Realtime Live Streaming

Polls

9 Keys in Retail Business III

Melayani pelanggan adalah hal yang harus diperhatikan oleh pengusaha retail. Karena pelanggan sebenarnya tidak hanya membeli produk yang kita pajang namun mereka juga mencari kepuasan dan kenyamanan.

Dimana hal tersebut berkaitan erat dengan pelayanan business retail atau yang kita kenal sebagai customer service.  Selain itu costumer service juga merupakan bagian “moment of truth” dari kepercayaan pelanggan dalam bisnis retail.

Kunci selanjutnya dari berbisnis retail adalah sistem yang baik agar kelangsungan bisnis dapat berjalan lancer. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan mulai dari hal terkecil seperti inventory barang, reorder point dan sistem lainnya yang menunjang bisnis dan infrastruktur bisnis retail.

Bagian yang juga tak kalah penting dalam rangka menunjang bisnis retail adalah logistik. Penyedian stock barang ini berkaitan dengan inventory dan juga daya beli masyarakat. Penyedian barang tepat waktu dan ketersedian barang yang memadai akan memudahkan bisnis retail itu sendiri. Dan masih ada keterkaitannya dengan logistik ini adalah supplier. Supplier bagian yang juga menentukan keberadaan barang dalam bisnis retail. Dan terakhir adalah tahapan people sebagai pengelola sekaligus pelaku retail. Dari keseluruhan tahapan dan bagian terpenting dalam bisnis retail, people merupakan ujung tombak terlaksananya sistem dan keberlangsungan bisnis retail.

 

Bekerja Adalah Seni

Written by Jansen Sinamo 

Apa yang telah kita lakukan selama satu tahun perjalanan hidup kita seharusnya menjadikan kita lebih kaya batin.

Kesenangan dan kedukaan akan mengiringi langkah kita di setiap masa. Karena itu pujilah gagasan kita semua. Jangan pernah bersikap dogmatik menghadapi 2009. Jadilah seperti peselancar dan biasakan diri kita untuk dapat bergerak lentur, sehingga seperti apapun gelombang yang menerpa dalam kehidupan kita dapat kita nikmati. Kelenturan ini perlu kita lakukan agar kita tidak mudah patah kala diterjang gelombang dan badai yang entah kapan datangnya. 

Seperti itulah kehidupan kita di tahun 2009. Seperti peselancar. Maka tinggalkanlah  2008 dengan rasa sukur yang besar, sambut 2009 dengan antisipasi dan kemesraan, keyakinan dan sikap positif serta kesukacitaan.

Para psikolog mengatakan bahwa pikiran kita mentransfer data visual ke dalam format audio dahulu untuk memahami suatu pesan tertulis. Selanjutnya, yang terdengar akan bertahan jauh lebih lama dalam ingatan disbanding yang terlihat. Itu sebabnya, telinga kita lebih superior daripada mata.

Spirit, Ketekunan dan Kecerdasan

Adakah orang yang selalu sukses di dunia ini ? Gagal itu perlu dialami oleh manusia. Kegagalan adalah pemicu seseorang untuk melaju lebih cepat lagi.

Untuk menghadapi kegagalan diperlukan suatu roh atau spirit. Spirit adalah modal kehidupan yang harus kita jaga. Karena ketika kita bertemu dengan masalah, spirit adalah penenang dan teman yang baik untuk meraih puncak. Spirit berarti sukses, sembuh melampaui segala macam hambatan, serta keluar dari jebakan kegagalan.

Jika spirit ini kita jaga maka akan menimbulkan suatu ketekunan. Ketika kita terus bertekun pada suatu hal maka kecerdasan mengenai hal tersebut akan muncul.

Karena itu Don’t Let Your Spirit Down dengan menganggap kegagalan yang tengah melanda kita adalah suatu ujian terhadap spirit kita dan kita harus menyakinkan diri untuk lulus ujian itu.

Kehidupan ini paradoks antara mencari, mengejar sekaligus menerima. Yang kita perlukan untuk menerima rahmat adalah mengamati, menunggu dan jangan memikirkan rahmat itu. Tekuni saja kehidupan kita dalam setiap waktunya.

Kelas dan Habitus

Dalam kehidupan bermasyarakat kelas sosial sudah dikelompokkan tersendiri secara alami. Dan manusia kemudian menamakan kelompok – kelompok itu menjadi kelas rendah, kelas tinggi dan kelas elit.

Setiap kelas membawa habitusnya sendiri dimana tentunya ini akan berpengaruh pada habitus mereka. Setiap habitus berbeda untuk setiap kelasnya, karena habitus terbentuk akibat tuntutan kelas itu. Karena itu kebiasaannya berbeda.

Cita – cita setiap orang adalah menaikkan kelasnya. Cara naik kelas yang paling lazim adalah dengan pendidikan baik formal maupun nonformal. Pendidikan adalah strategi utama untuk naiknya kelas kehidupan kita.

Dalam bekerja kita sebenarnya sedang belajar menaikkan kelas kita serta tengah menumbuhkan etos dan habitus professional. Jika ini sudah ada pada kita, maka kita telah siap untuk menerima tanggungjawab lebih dan mengerjakan tugas yang lebih berat lagi, tentunya dengan posisi yang juga lebih tinggi.

Pilihlah kelas yang kita inginkan untuk menjadi anggotanya. Sesudah memilih kelas maka bekerja keraslah untuk mengembangkan habitus professional untuk menjadi anggotanya. Belajarlah baik dari sisi formal maupun informal agar menjadi anggota utama dikelas yang kita pilih dan bergaullah dari kelas yang kita pilih. Maka kita akan menjadi anggota kita inginkan dalam kelompok yang kita pilih.

Kelas dan Habitus

Dalam kehidupan bermasyarakat kelas sosial sudah dikelompokkan tersendiri secara alami. Dan manusia kemudian menamakan kelompok – kelompok itu menjadi kelas rendah, kelas tinggi dan kelas elit.

Setiap kelas membawa habitusnya sendiri dimana tentunya ini akan berpengaruh pada habitus mereka. Setiap habitus berbeda untuk setiap kelasnya, karena habitus terbentuk akibat tuntutan kelas itu. Karena itu kebiasaannya berbeda.

Cita – cita setiap orang adalah menaikkan kelasnya. Cara naik kelas yang paling lazim adalah dengan pendidikan baik formal maupun nonformal. Pendidikan adalah strategi utama untuk naiknya kelas kehidupan kita.

Dalam bekerja kita sebenarnya sedang belajar menaikkan kelas kita serta tengah menumbuhkan etos dan habitus professional. Jika ini sudah ada pada kita, maka kita telah siap untuk menerima tanggungjawab lebih dan mengerjakan tugas yang lebih berat lagi, tentunya dengan posisi yang juga lebih tinggi.

Pilihlah kelas yang kita inginkan untuk menjadi anggotanya. Sesudah memilih kelas maka bekerja keraslah untuk mengembangkan habitus professional untuk menjadi anggotanya. Belajarlah baik dari sisi formal maupun informal agar menjadi anggota utama dikelas yang kita pilih dan bergaullah dari kelas yang kita pilih. Maka kita akan menjadi anggota kita inginkan dalam kelompok yang kita pilih.

Spirit, Ketekunan dan Kecerdasan

Adakah orang yang selalu sukses di dunia ini ? Gagal itu perlu dialami oleh manusia. Kegagalan adalah pemicu seseorang untuk melaju lebih cepat lagi.

Untuk menghadapi kegagalan diperlukan suatu roh atau spirit. Spirit adalah modal kehidupan yang harus kita jaga. Karena ketika kita bertemu dengan masalah, spirit adalah penenang dan teman yang baik untuk meraih puncak. Spirit berarti sukses, sembuh melampaui segala macam hambatan, serta keluar dari jebakan kegagalan.

Jika spirit ini kita jaga maka akan menimbulkan suatu ketekunan. Ketika kita terus bertekun pada suatu hal maka kecerdasan mengenai hal tersebut akan muncul.

Karena itu Don’t Let Your Spirit Down dengan menganggap kegagalan yang tengah melanda kita adalah suatu ujian terhadap spirit kita dan kita harus menyakinkan diri untuk lulus ujian itu.

Kehidupan ini paradoks antara mencari, mengejar sekaligus menerima. Yang kita perlukan untuk menerima rahmat adalah mengamati, menunggu dan jangan memikirkan rahmat itu. Tekuni saja kehidupan kita dalam setiap waktunya.


Power of the Will

Kita semua pasti mempunyai keinginan dan kehendak, baik dalam skala kecil maupun besar. Keinginan dan kehendak ini sebenarnya adalah alat bagi manusia meraih apa yang menjadi impiannya.

Dan kita adalah modal utama untuk perwujudan kehendak kita. Selain itu ada hal lain yang dapat membantu kita mewujudkan kehendak kita yaitu kecerdasan, ketekunan dan kesabaran. Ketiga unsur diatas harus dilibatkan mengingat kita tidak dapat bekerja sendiri.

Harus ada persetujuan dari atas kita seperti orangtua, pimpinan kita dan pada tingkat yang sangat tinggi kita harus meminta persetujuan Tuhan. Jika semua itu sudah sejalan maka kehendak kita akan terlaksana dengan mudah. Selain itu juga gunakanlah bahasa yang baik dan sopan.

Bottom Line

Setiap manusia alangkah baiknya membuat target dalam hidupnya. Karena dengan target maka manusia mengetahui apa yang harus dan tidak dilakukan. Target ini dalam bahasa yang lebih ilmiah bisa disebut sebagai bottom line.

Semakin bagus dan mantap bottom line seseorang maka tenaga penggerak untuk mencapai kesuksesan makin besar lagi karena dia tahu apa yang harus diambil dan ditinggalkannya. Untuk mencapai bottom line bisa digunakan metode visualisasi.

Ini bisa dikaitkan dengan the secret - Mintalah Yakinlah dan Terimalah. Bottom line bisa direview tergantung dari pencapaian kita akan bottom line itu. Selain itu bottom line tidak hanya penting untuk mengukur jejak rekam keberhasilan seseorang tapi juga berguna untuk diri sendiri sebagai internal motivator.

Bottom line adalah suatu energi yang mengkreasikan sesuatu dalam diri seseorang dan itu adalah ciri kemanusiaan bahwa manusia harus better higher bigger dan prima optima ultima.

Etos et Habitus

Habitus dicetuskan oleh seorang pemikir social Perancis – Pierre Bourdieu. Menurut Bourdieu, Habitus merupakan hasil keterampilan yang menjadi tindakan praktis (tidak harus selalu disadari) yang kemudian diterjemahkan menjadi suatu kemampuan yang kelihatannya alamiah dan berkembang dalam lingkungan sosial tertentu (P.Bourdieu, 1994: 9, 16-17).

Dalam proses perolehan keterampilan itu struktur-struktur yang dibentuk berubah menjadi struktur-struktur yang membentuk. Konsep habitus juga memperhitungkan kemampuan kreatif dan strategis. Dengan kata lain, habitus kelas itu bisa berkembang dan dibesarkan tidak lepas dari kepemilikan kapital budaya dan kapital ekonomi.

Dengan demikian Habitus menjadi modal kita untuk bertahan dalam satu kelas. Habitus juga dapat dijadikan modal kultural. Karena itu Habitus itu fleksibel.

Habitus dapat memberikan perubahan baik secara organisasional dan individual. Namun alangkah lebih baiknya jika perubahan itu dilakukan dengan sadar. Dimana kesadaran itu akan membantu pilihan kita yang kemudian akan membentuk kita sebagai manusia. Ingatlah bahwa manusia membentuk habitus dan habitus membentuk kehidupan itu sendiri.

Naik Gunung

Sang Guru Etos – Jansen Sinamo selama sekitar 70 hari tidak hadir di tengah – tengah Smart Listener. Dan minggu ini Guru Etos Jansen Sinamo hadir untuk memberikan penjelasan mengenai vakumnya beliau beberapa waktu.

Ternyata beliau vakum karena terserang stroke. Walaupun stroke melumpuhkan sebagian tubuhnya namun untungnya asset berharga beliau yaitu otak beliau tetap bisa aktif. Sehingga akan banyak pemikiran yang akan dibagi oleh beliau kepada Smart Listener.

Selama terkena serangan stroke beliau tetap berpegang teguh pada Etos Kehidupan dengan menyadari bahwa hidup terkadang memang tak sesuai dengan apa yang diinginkan.

Sang Guru – Jansen Sinamo menyikapi sakitnya sebagai suatu cara untuk beristirahat. Karena tanpa disadarinya beliau jarang mengistirahatkan rumah jiwanya, sehingga proteslah tubuhnya dan sakit. Untungnya berkat obat, semangat, doa, sentuhan, dukungan dan antusiasme baik dari dalam diri maupun orang – orang di sekililingnya maka kini beliau berangsur sembuh.

