KARTOGRAFI
Kartografi adalah ilmu dan teknik pembuatan peta (Prihandito, 1989). Proses kartografi adalah proses grafis sampai sebuah gambar manjadi peta yang terlihat informatif (map composition). Bahan Kartografi adalah semua
bahan yang secara keseluruhan atau sebagian menggambarkan bumi atau
benda angkasa dalam semua skala, termasuk peta dan gambar rencana dalam 2
dan 3 dimensi; peta penerbangan, pelayaran, dan angkasa; bola peta
bumi; diagram balok; belahan; foto udara, satelit, dan foto ruang
angkasa; atlas; gambar udara selayang pandang, dan sebagainya
Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi.
Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.
Menurut ICA(International Cartographic Association),
yang dimaksud peta adalah gambaran unsure-unsur permukaan bumi (yang
berkaitan dengan permukaan bumi ) dan benda-benda diangkasa.
Menurut Erwin Raiz,
peta merupakan gambaran konvesional permukaan bumi yang terpencil Dn
kenampakannya terlihat dari atas dan ditambah tulisan-tulisan sebagai
penjelasnya. Gambaran konvesional dalah gambaran yang sudah umium dan
sudah diatur dengan aturan tertentu yang diakui umum.
Menurut Soetarjo Soerjosumarmo, peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil denagn perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.
Banyak sekali definisi tentang peta, tetapi pada dasarnya hakekat peta adalah
- Peta adalah alat peraga.
- Melalui alat peraga itu, seorang penyusun peta ingin menyampaikan idenya kepada orang lain.
- Ide
yang dimaksud adalah hal-hal yang berhubungan dengan kedudukannya
dalam ruang. Ide tentang gambaran tinggi rendah permukaan bumi
suatu daerah melahirkan peta topogafi, ide gambaran penyebaran
penduduk (peta penduduk), penyebaran batuan (peta
geologi),penyebaran jenis tanah (peta tanah atau soil map),
penyebaran curah hujan (peta hujan) dan sebagainya yang menyangkut
kedudukannya dalam ruang.
- Dengan
cara menyajikannya kedalam bentuk peta, diharapkan si penerima ide
dapat dengan cepat dan mudah memahami atau memperoleh gambaran
dari yang disajikan itu melalui matanya.
Syarat peta
Setelah
memahami benar-benar hakekat dari peta, tidaklah sulit untuk kemudian
menelaah apa yang sebenarnya diperlukan sebagai syarat dari peta yang
baik. Syarat peta yang baik mestinya :
- Peta tidak boleh membingungkan
- Peta harus dengan mudah dapat dimengerti atau ditangkap maknanya oleh si pemakai peta.
- Peta harus memberikan gambaran yang sebenarnya. Ini berarti peta itu harus cukup teliti sesuai dengan tujuannya.
- Karena
peta itu dinilai melalui penglihatan (oleh mata), maka tampilan
peta hendaknya sedap dipandang (menarik, rapih dan bersih).
Usaha memenuhi persyaratan peta
Supaya peta tidak membingungkan, peta dilengkapi dengan :
- Keterangan atau legenda;
- Sekala peta;
- Judul peta (apa isinya);
- Bagian dunia mana.
Supaya mudah dimengerti atau ditangkap maknanya, digunakan :
- Tata warna;
- Simbol (terutama pada peta tematik);
- Proyeksi.
Sebuah
peta harus teliti. Sehubungan dengan itu, perlu diingatkan bahwa
tingkat ketelitian harus disesuaikan dengan tujuan peta dan jenis peta,
serta kesanggupan sekala peta itu dalam menyatakan ketelitian. Sebagai
contoh :
- Jenis peta : Peta Penggunaan Tanah
- Tujuan peta : Memperlihatkan bentuk-bentuk pemanfaatan atau pengusahaan tanah oleh manusia.
- Sekala peta : 1:50.000
- Yang
harus teliti : Jenis-jenis penggunaan tanah apa yang dapat
digambarkan dengan sekala peta tersebut. Jenis penggunaan tanah
sekala 1:50.000 tentunya harus lebih teliti atau rinci dari jenis
penggunaan tanah sekala 1:250.000 misalnya.
Penyusunan Peta
Data Geografis
Untuk
menyampaikan ide melaui peta dari berbagai hal kedudukannya dalam ruang
muka bumi diamana objek (objek geografis) yang akan disampaikan
tersebut tentunya amatlah rumit. Penyederhanan objek geografis dalam peta terdiri dari :
- Titik, bentuk titik ini misalnya sebuah menara, tugu dan sebagainya.
