GPS (Global Positioning System) adalah
sistem satelit navigasi dan penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola
oleh Amerika Serikat. Sistem ini didesain untuk memberikan posisi dan
kecepatan tiga-dimensi serta informasi mengenai waktu, secara kontinyu
di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan cuaca, bagi banyak orang
secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan orang di seluruh
dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi tentang
posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat
memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa
millimeter (orde nol) sampai dengan puluhan meter.
1. Sistem GPS
Satelit GPS mengelilingi bumi dua kali sehari dalam orbit yang amat
presisi sambil memancarkan sinyal ke bumi. GPS receiver (kita sebut
receiver saja) menerima informasi ini menggunakan metode Triangulasi
untuk menghitung secara pasti di mana lokasi receiver. Pada dasarnya,
receiver membandingkan timing dalam micro second pulsa waktu dari sinyal
yang ditransmisikan oleh satelit dengan timing pulsa waktu, yang
diterima pada receiver dengan transmisi pseudo random code. Perbedaan
waktu inilah yang akan memberitahu receiver seberapa jauh dan arah
satelit berada darinya.
Setelah jarak diukur dengan sejumlah satelit GPS lainnya, receiver
bisa. menentukan posisinya dalam koordinat lintang dan bujur derajat.
Receiver harus mengunci paling tidak 3 satelit untuk menghitung posisi 2
dimensi (garis lintang dan garis bujur) dan lintasan pergerakan. Dengan
4 atau lebih satelit yang dapat di acess, receiver dapat menentukan
posisi 3 dimensi (+ ketinggian). Sekali posisi dari pengguna dapat
ditentukan, receiver GPS dapat juga menentukan informasi lain seperti
kecepatan, lintasan yang telah dilewati, jarak perjalanan yang sudah
ditempuh, jarak ke tempat tujuan, waktu sunrise dan sunset dan lain
sebagainya.
2. Dasar Kerja GPS
Untuk mengetahui posisi dari GPS, diperlukan minimal 3 satelit.
Pengukuran posisi GPS didasarkan oleh sistem pengukuran matematika yang
disebut dengan Triliterasi. Yaitu pengukuran suatu titik dengan bantuan 3
titik acu. Misalnya anda berada di suatu kota A (disini kota kita
anggap sebagai titik), tetapi anda tidak mengetahui dimana anda berada.
Untuk mengetahui keberadaan anda, anda bertanya kepada seseorang, dan
orang tersebut menjawab bahwa anda 2 km dari kota B. Jawaban ini tidak
memuaskan anda karena anda tidak tahu apakah anda di sebelah selatan,
utara, barat, atau timur kota B. Kemudian anda bertanya kepada orang
ke-2 dan mendapat jawaban bahwa anda berada 5 km dari kota C. Dengan
jawaban ini anda sudah dapat membayangkan dimana posisi anda, hanya ada
kemungkinan 2 titik berbeda yang berpotongan antara lingkaran dengan
radius kota A dengan kota B dan lingkaran dengan radius kota A dengan
kota C. Untuk lebih memperjelas lagi anda mumerlukan orang ke-3,
misalnya anda berada di 1 km dari kota D. Dengan demikian anda
mendapatkan perpotongan antara lingkaran dengan radius jarak kota A ke
kota B, lingkaran antara kota A dan kota C, dan lingkaran antara kota A
dan kota D. Dalam GPS kota A adalah alat penerima GPS, kota B, C, dan D
adalah Satelit.
3. Metoda penentuan posisi dengan GPS
Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu
metoda absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian
dapat dilakukan dengan cara real time dan atau post-processing. Apabila
obyek yang ditentukan posisinya diam maka metodenya disebut Statik.
Sebaliknya apabila obyek yang ditentukan posisinya bergerak, maka
metodenya disebut kinematik. Selanjutnya lebih detail lagi kita akan
menemukan metoda-metoda seperti SPP, DGPS, RTK, Survei GPS, Rapid
statik, pseudo kinematik, dan stop and go, serta masih ada beberapa
metode lainnya.