Jansen tidak mengeluh dengan apa yang menimpanya karena sakit pastinya memberikan hikmah tersendiri dalam kehidupan.

Jansen berpesan beristirahatlah selagi bisa dan berikanlah asupan bergizi bagi tubuh kita serta ramahlah pada tubuh kita.

Gagal Itu Penting

Kegagalan adalah hal yang sering dialami oleh semua manusia. Bagi orang dengan mindset tetap kegagalan adalah hal yang sangat memalukan dan biasanya mereka tidak mau melihat penyebabnya dan tidak mau memperbaikinya.

Berbeda dengan orang bermindset berkembang. Mereka cenderung mencari penyebab dan solusi. Dalam hal ini orang dengan mindset berkembang melihat kegagalan sebagai alat untuk melancung diri menuju tujuannya. Mereka akan mencari feedback untuk membuat nilai bagi diri mereka sendiri. Selain itu mereka juga dapat melihat potensi mereka dengan melalui kegagalan.

Mengenai kegagalan ini Bill Gates pernah berkata bahwa bekerja di perusahaan terkemuka dan sukses itu mudah. Tapi jika Anda bekerja di perusahaan yang gagal Anda dipaksa untuk berpikir kreatif dan mendalam dimana Anda diminta untuk selalu menanyakan asumsi.

Setiap orang pasti mempunyai cara untuk memperbaiki kegagalan karena manusia mempunyai kekuatan untuk melawan kegagalan. Salah satu cara untuk bangkit dari kegagalan adalah dengan selalu berkonsentrasi pada solusi dan tindakan yang akan diambil. Lalu ambil hikmah dan pelajaran dari kegagalan itu. Kita bias setiap saat bangkit dari kegagalan jangan tunda waktu lagi untuk sembuh dari kegagalan.


Mindset dan Sukses

Definisi kesuksesan untuk setiap orang terkadang ’disamakan’ bahwa sukses berarti punya banyak uang, punya pasangan menarik dan anak yang lucu. Apakah memang demikian ?

Pandangan yang kita terima dari orangtua dan lingkungan akan berpengaruh pada definisi keberhasilan seseorang. Padahal setiap orang bertanggungjawab untuk membuat definisi suksesnya sendiri dan tidak meniru orang lain.

Orang dengan mindset tetap akan memandang keberhasilan sebagai ’aku hebat, berbakat dan akan fokus disini saja’. Jika ada bidang lain yang ditawarkan biasanya dia akan meragu karena belum tentu bisa melakukannya.

Sementara untuk mindset berkembang definisi sukses lebih pada progres. Dimana berarti aku bertumbuh dan berkembang tanpa memedulikan hal itu akan membuatnya hebat atau tidak. Yang penting baginya bagaimana ini akan berhasil. Apa pelajaran yang bisa didapat, bisakah hal itu diaplikasikan. Orang dengan mindset berkembang mencoba untuk tantangan baru. Citra tidak terlalu penting baginya.

Fundamental Mindset

Minggu lalu telah dibicarakan bahwa mindset adalah hal yang berkaitan dengan system kepercayaan kita yang berpengaruh pada perilaku kita. Mindset terdiri dari 2 macam yaitu mindset tetap dan berkembang.


Setiap manusia hakekatnya dilahirkan dengan mindset berkembang. Hanya saja seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman dan usia maka mindset juga bisa berubah. Namun demikian manusia juga bisa memiliki mindset gabungan yaitu tetap dan berkembang tergantung dimana dia ingin menggunakannya.

Lalu bagaimana mengidentifikasi mindset atasan ?

Mindset atasan bisa kita identifikasi dengan bagaimana cara dia menilai karyawannya. Apakah dia mau membantu karyawannya untuk menerima tugas di luar kemampuan karyawannya itu dan membimbingnya ? Atau dia malah diam saja dengan karyawannya dan memandang tetap kemampuan karyawannya itu.

Bagaimana kita menghadapi atasan ber-mindset tetap sedangkan kita ber-mindset berkembang ?

Terlebih dulu kita bisa mempelajari cara mendekati dan mempengaruhi atasan dengan menyebutkan kehebatan dan kesuksesan yang telah dicapainya dalam proyek – proyek yang dilakukannya. Jangan lupa ketika melakukan pendekatan pakailah bahasa cinta. Jika ini tidak berhasil cobalah usulkan diri pindah ke bagian lain yang lebih memungkinkan kita lebih bisa berkembang. Nah jika tidak juga menemukan solusinya apa boleh buat kita harus segera menjauh.

Lalu bagaimana mengetahui jenis mindset apakah yang dianut karyawan ?

Atasan bisa memberikan tugas menantang kepada karyawan. Jika karyawan tersebut tertekan dengan tugas yang diberikan bisa dipastikan dia memiliki jenis mindset tetap. Tapi jika karyawan itu diberikan tugas dan mampu melakukannya dan meminta yang jauh lebih menantang, maka dia bisa digolongkan orang dengan jenis mindset berkembang.

Bagaimana jika kita sendiri yang ingin mengubah mindset ?

Pertama yang harus dilakukan adalah memikirkan secara sadar apa yang akan kita lakukan dengan hidup kita. Apakah nilai paling penting bagi kita ? Jika kita sudah menyadari hal yang ingin kita ubah, langkah selanjutnya adalah belajar.

Apakah jenis mindset kita ?

Menggunakan Bahasa Cinta di Tempat Kerja

Komunikasi adalah hal penting agar hubungan dengan rekan kerja harmonis. Dengan berbagai karakter yang ada dalam kantor terkadang ada ketegangan kala kita harus mengkomunikasikan pekerjaan dengan mereka. Agar kita dapat bekerja dengan efektif sesama rekan kerja kita harus mengerti tipe rekan kerja kita terlebih dahulu.

Setelah kita mengetahui tipe rekan kerja kita maka kita dapat menggunakan bahasa cinta yang sesuai untuk masing – masing rekan kerja. Ada sekitar lima tipe rekan kerja yaitu tipe yang suka dengan saat – saat menyenangkan untuk berkumpul (seperti gathering, makan malam), tipe yang senang diberi hadiah, tipe yang senang diberi perhatian fisik (seperti ditepuk dan disalami dengan erat), dan tipe dengan aktifitas pelayanan dan tipe yang senang diberikan kata –kata mendukung.

Dengan mengetahui tipe mereka kita juga bisa mengetahui tipe kita sendiri. Cara mengetahui tipe rekan kerja seperti apakah kita, bisa kita tes dengan melihat ulang diri sendiri mengenai apa yang sering kita keluhkan ketika menghadapi pekerjaan. Perhatikan apa yang sering kita minta dan tuntut dari orang lain. Dan amati respon kita yang membuat kita paling bahagia dan paling dicintai.

Penggunaan bahasa cinta ini menjadi penting kala kita meminta dukungan dari rekan kerja. Ketika kita telah berkomunikasi dengan rekan kerja menggunakan bahasa cinta, biasanya rekan kerja akan sangat mendukung kita karena dia merasa sangat dimengerti dan tangki bensinnya telah kita isi. Dengan demikian dia akan berbuat yang terbaik buat kita. Secara tidak langsung maka bahasa cinta ini bisa mendongkrak karir kita.

Namun agar bahasa yang kita pakai itu tidak kebablasan maka kita harus membatasi diri dengan nilai – nilai yang kita anut. Dan memegang teguh batasan antara kehidupan profesional dan kehidupan personal.

Mindset Updating

Mindset atau pola pikir berkaitan dengan sistem kepercayaan, berpikir dan sikap. Bicara mengenai Update Mindset berarti kita bicara cara kita mengatasi dan mengenali masalah. Jika mindset beku maka kita kesulitan menjelaskan pengalaman hidup yang datang menjemput.

Selain itu mengupdate mindset juga adalah cara kita mendefinisikan apakah sesuatu itu ancaman atau peluang untuk melakukan sesuatu, lalu cara kita menilai kekuatan dan kelemahan kita, cara kita menentukan area prioritas hidup kita, cara kita menanggapi perubahan, bagaimana kita memberikan solusi yang kita tawarkan jika ada yang menceritakan masalahnya pada kita, dan cara kita berperilaku dan memilih kata – kata dalam situasi tertentu.

Mindset akan menggerakkan apa perilaku, kebiasaan dan karakter seseorang. Dan dalam waktu tertentu karakter seseorang bisa bertransformasi tergantung pada apa yang telah dialaminya.

Mindset bisa dibagi menjadi mindset tetap dan berkembang.

Mindset tetap. Orang yang selalu memperhatikan apalah sesuatu itu berguna bagi dirinya atau tidak, masuk sebagai orang dengan mindset tetap. Orang seperti ini selalu butuh diperhatikan dan dinilai. Kalau saya melakukan ini apakah saya akan berhasil atau gagal, cerdas atau bodoh, diterima atau ditolak. Orang jenis ini sangat bersemangat mencari pembuktian diri baik pada dirinya ataupun orang lain. Bahwa dia itu cerdas, berbakat dan apapun yang hebat menjadi penting bagi dirinya. Dia haus akan pembuktian diri. Karena itu jika ada tugas yang sekiranya membuat dia bodoh atau konyol maka dia akan meninggalkannya.

Berbeda dengan mindset berkembang yang mementingkan proses. Orang dengan pola pikir seperti ini akan berfokus pada upaya apa yang dilakukan untuk berkembang dan mengalami peningkatan. Dan dia juga menyadari bahwa setiap upaya itu ada konsekuensinya, kalau tidak naik ya turun, namun demikian dia tidak peduli toh yang penting prosesnya.

Pembentukan macam mindset ini ditentukan oleh lingkungan dominant yaitu orangtua, pengajar sekolah dan pelatih olahraga. Merekalah yang paling banyak mengasah mindset orang – orang muda.

Lalu bagaimana cara mengupdate mindset ? Cobalah untuk keluar dari zona nyaman. Lakukanlah hal yang tidak pernah kita lakukan dan pergi ke tempat yang belum pernah datangi. Tembuslah batas dan cobalah hal baru yang positif.

Ketika mencoba sesuatu berarti kita tengah berada dalam proses belajar maka belajarlah sampai kita bisa. Dengan belajar juga maka kita tengah mengasah potensi kita yang bisa berubah dari waktu ke waktu.

Etos Kerja Sang Pembelajar II

Manusia pembelajar adalah manusia yang selalu menanyakan mengenai siapa dirinya, darimana dirinya berasal, kemana dirinya akan pergi, apa tanggungjawab dirinya dan kepada siapa dirinya harus percaya.

Ini semua dilakukan untuk mengenali potensi terbaik dalam diri manusia baik yang sudah ada maupun yang masih dalam proses dan untuk mengabdikan potensi dirinya dengan sebaik – baiknya.

Jawaban dari semua pertanyaan ini akan makin tajam dan fokus seiring banyaknya hal yang dialami oleh manusia dalam kehidupannya.

Etos kerja manusia pembelajar lebih dari hanya sekedar mencari nafkah materi tapi lebih pada pemenuhan kebutuhan emosi dan juga spiritual serta aktualisasi diri.

Sementara etos sendiri adalah seperangkat perilaku positif yang berakar pada kesadaran dan keyakinan fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma integral. Proses etos sendiri adalah proses yang kreatif dan produktif. Orang yang mempunyai etos kerja baik adalah orang yang mengabdikan potensi terbaiknya sesuai denga komitmennya. Dan orang dengan etos kerja baik bisa menjadi seorang pemimpin yang baik juga.


Etos Kerja Sang Pembelajar

Menyalahkan orang lain atas apa yang kita perbuat sering kita lakukan tanpa kita sadari. Lalu kita marah – marah atas kesalahan kita sendiri. Keadaan emosi kita memang turun naik nah kitalah yang harus jadi master untuk emosi kita dan bertanggungjawab atasnya.

Sejumlah orang tidak menyadari bahwa kita bisa mengendalikan emosi itu. Cobalah untuk melakukan tes pengendalian emosi seperti ketika kita melihat sesuatu yang tidak menyenangkan maka kita cemas dan marah. Maka apa yang terjadi ? Lalu cobalah ubah emosi kita menjadi positif ketika melihat sesuatu yang tidak menyenangkan. Bagaimana ?

Pengontrolan atas emosi yang kita miliki adalah anugrah terbesar manusia bahwa kita bisa mengubah emosi kita dengan beragam cara.
Nah

pengontrolan dan pengubahan emosi adalah satu ciri manusia pembelajar. Apakah Manusia Pembelajar itu ? Manusia Pembelajar adalah setiap orang yang bersedia menerima tanggungjawab untuk mengenal diri sendiri dengan selalu berusaha mencari jawaban yang lebih baik. Manusia pembelajar tidak pernah berhenti bertanya. Dia selalu berusaha mengaktualisasikan potensi yang ada dengan cara menjadi diri sendiri dan menolak untuk diidentifikasikan selain dari dirinya dan pemikirannya. Pertanyaan yang sering diajukan oleh manusia pembelajar untuk aktualisasi diri adalah siapa aku, darimana aku, kemana aku pergi, apa yang menjadi tanggungjawabku, dan kepada siapa aku percaya.