- Garis, misalnya sungai dan jalan.
- Luasan, misalnya bentuk-bentuk penggunaan tanah, danau dan sebagainya.
Proyeksi Peta
Pada
prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang
lengkung) ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan sebagai berikut ;
- Bentuk yang diubah itu harus tetap.
- Luas permukaan yang diubah harus tetap.
- Jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah harus tetap.
Untuk
memenuhi ketiga syarat itu sekaligus suatu hal yang tidak mungkin.
Untuk memenuhi satu syarat saja dari tiga syarat di atas untuk seluruh
bola dunia, juga merupakan hal yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan
hanyalah satu saja dari syarat di atas untuk sebagian kecil permukaan
bumi.
Oleh
karena itu, untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang
lebih besar harus dilakukan kompromi ketiga syarat di atas. Akibat dari
kompromi itu maka lahir bermacam jenis proyeksi peta.
Proyeksi berdasarkan bidang asal
- Bidang datar (zenithal)
- Kerucut (conical)
- Silinder/Tabung (cylindrical)
- Gubahan (arbitrarry)
Jenis
proyeksi no.1 sampai no.3 merupakan proyeksi murni, tetapi proyeksi
yang dipergunakan untuk menggambarkan peta yang kita jumpai sehari-hari
tidak ada yang menggunakan proyeksi murni di atas, melainkan merupakan
proyeksi atau rangka peta yang diperoleh melaui perhitungan (proyeksi
gubahan).
Dalam
kesempatan ini tidak akan dijelaskan bagaimana perhitungan proyeksi
tersebut di atas, akan tetapi cukup jenis proyeksi apa yang biasa
digunakan dalam menyediakan kerangka peta di seluruh dunia.
Contoh proyeksi gubahan :
- Proyeksi Bonne sama luas
- Proyeksi Sinusoidal
- Proyeksi Lambert
- Proyeksi Mercator
- Proyeksi Mollweide
- Proyeksi Gall
- Proyeksi Polyeder
- Proyeksi Homolografik
Kapan masing-masing proyeksi itu dipakai ?
1. Seluruh Dunia
- Dalam dua belahan bumi dipakai Proyeksi Zenithal kutub
- Peta-peta statistik (penyebaran penduduk, hasil pertanian) pakai Mollweide
- Arus laut, iklim pakai Mollweide atau Gall
- Navigasi dengan arah kompas tetap, hanya Mercator
2. Daerah Kutub
- Proyeksi Lambert
- Proyeksi Zenithal sama jarak
3. Daerah Belahan Bumi Selatan
- Sinusoidal
- Lambert
- Bonne
4. Untuk Daerah yang lebar ke samping tidak jauh dari Khatulistiwa
- Pilih satu dari jenis proyeksi kerucut.
- Proyeksi apapun sebenarnya dapat dipakai
Untuk daerah yang membujur Utara-Selatan tidak jauh dari Khatulistiwa pilih Lambert atau Bonne.
Tata Warna dan Simbol
Agar
peta dapat dengan mudah dimengerti oleh pengguna peta, pemakaian tata
warna dan simbol sangat membantu untuk mencapai tujuan tersebut.
. Tata warna
Penggunaan
warna pada peta (dapat juga pola seperti titik-titik atau jaring
kotak-kotak dan sebagainya) ditujukan untuk tiga hal :
- Untuk membedakan
Untuk menunjukan tingkatan kualitas maupun kuantitas (gradasi)
- Untuk keindahan
Dalam
menyatakan perbedaan digunakan bermacam warna atau pola. Misalnya laut
warna biru, perkampungan warna hitam, sawah warna kuning dan sebagainya.
Sedangkan
untuk menunjukan adanya perbedaan tingkat digunakan satu jenis warna
atau pola. Misalnya untuk membedakan bersarnya curah hujan digunakan
warna hitam dimana warna semakin cerah menunjukan curah hujan makin
kecil dan sebaliknya warna semakin legam menunjukan curah hujan semakin
besar.
Simbol
Untuk
menyatakan sesuatu hal ke dalam peta tentunya tidak bisa digambarkan
seperti bentuk benda itu yang sebenarnya, melainkan dipergunakan sebuah
gambar pengganti atau simbol.