4. Sinyal GPS
Satelit GPS mengirim dua sinyal transmisi gelombang radio dengan
emisi “Code-Phase”dan “Carrier-Phase” untuk menghitung jarak Satelite
dan GPS Receiver agar lebih akurat, dengan frekuensi L1(1,57542 GHz )
GPS transmisi Signal diperuntukan pengguna sipil dan L,2.(1227.60 MHz)
US GPS transmisi Sinyal untuk keperluan militer dengan spesifikasi
keakuratan serta Eror Correction lebih baik. Sinyal satelite GPS Navstar
memancar menyorot permukaan bumi sesuai dengan karakter signal
Microwave pada band sekitar 1.2- 1,5 GHZ, menembus awan, kaca dan
plastic namun tidak akan bisa menembus benda padat/keras seperti
bangunan atau gunung.
Sinyal GPS mengandung tiga informasi yaitu kode pseudorandom, data
ephemeris dan data almanak. Sinyal transmisi dari satelit GPS merupakan
sinyal identifikasi satelit saat sedang mengirim informasi terhadap GPS
Receiver. Selanjutnya Receiver GPS menghitung timing waktu rambatan
gelombang dari satelite Navstar dengan menghitung selisih timing pulsa
antara “pseudo random code” dari Receiver GPS bangkitkan dengan sinyal
yang identik dari satelit GPS Navstar. Kelebaran freqwensi (Bandwidth)
yang dibutuhkan untuk mentransmisikan pseudo random code sekitar 1MHz,
sehingga transmisi sinyal GPS ditransmisikan pada gelombang 20 cm atau
sekitar 1.2 -1.5 GHZ.
Perhitungan Sinyal pseudo random code
-Data ephemeris adalah data yang selalu dikirim satelit, berisi
informasi penting mengenai status satelit, data dan waktu terkini dari
jam atom yang ada di satelit GPS, Bagian inilah yang sangat penting
untuk menentukan posisi.
-Data almanak memberitahu receiver di manakah orbit setiap satelit
seharusnya berada setiap waktu sepanjang hari. Faktor yang mengakibatkan
error pada receiver sehingga menurunkan keakuratan informasi antara
lain:
-Delay di ionosphere dan troposphere: sinyal satelit terganggu saat
melewati atmosfir bumi lapisan ini terdapat di permukaan bumi pada
ketinggian 50 – 500 km. Partikel partikel yang terionisasi pada lapisan
ini membuat pengaruh pada GPS sinyal sehingga mengakibatkan salah satu
penyebab eror tertinggi dalam penentuan jarak dan lokasi pada ORARI
Daerah Jakarta http://www.odj.or.id Powered by Joomla! Generated: 28
October, 2009, 09:15
GPS Receiver. Sedangangkan lapisan Troposphere berada ketinggian 50
Km kebawah sampai dengan permukaan bumi yang selalu mengalami perubahan
temperature tekanan awan ,debu, hanya relatif sedikit sebagai mengganggu
sinyal transmisi dari Satelit GPS yang menjadi penyebab eror atau
kesalahan perhitungan dari GPS Receiver.
-Signal multipath: terjadi ketika sinyal GPS dipantulkan oleh gedung
tinggi atau permukaan padat seperti pegunungan sebelum sinyal mencapai
receiver. Hal Ini menambah lama waktu perjalanan sinyal (timing), karena
itu menyebabkan error pada perhitungan Receiver GPS.
-Error pada clock di receiver. Built-in Clock di receiver tidak
seakurat atomic clock yang ada di satelit GPS. Maka dari itu, akan mudah
terjadi error dalam penentuan waktu.
-Orbital (ephemeris) error, hal ini terjadi akibat ketidakakuratan
laporan lokasi satelit.-Jumlah satelit terlihat: Semakin banyak satelit
yang bisa Acess oleh receiver, semakin akurat informasi yang didapat.
Bangunan, kontur bumi, interferensi peralatan elektronika atau bahkan
rimbun dedaunan, dapat mengganggu penerimaan sinyal yang menyebabkan
kesalahan posisi. Receiver biasanya tidak bisa bekerja di dalam ruangan,
di dalam air atau di bawah tanah.