Pertanyaan diatas juga mempengaruhi etos kerja manusia pembelajar. Dimana mereka akhirnya selalu bekerja tanpa memikirkan imbalan materi semata, namun juga mereka bekerja karena cinta, ibadah dan rahmat.

Memetik Kebahagiaan Kerja

Kebahagiaan itu nyata adanya. Kita bisa merasakan kebahagiaan kita melalui hati kita, badan kita dan seluruh sayaraf – syaraf kita. Rasa bahagia itu biasanya diwujudkan dengan menyanyi, mengucap syukur dan wajah berbinar – binar. Mencari kebahagiaan sesungguhnya bisa didapatkan dimana saja termasuk di tempat kerja.

Lama ada paradigma yang merayap dalam pikiran manusia bahwa kerja itu melelahkan, stress, membuat pusing dan kalau bisa malah kita tinggalkan pekerjaan itu. Karena itu tidak heran jika kita selalu menyambut gembira hari libur.

Dalam jam kerja dan ruang kerja ada paket kegembiraan yang bisa dipetik untuk memenuhi hati dan jiwa kita.  Kalau kita bahagia, senang dan menikmati pekerjaan kita maka kita benar – benar menjadi manusia, sehat tubuh lebih perform dan optimum. Hasil kerjanya juga jadi lebih bagus. Jika kita bahagia kita menularkan kebahagiaan itu kepada lainnya. Menikmati pekerjaan dapat kita lakukan dengan berinteraksi sepenuhnya dengan apa yang ada di lingkungan kerja kita ( rekan kerja dan perlengkapan kerja).

Dengan demikian kita bisa menghayati dinamika dan sukacita interaksi. Dan ini bisa mempengaruhi state of mind hingga kita bisa bahagia. Kita adalah raja bagi diri sendiri dan jika ingin bahagia dalam pekerjaan kita maka ubahlah state of mind kita menjadi positif.

Montir 220.000

Bekerja...bekerja dan bekerja. Seolah tidak ada yang istimewa dengan bekerja selain karena kita memang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, aktualisasi diri dan alasan lainnya. Karena kita menganggap bekerja hanyalah terbatas pada definisi tersebut diatas maka kita pun bekerja seperlunya saja tanpa coba meningkatkan kualitas kita.

Padahal jika kita mampu meningkatkan kualitas kita maka banyak sekali keuntungan yang bisa kita peroleh.

Berikut ini adalah ilustrasi yang menggambarkan mengenai etos kerja paripurna yang menghasilkan keuntungan.

Suatu hari ada seorang ibu yang kulkasnya rusak. Ibu itu kemudian memanggil montir kulkas. Montir itu pun lalu melaju menuju rumah Ibu itu. Setibanya di rumah Ibu itu, montir kulkas pun mulai memeriksa kulkas tersebut. Seluruh badan kulkas ditelusurinya dengan cermat. Sampai akhirnya dia menepuk pinggang kulkas. Seketika kulkas itu pun hidup kembali.

Ibu itupun senang sekali melihat kulkasnya sudah menyala kembali. Lalu dia membuatkan kopi untuk montir itu. Sambil menemani montir kulkas itu menikmati kopi buatannya, ibu itu bertanya berapa harga yang harus dibayar untuk reparasi kulkasnya itu.

Montir itu menyebutkan angka 220.000. Ibu tersebut terkejut dengan harga yang diberikan. Karena montir itu hanya menepuk saja tanpa melakukan apapun lagi. Montir itu pun menjelaskan sebab penetapan harga sebesar itu. Menurut montir itu, tindakan menepuk saja memang cukup dibayar 20.000. Tapi untuk mengetahui dimana dan alasan menepuk di tempat yang tepat sehingga masalah terselesaikan maka harga yang harus dikeluarkan 200.000. Jadi total semuanya adalah 220.000.

Argumen yang diberikan montir itu kepada ibu tadi adalah hasil dari sekumpulan etos kerja yang membuat kita sebagai insan pekerja menjadi sedemikian ahli, jago dan profesional. Sehingga jika menghadapi masalah dalam pekerjaan kita, tinggal mencari dan menyelesaikannya dalam waktu singkat.

Nah pekerja dengan komitmen seperti ini adalah pekerja maestro. Maestro berarti seorang yang melampaui ahli, jago, dan profesional. Kita bisa lihat contoh maestro bulutangkis - Rudi Hartono.

Maestro ditandai dengan kualitas kerja yang baik dengan produktifitas tinggi. Pekerja seperti ini membawa untung besar bagi sang pemberi kerja, sekaligus memberikan kepuasan pada pelanggan.

Mengacu pada ilustrasi diatas, hendaknya semua pekerja berlaku seperti itu, menjadi maestro dalam pekerjaan mereka.

Dengan memiliki kualitas di masing – masing bidang kerja kita, bisa dipastikan banyak orang yang akan tertarik untuk bekerja sama dengan kita. 
Untuk menjadi maestro hal  yang harus dilakukan tentunya terus menerus belajar memperbaiki diri. Ruang kerja adalah ruang yang tepat untuk belajar.


Etos Kerja dan Daya Produksi

Etos adalah suatu energi semangat dan daya produksi. Sedangkan kerja adalah daya yang kita kerahkan di kali jarak yang kita tempuh. Jika kita mempunyai etos kerja yang positif maka produksi kerja kita pun akan maksimal. Teori mengenai etos kerja dan daya produksi ini seperti teori garbage in dan garbage out.

Untuk menigkatkan etos kerja maka hal yang harus dibenahi adalah diri kita sendiri. Karena etos adalah modal dan asset setiap manusia, dan kita sendirilah yang harus menentukan etos tersebut. Penghancur etos bisa datang darimana saja, baik dari dalam maupun dari dalam.

Dari luar adalah situasi kerja yang tidak kondusif, insentif tidak menarik, sampai pemimpin yang suka mensabotase dan membunuh semangat kerja. Jika kita mampu menyemangati diri sendiri dengan tidak mengijinkan kondisi sekitar melemahkan diri, maka kita akan mempunyai etos kerja yang selalu positif dan menghasilkan produksi kerja yang luar biasa.

Jangan pernah menggantungkan etos kepada siapapun karena Anda adalah Kapten Bagi Diri Anda Sendiri.

Fenomena Etos Dalam Dunia Kerja ‘Etos Tukang Sepatu’

Adalah tukang sepatu yang sukses. Kesuksesannya ini dapat terlihat dari toko dan pabrik sepatunya yang berkembang. Pabrik dan toko sepatu itu adalah Conrad. Suatu hari dia tidak pulang larut karena menurut informasi yang diperoleh dari mimpinya Tuhan akan datang berkunjung. Makanya sore itu Conrad sudah ada di rumah menyiapkan segala sesuatunya untuk menyambut Tuhan.

Tapi sampai malam Tuhan belum juga datang. Dan hari itu hujan turun rintik – rintik. Tiba – tiba dia mendengar suara ketukan di pintu. Conrad mengira itu Tuhan. Ternyata tebakannya meleset. Di depan pintunya dia menemukan anak kecil yang kehujanan dan tersesat. Conrad lalu menanyakan alamat rumah anak itu.

Anak kecil itu memberikan petunjuk arah rumahnya, kemudian Conrad pun mengantarkan anak itu. Namun sebelum mengantarkan anak kecil itu, Conrad menulis surat untuk Tuhan jika saja Tuhan datang saat dia pergi. Isinya adalah ’Tuhan maaf saya ada urusan sedikit mohon tunggu saya kalau saya belum pulang’.

Sekembalinya dia dari mengantar anak kecil itu. Dia melihat pintu rumahnya terbuka. Dia mengira itu adalah Tuhan. Tebakannya kembali salah. Tenyata di rumahnya telah ada beberapa orang yang tengah berkumpul mengelilingi satu orang terluka karena perkelahian. Dirawatlah orang itu oleh Conrad. Orang itupun tertidur. Begitu juga dengan Conrad yang kelelahan karena harus meladeni dan merawat orang terluka itu. Conrad tertidur sampai pagi. Begitu terbangun dia kaget karena telah tertidur sampai pagi. Dia mengira Tuhan pasti telah datang ketika dia sedang tidur.

Kemudian telpon di rumah Conrad berbunyi. Diangkatlah telepon itu. Terdengar suara di ujung sana dan mengucapkan terima kasih karena telah membantunya mengantar sampai rumah dan merawat lukanya. Conrad tersadar bahwa semalam dia ternyata telah bertemu dengan Tuhan. Conrad balik berterima kasih pada Tuhan, karena telah menepati janjinya untuk berkunjung.

Conrad lalu mengingat kembali seluruh hidupnya yang selalu disertai Tuhan. Walau dia tidak bersekolah tinggi tapi bisnisnya bisa maju. Bisnisnya dimulai dari tukang tambal sepatu, lalu menjual sepatu, mempunyai tokosepatu dan akhirnya mempunyai pabrik sepatu. Karena itulah Conrad selalu menjadi orang baik, seperti yang dilakukannya pada anak kecil dan tetangganya itu.

Cerita diatas mengingatkan kepada kita bahwa orang yang murah hati akan mendapat kemurahan. Kerja dalah rahmat. Ruang kerja adalah ruang dimana kita menerima dan mendistribusikan rahmat. Karena imbas rahmat itulah maka Conrad menjadi pekerja yang rahmatan.

Untuk menerapkan kerja adalah rahmat, hal pertama yang harus dilakukan adalah bersyukur. Karena dengan bersyukur maka kita akan menerima rahmat yang adalah kebaikan yang kita terima walau kita tidak berjasa dan berhak

Fenomena Etos Dalam Dunia Kerja - Etos Peternak Sapi

Suatu pagi di serambi surga muncullah peternak sapi dan pendeta yang telah meninggal. Mereka meninggal dalam waktu yang hampir bersamaan. Malaikat pun menyambut keduanya. Ketika keduanya telah menghadap malaikat, malaikat itupun mulai membuka file kehidupan mereka berdua.

File peternak sapi di buka pertama. Catatan kehidupannya semua baik. Karena itu peternak tersebut langsung diperintahkan untuk memasuki surga lapis ke tiga. Mendengar bahwa peternak itu mendapatkan tempat di surga lapis ketiga, pendeta yang berada di sebelahnya bertanya – Tanya. Kok bisa seorang peternak sapi yang tidak lain adalah jemaatnya masuk ke surga lapisan ketiga.

Padahal peternak itu jarang ke gereja, paling hanya saat Natal saja. Tapi pendeta itu lalu tersadar, bahwa tidak ada yang tidak mungkin di surga.
Tidak selang berapa lama, beralihlah malaikat kepada pendeta. Catatan pendeta juga sama baiknya seperti peternak itu tadi. Pidatonya di gereja selalu inspiratif dan tidak pernah membuat jemaat ngantuk. Malaikat pun menyilahkan pendeta itu masuk ke surga lapisan ketiga. Mendengar keputusan itu, pendeta protes dan mulai membandingkan catatan kehidupannya dengan peternak sapi itu. Dia merasa jauh lebih baik dibandingkan dengan peternak sapi itu.

Lalu malaikat mengkonfirmasikannya dengan Tuhan. Lalu Tuhan mengatakan bahwa tidak ada kesalahan di surga dalam penimbangan amal baik, tidak seperti di dunia. Tapi karena pendeta tersebut protes, maka Tuhan memerintahkan untuk menghidupkan kembali pendeta itu sebagai peterenak sapi.

Begitulah pendeta itu hidup kembali dan menjalani kehidupan barunya sebagai peternak sapi. Enam bulan kemudian Tuhan meminta malaikat untuk menjenguknya dan menanyakan mengapa doanya tidak pernah naik lagi.

Padahal dia bisa berdoa di kandang sapi tersebut. Pendeta yang telah menjadi peternak sapi itu mengatakan bahwa sekarang kondisinya tidak kondusif lagi untuk berdoa dimana sapi – sapinya susah diatur dan kandangnya selalu dalam keadaan kotor.

Lalu malaikat mengatakan bahwa Tuhan tidak menilai orang berdasarkan jabatannya tapi berdasarkan kinerjanya selama hidup.


Cerita diatas adalah contoh dari etos kerja ketiga bahwa kerja itu adalah panggilan, aku bekerja tuntas dan penuh integritas. Jadi pekerjaan itu sama dengan jodoh. Setiap orang sebenarnya punya jodoh kerja. Jodoh kerja ini berarti seluruh bakatnya, kesenangannya, minatnya, kemampuannya pas untuk pekerjaan yang dipilihnya.

