Angin Puting Beliung

Pendahuluan|Ciri-ciri|Proses terjadinya |Dampak |Antisipasi |


Pendahuluan

Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang terlewati terangkat dan terlempar.

 

 
1, 2 , 3 , 4 , 5 ,

PUSTEKKOM© 20

Angin puting beliung memang terjadi secara tiba-tiba. Sifatnya pun lokal, dan hanya berlangsung beberapa menit. Namun ada tanda-tanda alam sebelum angin kencang ini bertiup. Demikian disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi BMG Yogyakarta Tiar Prasetya saat dihubungi detikcom. Minggu (18/2/2007) pukul 18.30 WIB. Tanda-tanda alam yang terjadi sebelum angin puting beliung datang antara lain, dari pagi hingga malam terasa panas. Di atas pukul 10.00 WIB, terdapat awan cumulusnimbus atau awan cb. "Itu adalah awan putih yang bergulung-gulung, tergolong awan rendah, dan dalam beberapa menit langsung berubah abu-abu," jelas Tiar. Menurutnya, saat awan itu berubah warna, angin sudah mulai bertiup cukup kencang. Meski tidak selalu, namun terkadang petir pun turut menyertai datangnya angin ini. "Angin ini bisa menghantam rumah semi permanen, menerbangkan atap rumah, dan juga pohon. Jadi hati-hati dengan pohon tua, karena angin ini memutar dan arahnya vertikal sehingga bisa merobohkan," bebernya. Ketika beberapa wilayah Yogya diamuk angin puting beliung pada pukul 17.00 WIB, BMG Yogya tidak mendeteksi adanya angin tersebut. Data BMG hanya menangkap adanya angin berkekuatan sekitar 5 knot. Karena itu, BMG Yogya belum bisa memastikan kecepatan dan diameter angin yang telah mengangetkan warga tersebut.

Pada musim pancaroba atau masa transisi dari musim kemarau ke musim hujan biasanya akan berpotensi besar terjadi angin puting beliung yang efeknya bisa menimbulkan kerusakan. Secara meteorologis angin puting beliung dapat terjadi di mana saja terutama di dataran rendah dan daerah yang terbuka. Untuk mengantisipasi hal itu ada baiknya jika kita memahami penyebab dan gejala awal datangnya angin puting beliung.

Awal dari gejala atau tanda-tanda sebelum datangnya angin puting beliung adalah jika dalam satu hari sebelumnya pada malam sampai pagi terasa panas dan gerah. Kemudian sekitar pukul 9 dan 10 pagi terlihat pertumbuhan awan cumulus yang berlapis-lapis, apalagi jika di antara awan itu terdapat satu jenis awan yang mempunyai batas tepi yang sangat jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi (seperti bunga kol)

Setelah itu awan tiba-tiba berubah warna dari yang tadinya putih keabu-abuan menjadi hitam pekat. Jika awan tersebut sudah berubah menjadi culumunimbus maka amatilah pohon-pohon disekitar apakah dahan dan daun bergoyang dengan cepat karena tiupan angin, ditambah lagi apabila tiupan angin itu dirasakan sangat dingin.

Biasanya hujan yang pertama yang turun adalah hujan deras, tetapi jika cuma gerimis maka angin kencang kemungkinan berada di tempat yang jauh. Sementara itu jika terdengar petir bersahutan dengan bunyi yang sangat keras, hal tersebut bisa berpeluang terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang. Proses itu biasanya akan berlangsung lebih kurang selama 1 jam.

Yang perlu di waspadai jika satu atau tiga hari berturut-turut tidak turun hujan selama periode hujan, sebab bisa terjadi kemungkinan akan turun hujan yang sangat deras dengan disertai angin kencang termasuk angin puting beliung.

Angin puting beliung bersifat merusak, gerakannya yang berputar semakin cepat akan menjadikannya sebuah pusaran angin yang mirip dengan badai tropis di lautan. Bedanya adalah angin puting beliung periode waktunya sangat pendek dan singkat kurang dari 10 menit, sedangkan badai tropis bisa sampai berminggu-minggu.

Terakhir…jika mendapati gejala seperti di atas hal yang perlu dilakukan adalah menghindari berteduh atau berada dibawah pohon tinggi karena di khawatirkan jika sewaktu-waktu angin kencang datang pohon tersebut bisa roboh dan menimpa segala sesuatu di bawahnya. Antisipasi lainnya adalah dengan menebang pohon yang rapuh dan berpotensi tumbang jika terkena angin kencang

Kondisi cuaca di indonesia yang lagi tidak menentu berdampak pada banyaknya bencana yang terjadi, cuaca bisa berubah-ubah setiap saat, yang menyebabkan kita harus selalu siap siaga dalam menghadapinya.