-Geometri satelit: Ini merujuk pada posisi relatif satelit di suatu
waktu tertentu. Geometri satelit ideal terjadi ketika satelit berada di
sudut yang lebar relatif terhadap satelite lainnya. Geometry yang buruk
terjadi ketika satelit berada satu garis atau jarak yang terlalu dekat
dengan yang lainnya mengakibatkan melesetnya perhitungan yang dilakukan
receiver GPS Teknologi GPS di Eropa telah trend sejak tahun 2000 lalu,
semua jenis kendaraan telah dilengkapi dengan GPS Receiver sebagai alat
Navigator Otomatis. Perkembangan GPS juga telah melibatkan negara Rusia,
yang akhitr-akhir ini mencapai kata kesepakatan dengan Amerika untuk
mensinergikan system GPS yang telah beroperasi penuh sejak 1994. Selain
dua system satelite tersebut Uni Eropa juga merencanakan System Navigasi
dengan nama Galileo. Peluncuran pertama akan dilaksanakan akhir tahun
2006,Peluncuran Galileo terdiri dari 30 satelit mengorbit bumi dan
diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2012, System GPS Galileo
merupakan penyempurnaan dari teknologi terdahulu dengan kelebihan
kemampuan di operasikan di celah celah gedung bertingkat dan juga di
dalam ruangan sekalipun dan tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti
GPS Receiver dapat beroperasi di dalam tanah dan air.(YC0VM)
How GPS Receiver works : http://www.trimble.com/gps/index.html
5. Error Source pada GPS
Pada sistem GPS terdapat beberapa kesalahan komponen sistem yang akan
mempengaruhi ketelitian hasil posisi yang diperoleh.
Kesalahan-kesalahan tersebut contohnya kesalahan orbit satelit,
kesalahan jam satelit, kesalahan jam receiver, kesalahan pusat fase
antena, dan multipath. Hal-hal lainnya juga ada yang mengiringi
kesalahan sistem seperti efek imaging, dan noise. Kesalahan ini dapat
dieliminir salah satunya dengan menggunakan teknik differencing data.
1. Teknik Peta KompasOrientasi peta adalah menyamakan kedudukan
peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta
dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu
mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan
menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai,
atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang
alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta,
untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara
sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah
orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c) Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta
dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan
sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan yang
paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan
yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan
titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas,
perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a) Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c) Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka
sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180
derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth =
180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat
atau 360 derajat.
3. Resection
Resection adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection
membutuhkan bentang alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan.
Tidak selalu tanda medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi
sungai, sepanjang jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya
perlu satu tanda medan lainnya yang dibidik.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda
medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat
ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah
posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di
pet dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali
dilapangan. Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan
posisi suatu benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai.
Pada intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta.
Langkah-langkah melakukan intersection : a) lakukan orientasi medan, dan
pastikan posisi kita; b)bidik obyek
yang kita amati; c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta; d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut
di peta, lakukan langkah b dan c; e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi
obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara kompas berlainan. Hal ini sebetulnya
tidaklah begitu menjadi masalah penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa tempat,
selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan perhitungan koreksi sudut yang didapat dari
kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat
tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942 tersebut: DM 1 derajat 30 menit
ketimur, VM 2 menit increase, lalu berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan apa yang akan kita lalui,
dengan mempelajari peta yang akan dipakai. Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu diperhatikan adalah jarak yang
sebenarnya yang kita tempuh bukanlah jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian mengalihkannya dengan skala untuk
memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus memperkirakan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk menempuh jarak tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah. Memang banyak sungai-sungai
kecil yang tidak tergambarkan di peta, karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih teliti,
lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada
peta tersebut. Jangan hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal yang yang dapat
dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah
(mengikuti punggungan yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan resection). Peta
1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan
di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian
ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena
akanmemudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal
sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha
pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu
dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
A. Peta
HAKEKAT PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran
diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual
atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi.