Fenomena Etos Dalam Peristiwa Kerja ‘Etos Para Pemburu’

Kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kesempitan. Lihat saja kemacaetan yang melanda Jakarta, kesempitan ruang yang kita rasakan kala naik kendaraan umum yang juga di Jakarta, ini membuat diri kita kadang tidak bisa berpikir bebas.

Dan dampaknya adalah pemberangusan etos kerja pertama : Kerja adalah rahmat, kita harus bekerja dengan tulus penuh rasa syukur.

Ilustrasi cerita yang diambil dari pengalaman Pak Jansen berikut ini adalah salah satu contoh etos kerja pertama yang kini mulai jarang dilakukan oleh kita.

Ketika muda dulu, Pak Jansen pernah bertemu dengan pemburu. Pertemuan ini terjadi tanpa sengaja, saat beliau harus pulang setelah mengantar logistik bagi para pekerja yang berada di ladangnya. Kala itu pemburu tersebut tengah memotong – motong hasil buruan mereka yang berupa rusa. Pengalaman ini jarang dilihat olehnya, karena itu Pak Jansen berhenti sejenak untuk memperhatikan pemburu itu. Lama... Pak Jansen mengamati para pemburu itu.

Setelah cukup lama maka Pak Jansen pun segera beranjak pergi. Melihat Pak Jansen akan berangkat pergi, maka para pemburu itu memintanya untuk  berhenti sejenak dan memberikan sebagian daging yang telah dipotong – potong itu. Pak Jansen menolak pemberian itu. Tapi pemburu itu memaksanya agar menerima daging itu. Menurut pemburu itu, mereka mempunyai aturan harus memberikan hasil buruan mereka kepada orang yang melihat mereka memotong – motong hasil buruan mereka.

Pelajaran yang bisa diambil dari pemburu ini adalah kepekaan mereka kepada lingkungan dan orang lain. Mereka tulus memberikan hasil buruan mereka. Sebenarnya ini adalah bentuk bersyukur para pemburu itu.

Dengan menerapkan etos kerja pertama, maka kita dibebaskan dari rasa ego dan ketakutan karena merasa tidak cukup. Sehingga kita bisa menjadi pekerja rahmatan atau agen kebaikan. Pekerja seperti ini seolah – olah menjadi Tuhan yang mendistribusikan berkah- berkahnya kepada mereka yang membutuhkan.

semut – semut yang ditemui Jenghis Khan

Untuk itu kita mungkin bisa belajar dari semut – semut yang ditemui Jenghis Khan. Suatu hari di masa mudanya, Jenghis Khan melakukan pertempuran yang sangat hebat. Namun sayang pertempuran itu berakhir dengan kekalahan di pihaknya. Semua pasukannya kocar kacir entah kemana, Jenghis Khan yang dimasa mudanya dikenal dengan nama Temucin pun melarikan diri ke sebuah gua. Di dalam gua inilah ia melihat sekelompok semut yang menaiki gumpalan tanah sekepalan tangannya. Bagi para semut itu, tanah sekepalan tangan manusia bagaikan tebing yang begitu tingginya. Jenghis Khan memperhatikan laku para semut itu yang tengah membawa bekal makanannya melintasi kepalan tanah itu. Berkali – kali bekalnya jatuh. Para semut itu terus mencoba, mencoba dan mencoba. Jenghis Khan pun menghitung berapa kali mereka terus mencoba mengangkat bekal itu sampai berhasil terangkat. Ternyata para semut itu berhasil mengangkat bekal itu setelah mencoba ratusan kali !

Semut pantang menyerah. Kalau semut menemui halangan saat bekerja, mereka akan mencari cara atau jalan lain. Entah itu keatas, bawah atau berputar haluan mengelilingi, semut akan tetap mencari jalan keluar.

Menghadapi kegagalan kita harus mempunyai pondasi ‘Believe’ atau keyakinan bahwa apapun yang terjadi akan menjadi berkah dalam kehidupan. ‘Believe’ ini akan menjadi energi bagi perilaku kita untuk mengambil keputusan berubah dan menata diri menuju kesuksesan. Bagi ‘Believe’ semua itu mungkin !

Jadi teruslah berusaha sampai titik darah penghabisan, karena kita belum benar – benar kalah sampai kita berhenti mencoba.

Highlights :

Kegagalan adalah bagian kehidupan untuk menuju ke arah yang lebih baik, yang meneguhkan jiwa untuk menghadapi kehidupan yang lebih keras di masa depan dan menjadi mutiara bagi kehidupan kita.


Nakodok dan Nakular

Kali ini Smart Etos mencoba untuk melihat persahabatan terpecah karena perbedaan. Persahabatan itu dijalin oleh seekor anak ular (Nakular) dan anak kodok (Nakodok) yang baru pertama kali bertemu dan menjalin persahabatan.

Padahal tanpa disadari mereka datang dari spesies yang berbeda. Ketika orang tua masing – masing mengetahui persahabatan itu, mereka langsung mencegah nakular dan nakodok untuk meneruskan persahabatan itu. Orang tua Nakular dan Nakodok beralasan mereka sangat berbeda, dan mulailah mereka memberikan doktrin negatif atas satu sama lain agar persahabatan itu lepas. Karena mereka lebih menurut pada orang tua mereka dibanding dengan mendengar ‘panggilan hati’ mereka, maka mereka pun memutuskan persahabatan karena perbedaan.

Kisah diatas sebenarnya mengajarkan kita untuk mengulurkan tangan, dan berkawan serta bersahabat dengan hati yang tulus dengan siapapun. Itulah panggilan kemanusiaan, memperluas silaturahmi. Dan jika kita kaitkan dengan dunia kerja, maka Kerja adalah Panggilan yang merupakan Etos ke - 3.

Banyak orang yang belum memahami secara lebih mendalam mengapa ia akhirnya memutuskan untuk memilih dan menekuni satu jenis pekerjaan. Banyak faktor yang menyebabkan kita memutuskan untuk terlibat dengan satu jenis pekerjaan. Namun secara keseluruhan ada sejumlah faktor indikasi yang bisa dikatakan bahwa seseorang telah bekerja dengan PANGGILAN HATI-nya. Beberapa diantaranya adalah memperlihatkan kesungguhan dalam bekerja, antusiasme yang tinggi dengan pencapaian hasil yang baik, komitmen dan kerja keras.

Hidup memang agak terkontaminasi ketika cita – cita hidup hanya bersifat materialistik dan mengabaikan panggilan hati. Padahal ketika kita merasakan suatu pekerjaan itu adalah panggilan hati atau jiwa, maka sambutlah dengan segenap hati. Mengikuti panggilan hati adalah hal terbaik dalam kehidupan, dan ini adalah alasan terbaik mengapa kita hidup.

Follow Your Heart maka hambatan seperti yang dialami Nakular dan Nakodok akan sirna dan menjadi manusia sebaik – baiknya.

Piranha di Akuarium

Konon ada seorang pria yang baru saja berjalan – jalan ke Brazil. Sebagai oleh – oleh pria itu membawa sekelompok ikan piranha untuk dipiaranya. Setibanya di rumah pria tersebut menyimpan ikan tersebut di sebuah akuarium bersekat.

Piranha di taruh di ruang pertama dan ikan lokal di ruang lainnya. Melihat ikan lokal yang kecil – kecil, timbul naluri Piranha untuk memburu ikan lokal tersebut. Dengan semangat penuh Piranha meluncurkan serangan. Tapi sayang, Piranha tidak menyadari bahwa ada sekat kaca diantara mereka berdua. Piranha tak gentar. Kembali dia melakukan serangan, terus..terus..terus dan terus, sampai akhirnya moncong Piranha penyok. Suatu hari sekat akuarium di buka oleh si empunya. Reaksi Piranha ternyata biasa saja. Piranha tidak coba mendekati apalagi menyerang untuk mendapatkan ikan lokal itu. Piranha telah kehilangan naluri dan semangat memburu.

Cerita diatas adalah cerminan apa yang sering kita lakukan dalam kehidupan. Pengalaman buruk di masa lampau kerap menjadi kendala untuk bertumbuh dan berkembang. Kekecewaan, kegagalan atau trauma membuat kita kapok dan tidak berani berinisiatif, kehilangan percaya diri dan semangat juang.
Akibat mendalam, banyak orang kehilangan naluri alaminya dan daya hidupnya melemah. Kini kaca pembatas sudah terangkat namun pengalaman buruk yang dulu masih menjadi gembok imajiner yang membelenggu.

Pengalaman buruk janganlah menjadi pengungkung yang mematikan inisiatif, kreatifitas, keberanian dan daya juang. Seberapa pahit masa lalu yang telah membuat kepahitan dalam hidup, marilah disadari sebagai ‘hanya pengalaman masa lampau’. Bijaklah oleh karenanya. Tetapi tetaplah fokus dan bersemangat kedepannya.

Berusaha dan yakinlah jika kita selalu waspada, sadar dan bersahabat dengan lingkungan, mau menggunakan kecerdikan dan kecerdasan maka kita bisa hidup dengan sepenuhnya. Sehingga semua itu menjadi kepribadian asli kita.
Jika kita berada dalam keputusasaan berusaha, ingatlah masa kecil kita yang selalu mau bereksplorasi walau apapun yang terjadi. Kita bisa dengan santai bermain air dan lumpur, memegang moncong anjing tanpa rasa takut, membalikan kasur dengan perkasa, bahkan ketika kita jatuh bangun karena belajar naik sepeda, kita tidak pantang menyerah. Semua itu penting. Karena itu menjadikan kita sebagai manusia unik dan otentik.

Hal ini sesuai dengan etos kerja pertama dimana Kerja adalah Rahmat. Dimana etos ini mengajarkan kita bahwa hidup ini adalah berkah, termasuk semua pengalaman hidup kita. Sesudah pengalaman yang kita alami (pahit atau manis) maka akan muncullah anugerah terindah yang bisa kita nikmati.

Mencintai Tangan Ibu

Smart Etos edisi kali ini fokus mengupas salah satu masalah ditempat kerja yang langsung dialami oleh karyawan, yaitu : Rasa tidak mencintai pekerjaannya.

Dari ilustrasi cerita yang dibahas dalam buku Café Etos volumen satu milik Pak Jansen tentang Mencintai tangan Ibu, dimana dikisahkan seorang anak yang awalnya merasa jijik melihat tangan Ibunya yang buruk, namun ketika kisah tangan itu diceritakan, maka seketika terjadi perubahan pandangan : dari tangan buruk menjadi tangan perkasa, Walaupun buruk tangan itu,punya makna besar dalam hidup baik si Ibu terlebih kepada si anak. Dan pada akhirnya tangan buruk itu tetap dicintai,sekalipun ia buruk.

Cerita yang dibahas berkaitan dengan Etos kerja ke 5 yang berbunyi : kerja adalah ibadah, bekerja serius penuh kecintaan menuntut kita menggeser cara pandang terhadap pekerjaan. Ketika kita mampu bekerja dengan niat untuk dibaktikan kepada tuhan, bukan sekedar untuk “ survive “ saja, bukan sekedar untuk bisa makan saja. Maka dalam sekejap wajah pekerjaan menjadi berwujud spiritual.

Bicara soal Bekerja adalah Ibadah, sebenarnya sejak jaman dulu sudah ada,sejak masa kuno dalam masyarakat secara akar,sebenarnya keduanya ( Kerja dan ibadah ) terkoneksi. Ibadah dalam pengertian kerja adalah lebih kepada niat dan sikap kita. Ketika orang beribadah dalam frame agama tuntutan ibadah sangat jelas yaitu hanya untuk yang kuasa-( TUHAN –red ). Bahwa kalau orang beribadah mesti khusuk. Maka bekerja juga mesti khusuk. Artinya :konsentrasi sepenuhi hati,sepenuh pikiran (fokus). Apabila orang mampu bekerja dengan penuh konsentrasi, bukankah kemudian hasil hasilnya lebih baik ? sudah pasti. Kemudian kita arahkan ke rasa mencintai, Bahwa tuntutan beribadah harus dilakukan dengan rasa cinta. Tidak bisa beribadah d engan keterpaksaan. Berdoa dengan rasa terpaksa,maka tidak ada nilai dari doa tersebut. Ketika beribadah tampil dengan hati yang rasa  mencintai  itulah diharapkan juga tampil diruang kerja. Jika hati yang terbaik tampil diruang kerja maka rasa : ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel tidak akan muncul saat kita bekerja.

Ruang kerja sebenarnya adalah ruang ibadah, ruang penguatan emosi, penyehatan bathin, melalui proses kerja bukan saja menghasilkan sesuatu .Ada produk disana yang membuat kita produktif, tapi sebagi manusia pekerja kita makin sehat, gembira, baik dan mulia.