Bentuk simbol dapat bermacam-macam seperti; titik, garis, batang, lingkaran, bola dan pola.
Simbol
titik biasanya dipergunakan untuk menunjukan tanda misalnya letak
sebuah kota dan menyatakan kuantitas misalnya satu titik sama dengan 100
orang, dam sebagainya.
Simbol
garis digunakan untuk menunjukan tanda seperti jalan, sungai, rel KA
dan lainnya. Garis juga digunakan untu menunjukan perbedaan tingkat
kualitas, yang dikalangan pemetaan dikenal dengan isolines.
Dengan demikian timbul istilah-istilah :
· Isohyet yaitu garis dengan jumlah curah hujan sama
· Isobar yaitu garis dengan tekanan udara sama
· Isogon yaitu garis dengan deklinasi magnet yang sama
· Isoterm yaitu garis dengan angka suhu sama
· Isopleth yaitu garis yang menunjukan angka kuantitas yang bersamaan.
Tujuan
dari penggunaan peta isopleth (menunjukan angka kuantitas sama) yaitu
untuk memperlihatkan perbandingan nilai dari sesuatu hal pada daerah
yang satu dengan daerah yang lain. Sehingga pengguna peta akan tahu mana
daerah dengan nilai besar dan mana daerah dengan nilai kecil.
Untuk
simbol batang, lingkaran dan bola biasanya lebih banyak dipakai untuk
nilai-nilai statistik yang ditunjukan dengan garfik (batang, lingkaran
dan bola).
Komponen Peta
Setelah
kita memahami konsep dasar dari penyusunan peta tersebut di atas,
menjadi semakin mudah untuk menyimak apa saja komponen peta yang baik.
Komponen peta terdiri dari :
- Isi peta
Isi peta menunjukan isi dari makna ide penyusun peta yang akan disampaikan kepada pengguna peta.
Kalau ide yang disampaikan tentang perbedaan curah hujan , isi peta tentunya berupa isohyet.
- Judul peta
Judul
peta harus mencerminkan isi peta. Isi peta berupa isohyet, tentu judul
petanya menjadi "Peta Distribusi Curah Hujan", dan sebagainya.
- Sekala peta dan Simbol Arah
Sekala
sangat penting dicantumkan untuk melihat tingkat ketelitian dan
kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar
jelas pada peta 1:10.000 dibandingkan dengan pada peta 1:50.000
misalnya. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan lebih rinci dan detail
pada sekala 1:10.000 dibandingkan peta sekala 1:50.000.
Simbol
arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara
lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak
tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak
membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si
pemakai dapat dengan mudah mencocokan objek di peta dengan objek
sebenarnya di lapangan.
- Legenda atau Keterangan
Agar
pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian dalam
isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
- Inzet dan Index peta
Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang dipetakan tersebut.
Inzet
peta merupakan peta yang diperbersar dari bagian belahan bumi. Sebagai
contoh, kita mau memetakan pulau Jawa, pulau Jawa merupakan bagian dari
kepulauan Indonesia yang diinzet.
Sedangkan
index peta merupakan sistem tata letak peta , dimana menunjukan letak
peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di sekitarnya.
- Grid
Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak atau grid system.
Tujuan
grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta dari sekian banyak
lembar peta dan untuk memudahkan penunjukan letak sebuah titik di atas
lembar peta.
Cara
pembuatan grid yaitu, wilayah dunia yang agak luas, dibagi-bagi kedalam
beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan kode tersebut
kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan
seterusnya.
Jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia yaitu antara lain :
Kilometerruitering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotak-kotak dengan satuan kilometer.
Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh tentara inggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping System).
Untuk
menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang berusaha membuat
sistem grid yang seragam dengan sistem UTM grid system dan UPS grid
system (Universal Transverse Mercator dan Universal Polar Stereographic Grid System).
- Nomor peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
- Sumber/Keterangan Riwayat Peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta, percetakan,sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal/tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan/pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan
- Proyeksi
Permukaan bumi adalah bidang lengkung, dan peta – baik yang
tercetak maupun dalam bentuk gambar di layar komputer – adalah bidang
datar. Artinya, semua peta tidak terkecuali globe (bola dunia) mengalami
distorsi dari bumi yang sebenarnya.
Untuk wilayah yang lebih kecil,
distorsi tidak signifikan karena wilayah yang kecil dalam globe
kelihatan seperti permukaan datar. Untuk wilayah yang lebih luas atau
untuk tujuan yang butuh akurasi yang tinggi, bagaimanapun distorsi
merupakan hal yang sangat penting.