MACAM PETA
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar
tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta
kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/
informasinya
Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2
jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
1. Peta Topografi
Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan
graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi
peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan
posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan
bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan
(seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil
budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut
peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
KETERANGAN TEPI PETA
- Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah
satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah
pada peta tersebut.
- Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta)
- Nomor helai peta pada margin atas kanan.
- Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan
- Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan.
- Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya.
- Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada.
ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara
peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang
juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat
penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis
- Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
- Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas
- Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari
tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk
tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara)
dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian
yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga
- Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan
utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur
peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan
pada peta, atau sudut antara US dan UP.
- Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya
dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di
sebelah barat US Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada
di sebelah timur US
- Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
- Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara
megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran
kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.
SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak
mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka
dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan
dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa
ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.
KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :
- Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.
- Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
- Antar kontur tidak akan saling berpotongan
- Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
- Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
- Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
- Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
MENGENAL TANDA MEDAN
Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan
alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga
sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan
pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.
Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :
o Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,
o Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf
o Menjorok menjauhi puncak
o Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.
o Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
o Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
o Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah
kita kenali
2. Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari
permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan.
Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur
permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.
B. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang
disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan
kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda
yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang
salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas
o Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
o Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
- Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.
Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan
dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai
berikut :
- Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai
akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama
merk)
- Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk
kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat
kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas
Prismatik, kompas Optik
CARA PEMAKAIN KOMPAS
Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis
utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja
agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas.
BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang
dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari
bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor
lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam
derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat
untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan
back azimuth.
AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang
pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah
tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan
sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back
azimuth diperoleh dengan cara:
- Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back
azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda
medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º =
20º
- Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back
azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan
terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back
azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk
dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan
sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai
dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan
untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu
garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada
jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik
garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut
kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut
ini dinamakan back azimuth.
- Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda medan lain pada lintasan yang dilalui.
- Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan
tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut
bidikan ini dinamakan azimuth.
- Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke
titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah
sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
- Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat
dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang
rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut
sebagai sistem man to man.
ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan
sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan
yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta.
Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap
sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya.
Langkah-langkah orientasi pada peta :
- Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)
- Letakan peta pada bidang datar
- Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.
- Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta ( seperti jalan raya, sungai,dll)
C. Resection
Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal.
Langkah-langkah resection :
o Lakukan orientasi peta
o Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur
azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda
medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat
- Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.
- Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.
D. Intersection
Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi
suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan.
Langkah-langkahnya :
- Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.
- Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya
- Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B.
- Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya
- Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita inginkan di peta.
E. Menentukan Arah Tanpa Kompas
1. Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
2. Masjid selalu menghadap ke kiblat
3. Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari
4. Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.
F. GPS
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit
yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD =
United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui
posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan
laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat
mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan
pengguna., dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang
beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55
derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama
dalam 12 jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit
yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut
mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia.
*(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia
[pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan
16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit
untuk pengukuran teliti.
Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang
terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3
antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua
satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian
mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang
kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi
tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke
satelit GPS.
Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS
(selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari
penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun
kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima
sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan
waktu.
Cara Kerja GPS:
Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan
L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal
pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition).
Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode
yang unik sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi
sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur “Anti-Spoofing” diaktifkan,
maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y)
atau kode Y.
Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A
pada sinyal L1 (meskipun pada perangkat GPS yang canggih dapat
memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti.
Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.
Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit
untuk penentuan posisi 2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk
penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian).
Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan
semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus
berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita berada dalam ruangan
atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi
maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar
untuk menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan
posisi.
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Pendidikan Dasar Astacala. Diakses pada http://astacala.org/astacala/diktat.pdf tanggal 11 Oktober 2008.
Fasko Adventure Training. 2008. IMPK. Diakses pada http://fasko.multiply.com/journal/item/6 tanggal 13 Oktober 2008.
Outdoor Activity. 2006. Pengetahuan Dasar Navigasi Darat. Diakses pada http://penjelajahan.blogspot.com/2006/11/pengetahuan-dasar-navigasi-darat.html tanggal 13 Oktober 2008.
