa dengan memejamkan mata akan meningkatkan konsentrasi atau lebih khusu’ dalam melaksanakan sholat. Bahkan dapat membayangkan dan menangisi dosa-dosa yang pernah diperbuatnya. Dan ada diantara mereka yang juga ada yang hanya membaca bacaan sholat didalam hati dengan maksud lebih mendukung dan menghayati sholatnya. Sebagai seorang muslim yang selalu mencari keutamaan dan kebenaran, tentunya kita lebih mendahulukan Ilmu sebelum memutuskan atau melaksanakan suatu perkara. Sehingga apa yang kita amalkan seperti sholat, tidaklah menjadi suatu hal yang sia-sia apalagi dosa karena telah menyelisihi Syariat Islam. Untuk itu marilah kita pelajari dan amalkan fatwa dari Asy-Syaikh Muhammad Ibnu Utsaimin dalam kitabnya As Syarhul Mumti’ 4/52 yang membahas tentang perkara-perkara seperti yang dijelaskan diatas.

Pendapat yang shohih hukumnya makruh, karena menyerupai perbuatan orang Majusi saat mereka mengibadati api, dimana mereka memejamkan mata mereka. Dan dikatakan juga, perbuatan itu termasuk perbuatan orang Yahudi. Menyerupai perbuatan non Muslim sekurang-kurangnya adalah haram, sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Maka memejamkan mata dalam sholat sekurang-kurangnya menjadi makruh, kecuali jika ada faktor penyebabnya, seperti sekelilingnya terdapat hal yang menyibukkannya (mengganggunya) bila ia membuka kedua matanya, maka pada saat itu ia memejamkan kedua matanya untuk menjauhi faktor yang merusak.

Jika ada orang yang mengatakan: saya mendapatkan diri saya lebih khusu’ kalau seandainya kedua mata dipejamkan, apakah antum akan menfatwakan agar saya memejamkan kedua mata? Jawabnya: TIDAK, karena kekhusukan ini, dimana antum mendapatkannya dengan mengerjakan hal-hal yang makruh datangnya dari syaitan, hal itu seperti khusu’nya kaum sufi dalam membaca zikir-zikir mereka yang mereka jadikan ibadah, sementara perbuatan itu adalah bid’ah (tidak dikenal dalam ajaran Islam). Terkadang syaita akan menjauh dari hati antum bila antum memejamkan kedua mata antum, lalu ia tidak mengganggu, supaya syaitan itu memperdayai atau menjatuhkan antum untuk berbuat hal yang makruh. Maka kita katakan: bukalah kedua matamu dan berusahalah untuk khusu’ didalam sholatmu. Adapun memejamkan kedua mata antum untuk khusu’ tanpa ada sebab, maka itu tidak boleh, karena ini dari syaitan.

Perlu kita ketahui bahwa faktor utama untuk mendapatkan sholat khusu’ adalah sholat seperti sholatnya Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam, dan Rasulullah tidak pernah memejamkan matanya, kalau seandainya memejamkan mata itu adalah cara terbaik untuk mendapatkan kekhusu’kan, pastilah Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam telah mengajarkannya kepada kita.

Adapun masalah membaca dalam hati, itu menyelisihi sunnah, karena membaca itu adalah dengan menggerakkan bibir dan mendengarkan bacaan itu untuk diri kita sendiri. Inilah makna membaca menurut bahasa Arab, maka sholatnya dibagi dua yaitu jahriyah dan sirriyah. Jahriyah adalah dengan mengeraskan suara, adapun Sirriyah adalah dengan melunakkan suara, dimana yang mendengarkan itu adalah kita sendirai, tentunya dengan menggerakkan bibir.

Adapun yang telah antum perbuat, InsyaAllah sholat antum sah dan diterima Alloh Ta’ala, karena anda tidak mengetahui hukumnya, adapun setelah ini, janganlah mengulangi perbuatan tersebut. Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kepada kita sholat yang khusu’ dan menerima seluruh ibadah kita. amiin. Wallahu ‘Alam

Make a Free Website with Yola.