Bagi seseorang yang mencintai pekerjaannya, selalu berusaha sedemikan rupa, sehingga apa yang dikerjakannya tersebut, lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk dilaksanakan. Nah ,kemudian kalau pekerjaan sudah dirasakan menyenangkan, maka bisa dipastikan, bahwa semuanya jadi lebih mudah untuk diselesaikan.

Doa Kaisar Akbar

Konsentrasi adalah kata yang mudah untuk diucapkan, tapi agak sulit bagi sebagian orang untuk menerapkannya. Padahal ini adalah cara agar etos kerja kita menjadi lebih unggul. Untuk berkonsentrasi memang dibutuhkan banyak energi, dan latihan. Dengan melakukan konsentrasi, seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya yang tidak saja baik, namun juga lebih cepat.

Konsentrasi ini terkait dengan etos kelima. Dimana dalam etos itu disebutkan bahwa kita dituntut untuk bekerja sepenuh hati dengan segenap pikiran sehingga tidak terganggu dengan hal – hal lain. Jadi walaupun di sekitar kita hiruk pikuk, kita bisa mengabaikannya dan tidak mengganggap itu kendala. Hasilnya kita mampu bekerja dengan serius penuh kecintaan.

Berikut adalah ilustrasi cerita mengenai konsentrasi yang mungkin juga sering kita alami.

Dahulu di India memerintahlah seorang pemimpin yang bernama Kaisar Akbar. Beliau adalah Kaisar yang saleh. Suatu hari Kaisar Akbar melakukan perburuan dengan ditemani oleh para punggawanya. Mereka melakukan perburuan, hingga siang pun datanglah. Namun sayang, mereka belum juga mendapat hewan buruan. Akhirnya mereka pun istirahat sejenak untuk makan siang dan menunaikan shalat. Diantara sekian pejabat yang menyertainya, Kaisar mempunyai seorang Panglima yang terlihat saleh, padahal tidak demikian kenyatannya. 
Shalat pun dimulai. Semua khusyuk melaksanakan shalat. Tiba – tiba kuda Panglima berontak dan meringkik keras. Panglima pun kemudian berhenti shalat dan memarahi kudanya. Panglima itu memarahi kudanya dengan hebat, sampai dia menyadari bahwa hanya dirinya saja yang terganggu dengan aksi kuda tersebut. Sementara yang lainnya tetap khusyuk melaksanakan shalat. Seketika malulah Panglima itu. Kemudian dia teringat perkataan Gurunya bahwa ketika shalat, kita harus masuk dalam suasana khusyuk dan mendalam. Khusyuk atau khidmat adalah suatu keadaan dimana kita tidak mendengar semua suara. Dan sejak itu, Panglima pun menyadari kekeliruannya dan menjadi orang yang saleh.

Konsentrasi erat kaitannya dengan kesungguhan hati, keseriusan dan niatan dari dalam diri untuk berhasil mencapai sesuatu yang diharapkan. Indikasi bekerja dengan sepenuh hati dapat dilihat dari kegembiraan dan bagaimana seseorang itu menikmati pekerjaannya. Semua dilakukan dengan penuh persiapan dan perencanaan yang matang. Lalu dimanakah kita berada ?

Surga & Neraka

Apa bedanya antara Surga dan Neraka ? Konon jika kita membandingkan perabotan makan yang ada di Surga dan Neraka, semuanya sama saja hanya ukurannya yang berbeda. Namun hal penting yang membuat Surga dan Neraka lain adalah perilaku para penghuninya.

Ketika jam makan tiba, penghuni neraka saling berebutan untuk makan, bahkan perang sendok garpu karena ukurannya yang sangat besar. Walhasil, kericuhanlah yang terjadi. Angkara murka memenuhi acara makan tersebut dan tidak ada sesendok nasipun yang memenuhi perut penghuni neraka. Kelaparanlah mereka semua akhirnya. 
Lalu bagaimanakah acara makan di Surga ?

Situasinya sangat berbeda. Ketika jam makan tiba, semua penghuni Surga dengan tertib memasuki ruangan dan mengambil tempat masing – masing. Acara makan dimulai dengan doa syukur. Dan mereka saling melayani satu sama lain, karena sendok garpu mereka yang ukurannya panjang. Suasana makan begitu damai, sehingga mereka pun bisa makan dengan tenang. Semua kenyang, bahagia dan saling berterima kasih.

Cerita diatas adalah perwujudan dari etos kerja ke 8 yaitu saling melayani. Sebagai mahluk sosial kita dituntut untuk mampu memperhatikan dan mendahulukan kebutuhan orang lain. Dan tidak mengedepankan ego pribadi agar tercipta suasana damai sejahtera. Namun yang sering kali terjadi adalah manusia merasa puas jika berhasil menggagalkan usaha orang lain. Sebenarnya kepuasan semacam ini adalah kepuasan orang sakit jiwa. Tanpa disadari perbuatan seperti itu sebenarnya cara untuk menghancurkan diri sendiri, karena hal itu mengundang balas dendam. Hidup pun akhirnya menjadi terperangkap dalam sebuah dunia yang dipenuhi angkara murka untuk saling mencelakakan.

Nah kita manusia sebagai mahluk sosial memang sebaiknya harus mempunyai hati yang penuh dengan pelayanan. Untuk itu semaikanlah sikap luhur ini, karena dengan demikian niscaya hidup kita menjadi lebih sukses, tentram dan bahagia. Selamat bekerja dan melayani.


Sang paripurna

Pada dasarnya manusia selalu mengharapkan yang terbaik bagi dirinya. Ini ada kaitan dengan pembahasan kali ini yang mengangkat topic : SANG PARIPURNA 
Paripurna sendiri dijabarkan oleh Bapak jansen sebagai : seluruh fraksi tubuh dan pekerjaan kita yang secara bersamaan disatukan dalam pengoperasiannya .Melatihnya dengan tuntutan kwalitas yang lebih baik untuk pencapaian yang maksimal.

Paripurna adalah cita cita ideal manusia. Meskipun selalu menjauh bagai horizon,namun itu kita perlukan sebagai pembimbing, panduan, dan kiblat.Meskipun ia mustahil diraih bagai bianglala, namun membutuhkannya sebagi inspirasi dan pengingat,Lantas bagaimana setiap orang bisa merasa ternavigasi untuk bekerja dengan paripurna ?

Terus berlatih dan berlatih memanfaatkan kemampuan adalah hal yang paling disarankan.Proses pembelajaran akan ditemukan dalam pelaksanaannya dengan cara yang berbeda beda dari setiap individunya.Paripurna mengingatkan kita akan kefanaan dan keterbatasan kita.Namun ia merangsang kita untuk berkembang dan tidak bantat karena puas diri. Demikianlah hidup kita,pelayanan kita,harus terus bertumbuh digaris asimtotik menuju keparipurnaan .

Suatu saat kelak diantara kita akan mendapat anugerah mengecap rasa paripurna.Kesempatan itu muncul saat kita memasuki pengalaman surealis di alam spiritual.Dan pengalaman ini bisa kita masuki tanpa harus berada dipuncak gunung,tetapi cukup diruang kerja kita masing masing. Itu bisa terjadi kalau kita mampu tenggelam dan bergelut mesra dengan pekerjaan kita termasuk dalam berkarya dengan segenap totalitas rohani kita sampai tungku lumus. Disini kerja menjadi sebuah olah spiritual,kerja rohaniah.Ketika roh kita menyatu tuntas dan bekerja harmonis dengan jajari,lengan,kaki dan mata kita maka lahirlah karya yang paripurna,dan kita mengalaminya dibumi ini.

Raja Yang Tidak Mampu Memerintah Air

Sadarkah kita bahwa bekerja adalah bagian dari seni ? Terkait dengan Etos Kerja ke 6 yang mengatakan ‘Aku bekerja penuh kecerdasan’. Dengan kecerdasan yang kita miliki kita bisa menyiasati masalah pekerjaan kita. Dan menyelesaikan masalah secara efektif diperlukan suatu ‘seni’.

Berikut adalah contoh cerita yang menunjukkan bahwa diperlukan seni yang cerdas untuk menyelesaikan masalah.

Konon di suatu masa ada seorang Raja yang bijaksana. Apapun yang diperintahkan oleh sang Raja selalu dilaksanakan oleh para punggawanya. Namun sayang, para punggawa itu selalu mencari perhatian Raja dengan cara yang tidak wajar dan berlebihan. Mereka suka sekali menjilat dan memuji – muji Raja, sehingga Raja merasa terganggu dengan pujian yang tidak tulus itu. Akhirnya Raja pun mulai menghimpun rencana untuk memberi para punggawanya itu pelajaran.

Suatu hari Raja yang bijaksana ini mengajak para punggawanya untuk berjalan – jalan ke pantai. Sambil menuju ke tempat tujuan, kembali para punggawa itu mulai memuji – muji Raja dengan berlebihan. Mendengar itu semua, Raja mulai kehilangan kesabaran. Kemudian Raja mulai mempertanyakan pujian – pujian mereka yang mengatakan bahwa semua rakyat tunduk pada perintah Raja, semua musuh takut padanya, bahkan semua hewan menuruti segala perintahnya. Para punggawa tentunya mengiyakan semua itu.

Tanpa terasa mereka sudah ada di pinggir pantai. Lalu Raja menanyakan pada para punggawanya,” Apakah kalau Aku memerintahkan gelombang ini menari untukku, maka mereka akan melakukannya ?”. Para punggawa itu pun menjawab,”Tentu saja Yang Mulia, gelombang itu pasti akan menari untuk Yang Mulia.”

Raja pun lalu memerintah gelombang itu untuk menari di hadapannya dan para punggawanya. Tapi apa yang terjadi ? Gelombang itu sama sekali tidak menuruti perintah Raja. Gelombang itu tetap saja bergulung santai dan ramah. Malulah para punggawa itu melihat apa yang mereka katakan bahwa Raja dapat memerintah apa dan siapa saja.

Dari cerita diatas dapat kita petik pelajaran bahwa dibutuhkan sebuah rasa seni untuk memimpin. Itulah kemampuan yang harus dimiliki oleh pemimpin. Dan Raja berhasil mendidik para punggawanya dengan cara yang kreatif dan efektif.
Kita dianugerahi dengan talenta dan kemampuan seni yang beragam. Dalam dunia kerja sekarang ini, dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang kreatif dan inovatif. Ini untuk menunjang pengembangan organisasi, yang nantinya berimbas pada keuntungan bisnis.

Damon dan Phytias

Etos kerja ke – 7 berisi : kerja adalah kehormatan. Aku bekerja dengan tekun dan penuh keunggulan. Kehormatan dapat ditegakkan dengan landasan persahabatan yang menjunjung tinggi komitmen dan janji. Untuk itu jika dalam bekerja kita mampu berhubungan baik dengan orang lain, maka hubungan tersebut akan jadi penyelamat dan modal kesuksesan kita. 
Dalam ilustrasi di bawah ini kita bisa mendapatkan pelajaran mengenai sebuah kehormatan.

Di jaman Yunani kuno hiduplah seorang Raja yang bernama Dionisius. Di kerajaan yang diperintahnya hiduplah sepasang sahabat – Damon dan Phytias - yang dikenal dengan kesetiaan, kesepikiran dan komitmen mereka.

Suatu hari, Damon melakukan kesalahan fatal dalam sebuah gelanggang permainan. Akibatnya dia harus dihukum mati. Namun sesaat sebelum eksekusi diberikan padanya, sahabatnya – Phytias – muncul dan meminta kepada Raja Dionisius untuk menangguhkan hukuman pada Damon dengan memberi kesempatan terakhir pada Damon untuk melakukan permintaan terakhirnya. Raja setuju dengan usulan Phytias.

Permintaan terakhir Damon sebelum dieksekusi adalah bertemu dengan keluarganya. Dan sebagai jaminan jika Damon tidak kembali, maka Phytias mengajukan diri untuk menggantikan Damon di tempat hukuman. Phytias juga bersedia di eksekusi jika sampai batas yang ditentukan Damon tidak juga muncul. Damon berterima kasih atas kesediaan Phytias menggantikannya selama dia menemui keluarganya.