Kita
dapat melihat bagaimana distorsi peta terjadi jika kita melihat kulit
jeruk. Ketika permukaan luar lengkungan jeruk dikupas dan diletakkan
mendatar, hamparan kulit akan dalam potongan yang terpisah. Kartografer
menghadapi masalah yang sama ketika memetakan permukaan bumi. Mereka
harus memindahkan bagian geografis dengan cara tertentu, menarik dan
menggabungkan kembali bagian-bagian tersebut secara bersamaan agar
menjadi peta datar yang nyambung.
Pada
prinsipnya, proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bola (bidang
lengkung) ke bentuk bidang datar dengan persyaratan; bentuk yang diubah
harus tetap sama, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak
antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan yang diubah
harus tetap.
Untuk memenuhi ketiga syarat itu sekaligus merupakan hal yang tidak mungkin.
Untuk
memenuhi satu syarat saja bagi seluruh bola dunia, juga merupakan hal
yang tidak mungkin. Yang bisa dilakukan hanyalah satu saja dari syarat
di atas untuk sebagian kecil permukaan bumi.
Oleh karena itu,
untuk dapat membuat rangka peta yang meliputi wilayah yang lebih besar,
harus dilakukan kompromi antara ketiga syarat di atas. Ini mengakibatkan
lahirnya bermacam jenis proyeksi peta. Beberapa jenis proyeksi yang
umum adalah silinder/tabung (cylindrical), kerucut (conical), bidang
datar (zenithal) dan gubahan (arbitrarry)
Jenis proyeksi yang
sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi
yang diperoleh melalui perhitungan. Salah satu proyeksi gubahan yang
sering digunakan adalah proyeksi Mercator. Proyeksi ini merupakan sistem
proyeksi Silinder, Konform, Secant, Transversal.
-Skala
Ukuran
peta dalam hubungannya dengan bumi disebut dengan skala, biasanya
dinyatakan dengan pecahan atau rasio/perbandingan. Pembilang, yang
terletak di bagian atas pecahan merupakan satuan unit peta dan penyebut
yang terletak di bagian bawah pecahan merupakan angka dalam unit yang
sama yang menunjukan jarak yang sebenarnya di lapangan/bumi. Sebagai
contoh skala 1/10.000 artinya jarak satu centimeter di peta eqivalen
dengan 10.000 centimeter di lapangan. Sebagai perbandingan, skala ini
akan ditunjukkan sebagai 1:10.000. Jika penyebut makin besar atau
pecahan makin kecil maka semakin luas permukaan bumi yang dapat
ditunjukkan dalam peta tunggal. Oleh karena itu, peta berskala kecil
akan menunjukkan bagian bumi yang lebih luas dan peta berskala besar
relatif menunjukkan bagian bumi yang lebih kecil.
Skala peta digital bisa lebih bervariasi yang dapat dirubah dengan “zoom�. Memperbesar zoom dan lebih memperdekat ke bumi akan menggambarkan skala yang lebih besar.
-Koordinat
Secara
teori, koordinat merupakan titik pertemuan antara absis dan ordinat.
Koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem sumbu, yakni perpotongan
antara garis-garis yang tegak lurus satu sama lain. Sistem koordinat
yang dipakai adalah koordinat geografis (geographical coordinate). Sumbu
yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang
tegak lurus dengan garis katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara
dan lintang selatan) yang sejajar dengan garis katulistiwa. Garis bujur
adalah garis khayal yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan,
mengukur seberapa jauh suatu tempat dari meridian. Sedangkan garis
lintang adalah garis khayal di atas permukaan buni yang sejajar dengan
khatulistiwa, untuk mengukur seberapa jauh suatu tempat di utara/selatan
khatulistiwa.
Koordinat geografis dinyatakan dalam satuan
derajat, menit dan detik. Derajat dibagi dalam 60 menit dan tiap menit
dibagi dalam 60 detik. Sebagai contoh Menara Eiffel di Paris mempunyai
koordinat 48? 51? 3? Lintang Utara dan 2? 17? 35? Bujur Timur.
Kadang-kadang koordinat ditunjukkan dalam desimal sebagai ganti dari
menit dan detik. Jadi koordinat Menara Eiffel dapat juga ditulis sebagai
48? 51,53333 Lintang Utara dan 2? 17,5833 Bujur Timur.