Akibat dari cuaca yang tidak menentu seperti hujan yang intensitasnya sangat tinggi serta angin puting beliung yang bisa menyapu apa saja yang dilewatinya berdampak langsung kepada masyarakat, hal seperti ini sering terjadi dan yang terbaru adalah angin puting beliung yang menyapu Kabupaten Ciamis Jawa Barat sebanyak 26 kali.
Angin Puting beliung ini juga disertai dengan hujan deras yang dapat memicu bencana yang lain seperti Tanah Longsor.


Untuk mengurangi dampak buruk dari angin puting beliung, bisnis online mencoba memberikan beberapa tips untuk meminimalisir dampak dari adanya angin puting beliung yang mungkin dapat berguna bagi anda:

  • Bila terjadi angin puting beliung, bila nada didalam rumah hindari berdiri dekat jendela, apalagi jendelanya berupa bahan dari kaca.
  • Matikan segera aliran listrik dan peralatan elektronik, juga matikan segera kompor yang menyala.
  • Bila anda sedang berada di luar rumah segera masuk kebangunan rumah atau bangunan yang kokoh, jangan berlindung dibawah bangunan yang tidak kokoh, dan hindari segera tempat terbuka.
  • Sebaiknya tebang pohon yang cukup tinggi disekita rumah ganti dengan pohon yang tingginya tidak lebih dari atap rumah anda.
  • Atap seng, asbes dan genteng yang tipis rawan terhadap angin puting beliung.

Angin Puting Beliung Tak Bisa Dipantau Satelit

 Fenomena angin putiung beliung yang akhir-akhir ini menerjang beberapa daerah di Indonesia tak bisa diketahui kemunculannya. Angin tersebut kerap muncul di musim peralihan dari hujan ke kemarau, atau sebaliknya.


Menurut Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Bandung,  Thomas Djamaluddin, satelit tidak bisa memantau kemunculan angin puting beliung. Penyebabnya, angin yang disebut Badai Skala Nol tersebut terjadi sesaat di wilayah yang sangat lokal. "Dengan data satelit tak terlihat karena waktu (kejadian) sangat singkat," katanya di sela Konferensi Ilmu Kebumian dan Antariksa di ITB, Kamis (7/1).

Menurut dia, puting beliung muncul karena perbedaan tekanan udara yang sangat cepat, yaitu dari dataran yang panas, lalu ke atas dengan suhu yang lebih dingin. Misalnya saat pagi hingga siang udara cukup panas, kemudian muncul awan tebal menjelang sore. "Dalam kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil, peluang puting beliung sangat besar terjadi," jelasnya.

Pemicu lainnya, diduga karena rusaknya lingkungan. Pemanasan di darat, ujar peneliti senior itu, terjadi akibat berkurangnya pepohonan karena daerah hijau beralih menjadi permukiman. "Semen itu menyerap panas," katanya.

Tanda-tanda kemunculan puting beliung sejauh ini belum diprediksi. Kemunculan awan hitam membubung, masih sulit dikatakan sebagai pertanda kemunculan angin puting beliung.
Musim pancaroba dari suhu udara dingin ke udara panas biasanya terjadi angin puting beliung di beberapa daerah di Sumatera Utara.   

“Hal itu ditandai jika suhu udara meningkat beberapa hari bakal berpeluang angin puting beliung. Saat ini gejalanya belum begitu gencar seperti di Pulau Jawa dan Bali, namun warga masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan,” kata kepala data dan informasi BMKG Wilayah I stasiun Bandara Polonia Medan, Firman, tadi sore.

Dikatakan, biasanya muncul angin puting beliung di Sumatera Utara pada Maret, April, Mei, Juni, September dan bahkan Oktober. Kalau saat ini, menurutnya, gejalanya belum begitu gencar.

Kalaupun ada rumah-rumah warga yang diterjang angin seperti di Deli Serdang dua hari lalu sifatnya hanya angin kencang atau angin vertikal naik turun (down draff), berlangsung mencapai 60 Km/jam, terjadi secara tiba-tiba dalam waktu cepat.

Awan kencang itu seperti angin Tornado yang terjadi di Amerika Serikat, menghantam rumah-rumah penduduk dalam waktu cepat.

Dikatakan, ciri-ciri angin puting beliung antara lain awan yang berubah menjadi warna gelap bergerak dari barat ke timur. Pusaran awan-awan tersebut menimbulkan energi dan bersuara berdengung.

Biasanya angin puting beliung terjadi pada kawasan daerah jarang ada perpohonan atau daerah datar seperti kawasan pantai, baik di daerah Deliserdang, Langkat, Medan dan pesisir Asahan.

Profil angin puting beliung, katanya, biasanya muncul awan seperti cerobong asap dan dapat mengangkat atap-atap bangunan.
Make a Free Website with Yola.