Pergilah Damon menengok keluarganya untuk terakhir kali. Satu hari…dua hari…tiga hari…Damon belum juga muncul. Raja dan masyarakat tegang menanti kehadiran Damon. Karena Damon tak juga nampak, Raja akhirnya mengambil keputusan untuk mengeksekusi Phytias. Sebelum meminta algojo mengeksekusi Phytias, Raja kemudian memberikan komentar mengenai kesetiaan dan komitmen persahabatan mereka yang sepertinya tidak terbukti. 
Pedang sudah hampir mengenai Phytias, ketika sebuah suara dengan terengah – engah meminta algojo menghentikan eksekusi itu. Itu adalah suara Damon !
Damon meminta maaf atas keterlambatannya. Lalu diceritakannya alasan mengapa dia terlambat. Damon harus menghadapi kebakaran yang menenggelamkan kapalnya, lalu melewati hutan yang lebat dan seram, tapi itu tidak menyurutkan niatnya untuk datang karena Damon tahu apa resikonya jika dia tidak datang. Nyawa sahabatnyalah yang menjadi taruhannya !
Demi mendengar cerita Damon dan kesetiaannya pada Phytias, maka Raja pun memberikan ampunan pada Damon. Damon bebas. Kemudian Raja pun menjadi sahabat mereka.

Dari ilustrasi di atas, nampak sekali bahwa kualitas persahabatan dimana ada komitmen, kesetiaan dan kepercayaan yang total, mampu menggetarkan sanubari masyarakat dan Raja. Apapun yang unggul, mulia dan berkualitas tinggi selalu menarik rasa hormat dan kekaguman. Karena itu jagalah kualitas persahabatan yang membuat hidup akan jauh lebih mudah dan kesuksesan menjadi sangat mungkin untuk di raih.

Fenomena Etos Dalam Peristiwa Kerja

Kali ini Smart Etos bercerita mengenai peristiwa – peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan kita kala bekerja. Episode ini akan mengambil cerita mengenai Supir Yang Mengantuk yang dialami sendiri oleh Pak Jansen.

Pada suatu hari Pak Jansen dan koleganya harus pergi menemui narasumber yang berada di kawasan Thamrin sekitar pukul 16.00 dan 17.30 WIB. Perjalanan ke narasumber pertama berjalan lancar. Setelah menunggu sekitar satu setengah jam, maka Pak Jansen beserta koleganya berhasil menemui narasumber tersebut. Setelah selesai mereka pun turun untuk melanjutkan pertemuan dengan narasumber berikutnya. Mereka pun memanggil supir yang akan mengantarkan mereka ke tempat berikutnya melalui call car. Namun tunggu punya tunggu supir ini tidak juga muncul. Akhirnya untuk menghemat waktu mereka pun berangkat naik taksi. Sesampainya disana mereka sudah lewat dari waktu yang dijanjikan karena terlalu lama menunggu supir mereka. Walau demikian mereka masih berhasil membicarakan hal penting yang telah diagendakan.

Hingga malam supir ini tidak juga kembali. Ketika jam sudah menunjukkan angka 23.00 barulah supir itu muncul.

Dari ceritanya baru diketahui ternyata supir ini ketiduran. Pak Jansen tidak marah dengan hal ini. Hanya saja seharusnya supir ini dapat mengantisipasi lama waktu Pak Jansen melakukan pertemuan dengan narasumbernya. Karena bagaimanapun ini sudah menjadi tugasnya untuk mengantar dan menjemput Pak Jansen maupun siapa saja yang menggunakan jasa supir.

Melihat cerita diatas, jika kita mengalami sebuah peristiwa yang tidak menyenangkan, ada baiknya kita ambil berkah atas peristiwa tersebut. Karena selalu ada hal positif yang bisa kita ambil dalam sebuah peristiwa. Dan ketika kita menghadapi hal tersebut lebih baik tenang, pahami keadaan orang yang menyebabkan hal itu terjadi dan lihatlah sisi lain dari sudut pandang dia (misalnya membayangkan bahwa dia akan bercerita dengan teman – temannya dan bahagia dengan cerita tersebut). Hal terakhir terdengar negatif, namun itu akan membuat kita jauh lebih mudah meneruskan hidup.

Bermain Main dengan Harimau

Adalah seorang pemuda yang bekerja menggembalakan kerbau – kerbau para tetangganya di desa. Setiap hari pemuda itu menggembalakan kerbau – kerbau itu dipadang gembalaan yang tak jauh letaknya dari pemukiman desa. Awalnya pemuda itu menerima tanggung jawabnya dengan penuh sukacita. Setiap hari pemuda ini bekerja penuh semangat. Dia memberi makan kerbau – kerbau itu, memandikannya sambil bermain seruling, bersenandung dan menari.

Tapi karena tugas yang dilakoninya itu dijadikannya rutinitas, muncullah rasa bosan dan jenuh. Ia pun mulai mengeluh, kehilangan keceriaan, sering ketiduran dan mulai menelantarkan kerbau – kerbau gembalaannya.
Suatu hari si pemuda itu iseng ingin mengerjai seluruh warga desa. Kemudian dia menyusun rencana. Dia berlari kearah ladang sambil berteriak : ”Harimau…harimau…ada harimau datang…selamatkan kerbau kalian !”

Mendengar itu sontak seluruh warga menuju ladang untuk menyelamatkan ternak mereka. Ketika mereka sampai di ladang, ternyata tak ada harimau disana. Kerbau  kerbau mereka masih asyik merumput. Dan dikejauhan para warga melihat pemuda penggembala itu tertawa terbahak – bahak melihat aksinya berhasil. Warga yang datang pun kecewa dan marah akan kelakuan pemuda tadi, tapi mereka pun tak bisa apa – apa. Mereka pulang kembali ke tempat asalnya dengan rasa dongkol. Keisengan itu dilakukan pemuda penggembala tadi hingga berkali – kali, dan warga pun akhirnya menganggap lelucon saja jika pemuda penggembala itu berteriak minta tolong ada harimau.

Nah suatu hari ketika pemuda tadi tengah menggembala, tak disangkanya harimau datang mendekati ladang yang tengah dipenuhi oleh kerbau – kerbau yang tengah merumput. Melihat hal itu, spontan di pemuda penggembala tadi langsung berteriak minta tolong. Namun warga yang sudah tahu kebiasaan pemuda penggembala itu membiarkan teriakan histeris itu. Karena tidak ada bantuan dari warga, maka harimau itu pun berhasil menerkam pemuda penggembala. Pemuda itupun mati dicabik – cabik harimau yang mengamuk itu.

Melihat cerita diatas, nampaknya pemuda ini bermain – main dengan pekerjaannya. Pekerjaan yang sudah diamanatkan kepadanya dilakukannya dengan tidak serius. Sikap kurang ajar, iseng – iseng, tidak bertanggung jawab dan professional dapat menimbulkan bencana.

Pekerjaan adalah keseriusan. Betapapun remeh temehnya pekerjaan itu, kita harus melakukannya dengan bersungguh – sungguh dan penuh tanggungjawab. Kita tidak pernah bisa menebak datangnya bencana, karena itu bisa datang kapan saja. Yang bisa kita lakukan adalah waspada dan jangan membiarkan keisengan menjadi malapetaka bagi kita. Pupuklah sikap menangani pekerjaan dengan sepenuh hati dan serius disertai rasa tanggung jawab yang besar. Niscaya itulah yang akan menyelamatkan dan menjadi kunci sukses keberhasilan dalam pekerjaan.

Fenomena Etos Dalam Dunia Kerja

Cerita mengenai dua dokter ini adalah kisah yang dialami sendiri oleh Pak Jansen. Ketika usai liburan Lebaran, Pak Jansen sama juga seperti warga Indonesia lain yang berlibur, kembali melakukan aktifitas.

Aktifitas demi aktifitas beliau lakukan hingga tanpa disadarinya dia terinfeksi karena kelelahan. Akhirnya dipanggilah dokter ke rumahnya. Dokter itupun memeriksa apa yang membuat Pak Jansen terinfeksi yang menyebabkan bisul.

Semua keluhan Pak Jansen didengarnya dengan seksama. Selesai mendengarkan keluhan tanpa memeriksa lokasi sakit yang dikeluhkan Pak Jansen, dokter ini lalu memberikan resep obat antibiotik dan antihistamin. Lalu Pak Jansen tidur, memberi kesempatan tubuhnya istirahat dan obat itu bekerja.

Keesokan paginya kondisi Pak Jansen membaik. Terbanglah beliau ke Batam untuk memberikan seminar. Usai seminar hari pertama kembali demam melanda tubuh beliau. Dipanggilah kembali dokter untuk memeriksa keluhan Pak Jansen. Dokter kali ini rupanya jauh lebih teliti dibanding dengan Dokter pertama yang memeriksa beliau. Dokter ini tidak hanya menanyakan keluhan Pak Jansen tapi juga memeriksa bisul yang ada di tubuh Pak Jansen. Melihat kondisi bisul beliau, dokter itu menaikkan dosis obat yang sempat diminum Pak Jansen dan menyuntik beliau.

Melihat cerita di atas dapat disimpulkan bahwa dua orang dengan profesi yang sama memiliki cara berbeda untuk menangani kasus yang dihadapinya. Cerita ini ada kaitannya dengan etos kerja kedua yaitu kerja adalah amanah. Aku bekerja benar penuh tanggungjawab. Terkait dengan hal itu, bekerja benar untuk dokter tersebut harus melakukan proses diagnosa yang benar secara seksama dan menyeluruh dan tidak hanya berasumsi saja. Apalagi ini berkaitan dengan kondisi kesehatan manusia.

Amanah ini bisa diajarkan dengan memberikan pengertian bahwa kepercayaan penting adanya bagi hubungan dengan sesama manusia. Bisa juga kita memberikan reward and punishment pada diri kita sendiri. Dan ketegasan pada apa yang kita lakukan.

Fenomena Etos dalam Dunia Kerja (Perjalanan dengan Pesawat)

Kali ini Pak Jansen berbagi cerita perjalanannya yang berkaitan dengan etos 8 ( Pelayanan ). Dimana saat itu Pak Jansen akan melakukan perjalanan menuju Medan. Pak Jansen kebetulan memegang tiket Frequent Fly kelas ekonomi.

Namun ketika beliau akan menduduki kursinya sudah ada orang lain yang menempatinya terlebih dulu. Karena sudah ada orang di kursi yang seharusnya diduduki beliau, bertanyalah Pak Jansen pada pramugari. Ternyata menurut pramugari tersebut, kelas ekonomi memang penuh, karena itu Pak Jansen dipindahkan kekelas bisnis. Terbanglah Pak Jansen ke Medan.

Setelah urusannya selesai di Medan maka Pak Jansen pulanglah kembali ke Jakarta. Nah ketika akan masuk ke bandara Pak Jansen di cegat oleh petugas pesawat dan diberitahukan bahwa kelas ekonomi pesawatnya yang akan terbang telah full book. Karena Pak Jansen adalah pemegang tiket Frequent Fly maka beliau diprioritaskan dengan diberi ‘lagi’ tempat duduk di kelas bisnis.

Cerita Pak Jansen diatas adalah contoh etos kedelapan mengenai pelayanan yang dikaitkan dengan proses bisnis yang didukung oleh tekhnologi. Tanpa adanya tekhnologi, tentunya petugas tersebut tidak tahu bahwa Pak Jansen adalah pemegang Frequent Fly. Dan pelayanan tersebut memang diperlukan dalam dunia bisnis jika bisnis tersebut ingin langgeng dan semakin dipenuhi pelanggan.

Untuk semakin mengasah rasa pelayanan yang optimal maka kita dapat memulainya dengan melakukan segala sesuatu dari hati. Dan memperhatikan keadaan di sekeliling kita. Karena dari sanalah biasanya inspirasi untuk melayani itu bisa tumbuh.


Pemecatan Yang Membuka Pintu

Sebuah kisah buruk dalam hidup kita seringkali dianggap sebagai bencana. Padahal jika kita ingat pepatah ‘Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda’ maka sebenarnya kegagalan itu bisa dijadikan batu loncatan untuk meraih kesuksesan.

Contoh ‘Kegagalan Adalah Sukses Yang Tertunda’ adalah kisah yang pernah dialami oleh Michael Bloomberg – pendiri The Bloomberg. Kisah ini dimulai di tahun 80-an. Kala itu Bloomberg masih menjadi partner di sebuah perusahaan investasi ‘Solomon Brothers’. Di perusahaan tersebut dia menjadi Bos Traders.

Setelah bekerja sekian lama, perusahaan tersebut berniat untuk menjual perusahaan tersebut kepada perusahaan lain. Dalam proses pergantian itu, Bloomberg diangkat menjadi Kepala Bagian yang menangani komputer yang saat itu hanya mengurusi masalah administrasi saja. Bloomberg bingung karena itu adalah pengalaman pertamanya bekerja dengan komputer di belakang meja. Namun itu semua dilakukannya. Akhirnya waktu pengalihan ke perusahaan lain pun tibalah. Bloomberg pun akhirnya disingkirkan oleh Solomon Brothers. Dengan pesangon yang hanya 10 juta dolar, Bloomberg memikirkan strategi apa yang kiranya cocok untuk memanfaatkan uang pesangonnya itu. Bloomberg sudah tidak mau lagi jadi karyawan.