-Legenda
Peta ini menggunakan simbol untuk menggambarkan letak objek yang sebenarnya.
Legenda
adalah penjelasan simbol-simbol yang terdapat dalam peta. Gunanya agar
pembaca dapat dengan mudah memahami isi peta. Contoh simbol legenda
adalah ikon-ikon yang melambangkan bangunan, perbedaan warna yang
melambangkan elevasi, perbedaan jenis garis yang melambangkan
batas-batas atau jenis ukuran jalan, titik dan lingkaran yang
menunjukkan populasi suatu kota. Jika detail peta kelihatan tidak
familiar, mempelajari legenda peta akan sangat membantu sebelum
melanjutkan proses lebih jauh.
-Arah
Simbol
arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah utara
lazimnya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata letak
tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta nyaman dibaca dengan tidak
membolak-balik peta. Lebih dari itu, arah juga penting sehingga si
pemakai dapat dengan mudah mencocokkan objek di peta dengan objek
sebenarnya di lapangan.
-Elevasi
Salah
satu unsur yang penting lainnya pada suatu peta adalah informasi tinggi
suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Unsur ini disebut dengan
elevasi, yaitu ketinggian sebuah titik di atas muka bumi dari permukaan
laut. Kartograf menggunakan teknik yang berbeda untuk menggambarkan
ketinggian, misalnya permukaan bukit dan lembah.
Peta yang sudah
modern menggambarkan pegunungan dengan relief yang diberi bayangan, yang
disebut dengan hill shading. Peta Topografi tradisional menggunakan
garis lingkaran yang memusat yang disebut dengan garis kontur, untuk
menggambarkan elevasi. Setiap garis menandakan ketinggian di atas
permukaan laut.
Sebagai ganti garis kontur, peta berwarna
seringkali menggunakan standarisasi skala warna untuk menunjukkan
elevasi; laut diberi warna biru, elevasi rendah digambarkan dengan
bayangan hijau, elevasi tinggi digambarkan dari range sawo matang sampai
coklat, dan puncak tertinggi diberi warna putih, menunjukkan salju.
Semakin tajam bayangan warna biru sama artinya dengan semakin dalam kedalaman suatu laut atau danau.
Jenis Peta
Berdasarkan temanya/isinya, peta dapat dibagi menjadi tiga kategori.,
1.peta
umum, biasanya terdiri dari banyak tema dan memberikan gambaran umum.
Peta umum biasanya praktis, menunjukkan dunia yang memungkinkan orang
dari satu ujung menuju ujung lain tanpa tersesat, atau menunjukkan
layout keseluruhan suatu tempat yang belum dikenal tanpa harus pergi ke
sana. Contoh peta umum adalah peta jalan suatu negara yang juga
menunjukkan kota besar, pegunungan, sungai, landmark dan lain-lain.
2.
adalah peta tematik, yang terdiri dari satu atau beberapa tema dengan
informasi yang lebih dalam/detail. Peta tematik juga dapat menunjukkan
hampir semua jenis informasi yang beragam dari satu tempat ke tempat
lain. Contoh peta tematik adalah peta penyebaran penduduk atau tingkat
penghasilan menurut negara, propinsi atau kabupaten, dengan
masing-masing bagian diberi warna yang berbeda untuk menunjukkan tingkat
relativitas jumlah penduduk atau penghasilan.
3.
Peta kategori ketiga adalah grafik, di mana keakuratan peta rute
perjalanan digunakan untuk navigasi laut dan udara. Ini harus sering
diupdate sehingga kapten atau pilot mengetahui bahaya yang terjadi di
sepanjang rute mereka.
Berdasarkan metode pembuatannya
Berdasarkan metode pembuatannya, peta dibedakan menjadi peta kualitatif dan peta kuantitatif.
1. peta kualitatif
Peta kualitatif adalah peta yang digambarkan dengan menggunakan
simbol-simbol. Tiga metode penggambaran peta kualitatif sebagai berikut.
a) Metode korokonatif dengan meggaris tipis dan memberi warna
b) Metode korokomenatik menggunakan tanda simbol pada peta dengan huruf, misalnya pohon, manusia,, biji-bijian atau mineral.
c) Metode indek figur menggunakan simbol ------------,+++++++, atau vvvvvvv
2. peta kuantitatif
Peta kuantitatif yaitu peta yang menggunakan garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang mempunyai kesamaan. Contoh :
a) Isotherm adalah garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang sama temperaturnya.
b) Isoplet adalah garis-garis yang menghubungkan daerah-daerah yang sama ketinggiaannya.
c) Koroplet adalah garis-garis sejajar pada peta yang berbeda intervalnya.
Peta
dapat dibuat dengan berbagai bentuk. Peta pertama mungkin dibuat
manusia dengan menggambar garis di pasir atau batu kerikil dan ranting
kecil disusun di atas tanah. Peta modern diterbitkan untuk penggunan
yang lebih lama oleh manusia. Peta cetak adalah bentuk yang paling
sederhana. Peta cetak menggambarkan dunia sebagai bidang datar dalam dua
dimensi. Dalam peta cetak, relief gunung dan lembah ditunjukkan dengan
simbol khusus untuk memperbaiki kekurangan “tingkat kedalaman�, di
mana hal tersebut adalah dalam bentuk tiga dimensi. Jadi, peta relief
adalah peta bidang datar dengan penambahan tonjolan dan lekukan untuk
menunjukkan perbedaan tinggi rendahnya permukaan bumi. Tonjolan dan
lekukan ini biasanya dibuat dari tanah liat atau plastik.
Peta
berbasis komputer (digital) lebih serba guna. Peta yang terprogram akan
lebih dinamis karena bisa menunjukkan banyak view yang berbeda dengan
subjek yang sama. Peta ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi
gabungan, gambar, suara, dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan
melalui internet. Peta digital dapat diupdate ke peta tematik baru dan
bisa menambahkan detail informasi geografi lainnya. Hal ini disebabkan
informasi baru dapat dimasukkan ke dalam database setiap saat. Mempunyai
peta digital sama seperti mempunyai selusin peta tematik cetak yang
meng-overlay daerah tertentu yang terhubung secara elektronik ke sebuah
perpustakaan besar dalam tema utama atau yang berhubungan dengan tema
utama.
Penggunaan
peta tergantung pada jenis peta yang ada dan jenis informasi yang
diinginkan dari peta tersebut. Dalam kasus peta sederhana, hanya satu
atau dua jenis informasi yang mungkin tersedia sehingga sedikit atau
bahkan tidak perlu keahlian membaca peta untuk menggunakannya. Sebagai
contoh, sketsa lingkungan sekitar (tetangga) hanya menunjukkan hubungan
rumah utama dengan sudut jalan atau jaraknya dari suatu pasar atau
sekolah. Semua orang dapat menggunakan peta seperti ini. Peta lengkap
dapat menggambarkan jarak yang sebenarnya, lokasi lahan dengan tepat,
elevasi, vegetasi dan aspek lainnya. Untuk menginterpretasikan peta
lengkap seperti ini, diperlukan beberapa keahlian dasar membaca peta.
Peta
bisa menjadi petunjuk bagi pelancong/wisatawan, atau menjelaskan dunia
dengan menyertakan jenis informasi geografi khusus. Peta juga dapat
mengundang eksplorasi. Sebagai contoh, peta berwarna Pulau Marquases
dengan pelabuhan yang eksotik seperti Hakapehi di Nuku Niva mungkin
kedengaran menarik bagi seseorang. Dengan kata lain, peta yang berisi
banyak detail yang menarik dari suatu daerah/wilayah dapat
menggoda/menarik orang lain ke wilayah tersebut.
Peta
dapat digambar dengan berbagai gaya, masing-masing menunjukkan
permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama yang memungkinkan kita
untuk men-visualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional.
Beberapa fakta dan skill yang sederhana akan dijabarkan di sini guna
membantu anda menggunakan peta dengan efektif. Tetapi sebelumnya,
perhatikan beberapa fakta penting berikut ini :
1.Tidak ada peta yang sempurna
Orang
membuat peta dari data yang mereka kumpulkan dengan alat tertentu.
Sekalipun peta dibuat dengan menggunakan komputer, tetapi tergantung
pada program dan mesin yang didesain oleh manusia. Manusia membuat
kesalahan dan mesin total tidak pernah akurat. Tidak ada alat untuk
merekam setiap detail lansekap.
Peta bagaimanapun juga dapat melakukan error (salah) dan tidak akurat.
Data
atau kartografi yang salah bisa membuat letak desa/kampung tertentu
tidak tepat pada peta, atau puncak pegunungan tidak setinggi yang muncul
pada peta.