Kemudian dia teringat pengalaman kerjanya saat menjadi trader di Solomon dan ketika menjadi Kepala Bagian Administrasi dengan menggunakan computer. Bloomberg pun berpikir, jika para di hadapan para trader ini ada sebuah computer yang bisa menampilkan informasi pasar saham secara real time maka ini akan sangat membantu pekerjaan para trader di Wall Street. Demi ingin mewujudkan hal tersebut, Bloomberg pun menghubungi temannya yang ahli komputer dan menceritakan idenya.

Temannya yang ahli computer setuju. Dan mulailah membuat contoh computer yang dibarengi dengan program informasi pasar saham secara real time. Saat temannya itu tengah asik mengotak atik program itu, Bloomberg mulai menjual programnya ke rival Solomon Brother di Wall Street – Mary Lynch. Di tempat itu Bloomberg melakukan negosiasi yang intinya, Bloomberg akan memberikan contoh produknya, jika mereka menyukainya dan produk itu berhasil maka mereka harus membayarnya tapi jika kebalikannya maka Bloomberg rela produknya itu tidak dibayar. Ternyata produk itu berhasil baik. Maka sejak itu usahanya berkembang menjadi membuka usaha radio, televise dan internet.

Dari cerita diatas jelaslah bahwa kita harus meyakinkan diri kita untuk menyikapi pemecatan sebagai suatu kesempatan untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik dan menjadi manusia yang juga paripurna.

Lilin Lilin Kecil

Suatu hari di sebuah kelas seorang ibu guru yang sedang mengajar memperhatikan salah seorang muridnya yang tampak gelisah dan tidak konsentrasi dengan pelajaran yang diberikannya. Saat bel berdering guru itu memanggil anak itu untuk berbincang.

Lalu menanyakan apa kiranya yang mengganggu pikirannya. Dengan mata berkaca – kaca anak itu berkata bahwa dia sedang bingung tapi tiap kali mau berbincang dengan ibu guru nampaknya ibu selalu sibuk. Mendengar itu ibu guru lalu memberikan waktunya sekarang juga untuk berbincang mengenai kebingungan murid itu. Tapi murid itu malah menolak bantuan itu dengan alasan takut menyusahkan ibu guru. 

Karena selain dia masih ada sekitar 40 murid lainnya yang membutuhkan perhatian ibu guru. Mendapat penolakan dari anak murid padahal ibu guru itu tahu bahwa anak itu membutuhkan bantuannya, maka ibu guru itu meminta pertolongan pada anak itu untuk mengambilkan lilin – lilin di atas lemari. Setelah lilin itu ada di hadapan mereka, Ibu guru meminta muridnya itu untuk menyalakannya lilin itu, setelah lilin menyala maka Ib guru itu meminta murid itu untuk menyalakan lilin lainnya dengan cahaya dari lilin pertama.

Walau tidak mengerti dengan maksud perintah gurunya, murid itu tetap melakukannya. Setelah itu Ibu guru meminta anak itu untuk memperhatikan nyala lilin itu. Lalu Ibu guru mengatakan bahwa lilin pertama nyalanya tetap saja walau telah diambil oleh lilin berikutnya. Mendengar penjelasan itu si anak jadi bingung karena masalahnya disamakan dengan lilin itu. 
Lalu Ibu guru menjelaskan bahwa Ibu guru juga sama dengan lilin itu. Dia tidak akan kekurangan apapun dengan memberikan ilmu, waktu dan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid – muridnya. Dengan memberikan itu semua, seorang guru akan berarti bagi murid – muridnya.

Orang tua murid yang menitipkan anaknya pada sekolah ini dan guru juga menjadi tumpuan harapan segenap bangsa untuk menyiapkan muridnya sebagai calon pemimpin di masa depan. Dengan memberikan bantuan maka Ibu guru tidak kekurangan apapun. Setelah mendengar hal itu, dengan tersenyum si anak mulai menceritakan masalahnya dan pulang ke rumah dengan perasaan puas dan lega.

Kenyataan sering kali bertentangan dengan keinginan kita. Ada orang yang ingin membantu tapi orang yang dibantu tidak mau, ada juga orang yang butuh bantuan orang lain tapi orang lain tidak mau membantunya. Manusia sebagai mahluk sosial tidak mampu hidup sendiri. Manusia selalu memiliki sifat ketergantungan satu dengan lain. Saat kita butuh bantuan biar orang lain membantu kita, demikian juga sebaliknya. Seperti sifat lilin tadi yang memberikan nyala lilinnya pada lilin yang lain, dia selalu menjadi penerang dalam kegelapan dan menghangatkan sekelilingnya tanpa pernah kehilangan jati dirinya.

Cinta Tanpa Syarat

Pernikahan adalah hal yang menyenangkan bahkan terkadang menjadi tujuan utama beberapa orang. Namun karena keseringan bersama dalam sebuah pernikahan terkadang membuat kita bosan bahkan suka mencari – cari masalah. Dan hal ini wajar, karena semua pasangan pasti mengalami naik dan turunnya kehidupan pernikahan.

Nah ilustrasi cerita ini adalah sebuah contoh kisah yang menarik untuk direnungkan mengenai pasangan harmonis yang memiliki cinta tanpa syarat.

Di sebuah keluarga besar hiduplah kakek –nenek yang hidup rukun, serasi, harmonis dan saling mencintai. Suatu hari salah satu cucunya bertanya mengenai resep mempertahankan cinta mereka. Berceritalah mereka mengenai resep itu.

Kala itu kakek dan nenek tengah memperdebatkan artikel yang berjudul ‘Bagaimana Memperkuat Tali Pernikahan’. Di artikel itu dituliskan bahwa masing – masing diminta mencatat hal yang kurang disukai dari pasangannya. Selain itu artikel itu juga membahas cara membuat ikatan tali pernikahan menjadi kuat dan bahagia. Kakek dan nenek kemudian sepakat untuk membuat daftar itu. Untuk mencatat apa yang tidak disukai

Dari pasangannya, kakek dan nenek sepakat berpisah kamar malam itu.

Keesokan harinya nenek duluan yang membaca daftar dosa kakek, dan daftar ketidaksukaan nenek kepada kakek banyak juga. Walau demikian nenek tetap cinta pada kakek. Kemudian giliran kakek yang bercerita mengenai daftar itu. Kakek bilang pagi itu dia membawa kertas kosong karena memang tidak mengisinya dengan apapun. Kakek memberikan alasan mengapa dia tidak mengisi daftar ketidaksukaan kepada nenek. Menurutnya nenek adalah wanita yang kakek cintai apa adanya jadi kakek tidak mau mengubah apapun dari nenek. Kakek bilang nenek adalah wanita cantik, baik hati dan yang penting mau menikah dengan kakek, dan itu lebih dari cukup buat kakek. Mendengar pernyataan itu nenek sangat tersentuh. Sejak saat itu tidak ada masalah besar yang dapat membuat mereka bertengkar dan mengurangi rasa cinta mereka berdua.

Cerita diatas mencoba untuk mengatakan pada kita bahwa sering kali dalam kehidupan ini, kita menghabiskan waktu dan energi untuk memikirkan sisi buruk yang mengecewakan dan menyakitkan. Padahal pada saat yang sama kita juga punya kemampuan untuk menemukan hal indah.

Kita akan menjadi manusia yang berbahagia jika kita mampu berbuat dan melihat serta bersyukur atas hal baik dalam kehidupan ini. Cobalah untuk senantiasa melupakan hal buruk yang pernah terjadi. Dengan demikian hidup akan dipenuhi dengan keindahan, pengharapan dan kedamaian.

Konsistensi cinta tanpa syarat dapat dibangun dengan cara selalu melakukan komunikasi. Karena banyak hubungan pasangan yang carut marut dikarenakan kurangnya komunikasi yang baik. Karena rutinitas kerja, waktu yang sedikit ini membuat kualitas komunikasi mereka hambar. Dan kondisi ini rentan dalam hubungan berpasangan sehingga muncullah keinginan – keinginan yang mengakibatkan cinta bersyarat. Untuk menimbulkan rasa cinta tanpa syarat maka cobalah untuk bergaul dengan lingkungan yang bisa memberikan pencerahan mengenai cinta tanpa syarat.

Komentar Lukisan

Hidup di dunia ini penuh dengan perbedaan, walaupun sebenarnya sebagai manusia kita lebih suka berkumpul dengan orang – orang yang sama dengan kita. Namun perbedaan adalah hal yang membuat hidup ini jauh lebih berwarna. Lihat saja di sekeliling kita.

Mulai keluar dari rumah kita sudah melihat perbedaan. Orang – orang yang berbeda, jenis orang yang berbeda, cuaca yang berbeda dan pengalaman yang berbeda. Bahkan ketika kita menghadapi masalah yang sama, kita akan menyelesaikannya dengan cara yang berbeda. Perbedaan adalah hal yang wajar selama itu tidak menimbulkan konflik, baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
Berikut ini adalah suatu ilustrasi cerita ‘Komentar Lukisan’ yang berisi mengenai perbedaan.

Adalah seorang pelukis terkenal yang hasil lukisannya banyak menghiasi dinding rumah orang – orang kaya. Pelukis itu dikenal dengan kehalusan, ketelitian, keindahan dan perhatiannya pada detail dari obyek yang digambarnya. Banyak para kolektor maupun pecinta barang – barang seni yang memesan lukisan darinya.

Suatu hari setelah menyelesaikan sebuah lukisan, pelukis itu merasa sangat puas dengan hasil lukisannya kali ini. Ia pun berniat mengadakan pameran agar orang – orang dapat mengagumi kehebatan melukisnya. Untuk mengetahui masukan dari penikmat karyanya, pelukis itu meletakkan sebuah buku pada pamerannya, dimana pencinta dan penikmat seni yang telah melihat lukisannya dapat memberikan masukan mengenai kekurangan dan kelemahan lukisan tersebut. Pengunjung pun silih berganti mengisi buku itu.

Setelah beberapa hari pelukis itu pun membaca buku komentar pengunjung pameran. Demi membaca catatan kelemahan yang diberikan pengunjung pamerannya, pelukis itu merasa kecewa. Menurutnya pengunjung itu tidak mengerti keindahan lukisan, sehingga banyak kritikan yang ditujukan pada hasil lukisannya. Tapi dalam hati pelukis itu tetap yakin, bahwa lukisannya itu sangat bagus. Untuk itu dia ingin menguji sekali lagi komentar orang lain mengenai lukisannya dengan metode berbeda. Maka itu pelukis tersebut membuat pameran sekali lagi di tempat yang berbeda tapi tetap dengan menyertakan buku komentar yang disediakan untuk pengunjung. Hanya saja kali ini pengunjung diminta untuk memberikan komentar mengenai kekuatan dan keindahan lukisan tersebut.

Pameran itu berhasil dilaksanakan. Beberapa hari setelahnya barulah pelukis itu berkesempatan untuk kembali membaca buku komentar pengunjung. Dan dia tersenyum senang setelah membacanya, karena banyak pengunjung yang memuji dan mengagumi lukisannya.

Dari dua pameran lukisan itu pelukis memperoleh sebuah kesadaran. Bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Apapun yang kita kerjakan, sehebat dan sesempurna apapun hasil karya kita menurut pandangan kita, ternyata tidak demikian di mata orang lain. Di mata mereka selalu ada saja kelemahan dan kritikan sekaligus ada juga pujian dan kekaguman. Jadi tidak perlu marah dan berkecil hati terhadap komentar orang lain, asalkan kita mengerjakannya dengan sungguh – sungguh dan dilandasai dengan niat baik maka itulah persembahan terbaik bagi diri kita sendiri.

Di kehidupan ini memang tidak ada yang sempurna. Apa yang kita pikirkan, yang kita yakini, yang kita kerjakan  dan yang kita hasilkan selalu saja ada pro dan kontra. Jika kita bersikukuh dengan apa yang kita miliki dan yakini maka itu memungkinkan lahirnya konflik dan antipati. Dan ini membuat kita tidak bahagaia. Tapi jika kita mampu menghargai setiap perbedaan, sebagai hak asasi setiap insan maka akan timbul keselarasan dan keharmonian. Jika kita hidup penuh dengan toleransi maka kemanapun kita pergi dan dengan siapapun kita bergaul pasti ada tempat yang nyaman dan damai untuk kita.

Saya Dilahirkan di Dunia Ini Pasti Punya Manfaat

Melihat kehidupan artis nampaknya menyenangkan. Mereka naik turun mobil mewah, selalu memakai baju bagus dan secara fisik mereka nampak sempurna. Ada saatnya kita ingin menjadi seperti mereka dan merasa tidak percaya diri dengan apa yang kita miliki saat ini. Padahal apakah memang demikian adanya ?

Ilustrasi berikut ini dapat membangkitkan kembali semangat kita untuk tetap percaya diri dan yakin bahwa kita tercipta dengan suatu maksud berguna.