Kartografer (pembuat peta) yang menggunakan alat
tradisional, seperti merekam data dengan manual atau menggunakan
fotografi altitude tinggi, terbatas pada seberapa banyak objek yang
terekam oleh mereka dan seberapa kecil objek yang dapat terekam. Objek
yang terlalu kecil bisa jadi tidak akurat ditempatkan atau malah bisa
tidak muncul.
Alat modern seperti fotografi yang menggunakan
satelit resolusi tinggi mampu merekam detail sampai resolusi beberapa
meter. Sebagian besar permukaan objek yang penting dapat terekam dengan
imagery untuk kemudian dialihkan menjadi peta atau foto dengan akurasi
yang lebih tinggi, tetapi tetap masih harus diinterpretasikan lagi dan
masih ada data yang error.
2. Peta selalu menjadi tidak update, tidak lama menunjukkan keakuratan dunia
Hal
ini disebabkan dunia secara konstan berubah baik secara fisik maupun
secara kurtural/budaya. Teknologi modern menyediakan solusi komputer
yang memungkinkan kita memperbaharui peta dengan mudah tanpa menggambar
ulang. Bagaimanapun informasi yang tepat patut dipertimbangkan.
Perubahan dunia tetap harus dikumpulkan secara periodik dan digunakan
untuk memperbaiki database peta.
3. Peta
adalah bias. Peta umumnya tidak menunjukkan setiap penampakan area
topografi secara terpisah misalnya setiap pohon, rumah, atau jalan
sehingga kartograf harus menentukan proyeksi dan skala peta dan jumlah
detail yang tersedia. Tujuan pemetaan dan latar belakang budaya
Kartograf juga sering berpengaruh pada proses ini, yang disebut dengan
generalisasi. Informasi pada peta dan bagaimana distorsi terjadi juga
berpengaruh terhadap apa yang dipikirkan orang tentang dunia dan apa
yang mereka lakukan.
Penggunaan peta
Kegunaan
peta tergantung pada jenisnya. Peta topografi yang skalanya kecil dapat
memberikan gambaran secara luas tentang muka bumi yang digambar
dipeta. Peta tematik atau khusus digunakan untuk tujuan tujuan tertentu.
Misalnya peta persebaran penduduk, peta iklim, peta oersebarab flora
dana fauana, dan sebagainya
PEMETAAN
Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun raster.
Kegiatan
survey dan pemetaan setelah kemerdekaan RI, dilaksanakan atas dasar
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 1951, tentang Pembentukan Dewan dan
Direktorium Pengukuran dan Penggambaran Peta. Selanjutnya kegiatan
survey dan pemetaan dipertegas lagi dengan Keputusan Presiden Nomor 263
tanggal 7 September 1965 tentang Pembentukan Dewan Survey dan Pemetaan
Nasional (DESURTANAL) serta Komando Survey dan Pemetaan Nasional
(KOSURTANAL) sebagai pelaksana. Dalam tugas DESURTANAL tersebut secara
jelas dicantumkan kaitan antara pemetaan dengan inventerisasi
sumber-sumber alam, dalam rangka menunjang Pembangunan Nasional. Lingkup
tugas KOSURTANAL tidak hanya bersifat koordinasi terhadap kegiatan
Departemen-Departemen yang memerlukan peta ,melainkan juga mencakup
fungsi pengelolaan bagi pemetaan
Praktek
pemetaan dimaksudkan untuk melatih kemampuan teknis mahasiswa di bidang
pemetaan. Praktek pemetaan ini meliputi praktek pembuatan peta, praktek
interpretasi foto udara, praktek Geographic Positioning System,
Pratek Fotogrametri dan praktek analisis spasial berdasarkan data citra
maupun peta tematik. Pengolahan data spasial dilakukan secara digital
dengan memanfaatkan software-software pemetaan seperti AutodeskMAP, Arc
View, Arc Info, dan ERMapper yang terangkum dalam mata kuliah pilihan
pemetaan dan komputer perencanaan.
Praktek pemetaan ini juga mengakomodasi perkembangan teknologi serta kebutuhan dunia perencanaan. Pada saat ini sedang dikembangkan sistem pembelajaran pemetaan dengan pengembangan database perencanaan. Sehingga mahasiswa nantinya tidak hanya dilatih untuk bisa membuat peta ataupun analisis peta tetapi juga dapat menyusunnya dalam sebuah database