Di tepian sebuah sungai terlihatlah kura – kura yang sedang berjalan. Lalu datanglah pelanduk mendekatinya dan menanyakan kabar kura – kura itu. Kura – kura itu menjawab dengan pesimis bahwa walaupun keadaanya baik – baik saja, tapi dia tetap berjalan pelan dan tidak bisa berlari cepat seperti pelanduk dan hewan lainnya yang berkaki empat.

Pelanduk menanggapi keluhan itu dengan mengabarkan bahwa penghuni hutan sedang resah karena Raja Hutan sedang kelaparan. Jadi semuanya tinggal menunggu giliran siapa gerangan yang akan menjadi mangsa berikutnya. Mendengar itu, kecutlah hati kura – kura. Lalu dia meminta pelanduk mengajarinya berlari cepat. Pelanduk menyetujui permintaan itu.

Tak lama setelah berhari – hari berlatih berlari, bertemulah kura – kura dengan Raja Hutan. Larilah kura – kura itu demi melihat Raja Hutan. Melihat cara jalan kura – kura yang aneh dan lucu, Raja Singa itu hanya mengikuti sambil memainkan kuku kakinya pada kura – kura. Kura – kura sangat ketakutan. Karena dirasanya usaha larinya tidak berhasil maka diapun akhirnya menarik semua anggota tubuhnya untuk disembunyikan di dalam tempurungnya. Melihat tempurung itu, Raja Hutan tidak lagi bersemangat untuk bermain dengannya dan juga tidak bernafsu untuk memakannya. Lalu pergilah Raja Hutan.

Kura – kura baru kembali mengeluarkan anggota badannya setelah sang kera yang tengah bergelayut di atas pohon memberitahukan kepergian Raja Hutan. Kura – kura terkejut dan tidak percaya bahwa dia masih hidup. Lalu kera mengingatkan kalau tempurungnyalah yang menyelamatkannya dari terkaman Raja Hutan, walalupun dia tidak bisa berlari. Mendengar itu, sadarlah kura – kura  bahwa tidak ada yang perlu disesali dengan menjadi seekor kura – kura. Karena sesungguhnya setiap mahluk hidup mempunyai kelebihan dan kelemahan dalam satu paket.

Setiap manusia punya cirri khas yang tidak dipunyai orang lain. Tapi jika hidup hanya berfokus pada kelebihan orang lain dan kelemahan diri sendiri, maka keyakinan dan kepercayaan diri akan sulit berkembang. Karena itu pelajari apa yang menjadi kelebihan dan kekuatan kita. Dengan demikian biar sekecil apapun kemampuan kita pada awalnya namun jika kita tetap fokus dan sungguh hati dalam mengembangkannya maka keyakinan dan kepercayaan diri akan tumbuh dengan sehat. Ini akan membawa kita pada kemenangan dan kesuksesan.

Ulat Kecil Yang Berani

Suatu masa hiduplah seekor ulat kecil yang hidup di tempat yang kekurangan air. Karenanya ulat itu jadi kekurangan makan. Dengan kondisi yang kurang menguntungkan itu, si ulat ingin sekali pindah ke tempat yang lebih baik. Namun hari demi hari, si ulat itu hanya berkeinginan tanpa melakukan sesuatu.

Pada suatu hari niat si ulat untuk pindah ke tempat yang lebih baik telah bulat. Ulat pun keluar dari rumahnya tanpa menoleh kembali ke belakang. Ulat terus menatap ke depan. Namun setelah berjalan cukup jauh, ulat mulai bimbang. Mampukah ia melewati semua itu ? Karena kalaupun dia harus kembali, masih belum terlambat baginya karena dia masih ingat jalan menuju rumahnya. Ditengah kebimbangan itu, tiba – tiba si ulat mendengar sebuah suara yang berbicara kepadanya. Ow…ternyata itu adalah suara kepik. Pada kepik ulat bertanya mengenai perjalanan yang ada dihadapannya. Apakah perjalanan itu masih jauh ? Apakah perjalanan itu menyeramkan dan penuh tantangan ? Lalu si kepik pun mengatakan bahwa memang perjalanan itu penuh dengan tantangan walaupun tidak terlalu panjang. Setelah itu ada sebuah gua yang sangat gelap yang harus dilewati oleh ulat, tapi di ujung gua akan ada seberkas cahaya menuju ke kehidupan yang diinginkan oleh si ulat itu. Mendengar penjelasan itu, si ulat berpikir. Dan kepik terus memberikan dorongan kepada si ulat untuk terus maju dan melewati semua itu. Setelah memprovokasi ulat secara positif, maka kepik itu pun terbang lagi.

Membaca cerita di atas, kita diingatkan pada keinginan kita sendiri. Trekadang kita mempunyai obsesi atau cita – cita yang begitu besarnya, tapi enggan untuk mewujudkannya karena sudah terlanjur ada di zona nyaman. Padahal kemenangan dan kesuksesan adalah hasil dari perjuangan secara sadar untuk mewujudkan apa yang dicita - citakan. Untuk menjadi sukses tidak diperlukan teori yang rumit. Cukup mengetahui nilai yang akan dicapai dan TAKE ACTION !

Ayahku Tukang Batu

Banyak diantara kita yang merasa malu terhadap apa yang sudah dimiliki, atau terhadap lingkungan yang ada disekelilingnya. Misalnya malu karena keluarganya tidak mapan, malu karena penampilan yang tidak cantik atau ganteng, malu karena pendidikan rendah serta hal lain yang membuat kurangnya percaya diri. Ketika rasa tidak percaya diri terlalu membungkus diri seseorang, maka dikhawatirkan rasa bersyukur akan hilang dari diri kita.

Malu atau minder atau tidak percaya diri juga menimpa seorang putri yang ayahnya bekerja sebagai tukang batu di perusahaan kontraktor. Putri ini tidak pernah mau mengakui pekerjaan ayahnya, jika ada yang bertanya padanya. Putri tukang batu itu selalu mengatakan bahwa ayahnya adalah salah satu petinggi di perusahaan kontraktor. Sang ayah sedih dengan kebohongan dan pengingkaran keadaan yang dilakukan oleh anaknya.

Hubungan kedua anak-ayah itupun menjadi tidak harmonis. Putri lebih banyak mengurung diri di kamar dan menyesali mengapa dia harus mempunyai ayah seorang tukang batu.

Suatu hari sang ayah mencari waktu untuk berjalan – jalan dengan putrinya yang mulai menginjak remaja itu. Walaupun agak enggan menerima ajakan ayahnya, tapi putri tukang batu itu menurut juga. Di taman si ayah menunjukkan sebuah gedung tua. Ayah itu lalu berkata bahwa dia adalah salah satu yang ikut membangun gedung itu. Dan ayah itu bersyukur dan bangga karenanya.

Ayah itu ingin agar putrinya juga turut bersyukur dan bangga akan apa yang telah dilakukannya. Karena apa yang dilakukannya juga telah membiayai hidup mereka selama ini. Mendengar cerita itu putri tukang batu itu kemudian tersadar dan bangga akan ayahnya. Ayah dan putri itu kemudian berpelukan dan menangis haru.

Tidak peduli apapun pekerjaan yang dikerjakan bila disertai dengan kejujuran, cinta dan mengetahui tujuan dari apa yang dikerjakan, maka sepantasnya kita mensyukuri nikmat itu.

Tidak menerima diri sendiri dengan apa adanya akan membuat diri kita kewalahan dan selalu merasa was – was karena harus menutupi kepalsuan. Maka itu, daripada hidup dengan kebahagiaan semu, lebih baik mengikuti kehidupan tukang batu diatas yang walaupun hidup dalam keadaan pas – pasan, tapi hidup dengan memiliki kehormatan dan integritas sebagai manusia.
Melihat - Bergerak - Menyelesaikan

Perubahan dimulai dengan melihat. Anda harus melihatnya. Lihatlah dengan pikiran yang positif dan terbuka. Lalu bergerak dan selesaikan perubahan itu... Bertemu Untuk Saling Membangun

Lets Change!

Lihatlah negri ini dengan lebih positif, karena Anda adalah apa yang Anda pikirkan Pikirkanlah apa yang Anda inginkan, dan konsentrasikanlah energi Anda ke sana, 

- Banjir? Macel? Lislrik mati? 

- Energi mahal dan sulit? 

- Sampah? 

- Bank kesulitan menyalurkan dana UKM? 

- UKM sulit mendapalkan kredil? 

- Sekolah mahal? 

- Saya tidak bisa berbisnis karena tidak ber-DNA pengusaha? 

Jangan pikirkan apa yang Anda tidak inginkan, Karena semua itu kelak akan menjadi kenyataan. Mari pikirkan saja yang kita inginkan, Insya Allah semua akan menjadi


Rumah Perubahan

Didirikan untuk menjadikan Indonesia yang lebih baik melalui misi perubahan, baik pada level individu, komunitas, organisasi usaha sosial, dan pemerintah. 

Kenal > Belajar  > Berjejaring > Berbuat > Berubah

"Sebelum perubahan menyentuh cara berpikir, maka manusia belum berubah ... " 

Rhenald Kasali 

 PROGRAM 

Pada dasarnya Indonesia adalah negeri yang berkelimpahan, alamnya kaya dan subur, dan potensinya tidak terbatas. Rumah Perubahan berperan sebagai katalisator, pusat jejaring dan penggerak untuk mewujudkan potensi itu menjadi sebuah manfaat.Dimana ada belenggu yang membatasi potensi untuk berkembang, di situ kami terlibat. 

MENGAPA JEJARING? 

Sebab kita tidak bisa bekerja sendiri, dan sebab negri kita adalah sebuah distrust society. Kita tidak saling mengenal, kurang percaya satu dengan yang lain. Jejaring akan saling mengenal, saling percaya dan saling memberi tahu Anda akan kaya informasi, kaya teman, dan memperoleh kepercayaan disini. Jadilah manusia terpercaya!

Mari Bangun Kekuatan Entrepreneur Indonesia

Bergabung bersama kami dalam kelas Dynamic Entrepreneur

 Rhenald Kasali School for Entrepreneurs

Dynamic Entrepreneur

 Geliat ekonomi kerakyatan semakin semarak. Di sudut-sudut  kota dan sepanjang jalan protokol luar kota, UMKM tumbuh menjamur. Mulai dari menjual rokok, minuman ringan, pisang goreng, bakso, mie ayam, mainan anak-anak, hingga voucer elektrik. Mereka berlomba menumbuhkan ekonomi rumah tangga dengan berjualan.

Nampaknya pandangan masyarakat mengenai pekerjaan telah bergeser. Alih-alih melirik pilihan menjadi pegawai, mereka malah memilih menggeliatkan ekonominya melalui keringat sendiri. Masyarakat mulai menumbuhkan jiwa entrepreneurnya.

Memilih memulai berwirausaha memang tidak salah. Dan pilihan ini cenderung menjadi pilihan yang tepat untuk menghadapi masa depan. Entrepreneur merupakan penggerak ekonomi suatu bangsa. Namun diperlukan pengetahuan yang cukup untuk berwirausaha. Pemahaman mengenai sikap dan cara berpikir, penggalian isnpirasi, perencanaan bisnis, tren bisnis dan tingkat resiko, pengelolaan SDM, hingga manejemen operasional yang baik harus dikuasai.

Rhenald Kasali School for Entrepreneurs (RKSE) menyusun pelatihan untuk membangkitkan jiwa entrepreneur bagi calon entrepreneur yang masih terbelenggu oleh paradigma wirausaha. Kemampuan entrepreneur akan diasah dengan benar, cara berpikir yang bermental pegawai dirombak, dan disiapkan untuk menjadi entrepreneur sukses.

Objective :

  • Membangkitkan jiwa entrepreneur
  • Merubah paradigma negatif mengenai berwirausaha
  • Membangun network melalui milist dan fórum Rhenald Kasali School for Entrepreneurs
  • Mengembangkan potensi diri untuk mulai berwirausaha
  • Memberikan pemahaman: apa yang entrepreneur kerjakan, pikirkan, dan eksekusi.
Sepuluh Cara Berpikir Perubahan:

 1. Berpikir Besar (Big Picture Thinking)

2. Berpikir Pasar (Market-Based Thinking)

3. Berpikir Fokus (Focused Thinking)

4. Berpikir Paradox (Paradox Thinking)

5. Berpikir Sederhana (Simple Thinking)

6. Berpikir Memungkinkan (Possibility Thinking)

7. Berpikir Berbagi/Saling Melengkapi (Shared Thinking)

8. Berpikir Kebersamaan (Unselfish Thinking)

9. Berpikir Tidak Populer (Unpopuler Thinking)

10. Berpikir Hasil (The Bottom-line Thinking)

 

Make a Free Website with Yola.