Wikantika, Ketut. 2008. Apa Itu Peta? Diakses pada http://wikantika.wordpress.com/2008/05/06/apa-itu-peta/ tanggal 13 Oktober 2008.
A.MEMBACA GARIS KONTUR
Punggungan Gunung
Punggungan gunung
merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U dimana Ujung dari
huruf U menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur
diatasnya.
Lembah atau Sungai
Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf V terbalik) dengan Ujung yang Tajam.
Daerah landai datar dan terjal curam
Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis konturnya rapat.
B. MENGHITUNG HARGA INTERVAL KONTUR
Pada
peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk
mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus
ini tidak berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG
MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta
interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala peta.
Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun
dapat dicari dengan:
Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B
Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B)
Hitung jumlah kontur antara A dan B
Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya adalah interval kontur.
C. UTARA PETA
Setiap
kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah utara peta
tersebut. selanjutnya lihat judul peta (judul peta selalu berada pada
bagian utara, bagian atas dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung
atau desa di kolom peta, utara peta adalah bagian atas dari tulisan
tersebut.
D. MENGENAL TANDA MEDAN
Selain tanda pengenal yang
terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi harus juga
digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan mudah
dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat
dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, yaitu:
Lembah antara dua puncak
Lembah yang curam
Persimpangan jalan atau ujung desa
Perpotongan sungai dengan jalan setapak
Percabangan da kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain
Untuk daerah yang datar dapat digunakan, persimpangan jalan dan percabangan sungai, jembatan dan lain-lain.
E. MENGGUNAKAN PETA
Pada
perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu
titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan
catatlah:
Koordinat titik awal (A)
Koordinat titik tujuan (B)
Sudut peta antara A - B
Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A - B
Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah.
Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta
Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan peta
Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
Perkirakan
berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh selama 60
menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
Perhatikan
dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan
perubahan arah perjalanan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan
lainnya-lainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan
cara, pada peta dibuatkan lintasan dengan jalan membuat garis (skala
vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan skala peta. Gambar
garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan lintasan
juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan
mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan
sebenarnya.
F. MEMAHAMI CARA PLOTTING DI PETA
Plotting adalah
menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-tanda tertentu di
peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Camp
berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 m dpl. Basecamp
memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) +
1301 m dpl. Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai dari sumbu X dulu, kemudian sumbu Y, didapat (X:Y).
Plotting
sudut peta dari A ke T, dengan cara tarik garis dari A ke T, kemudian
dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A
ke arah garis AT. Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0" -
360°) searah putaran jarum jam. Sudut ini berguna untuk mengorientasikan
arah dari A ke T.
Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang
efisien dari A menuju T. Interprestasi ini dapat berupa garis lurus
ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun
punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis kontur. Plotting
lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi waktu tempuh:
Kemiringan lereng dan Panjang lintasan
Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau pasir)
Keadaan cuaca rata-rata
Waktu pelaksanaan (pagi, siang atau malam)
Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.
G. MEMBACA KOORDINAT
Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:
Cara koordinat peta
Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan. Penunjukan koordinat ini meggunakan:
Sistem Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik B (377:461)
Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225), titik B (3376:4614)
Cara Koordinat Geografis
Untuk
Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0
atau 106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan
adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku
pengurangan dan sebaliknya. Sebagai patokan letak lintang adalah garis
ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan
adalah petunjuk letak peta.
H. SUDUT PETA
Sudut peta dihitung
dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem pembacaan
sudut dipakai Sistem azimuth (0° - 360°). Sistem Azimuth adalah sistem
yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur
sesuai dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara).
Bertujuan untuk menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk
melakukan pengecekan arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut
kompas tersebut adalah arah lintasan yang menghubungkan titik awal dan
akhir perjalanan. Sistem perhitungan sudut dibagi menjadi dua
berdasarkan sudut kompasnya.
I. AZIMUTH SUDUT KOMPAS
Back
azimuth: bila sudut kompas > 180° maka sudut kompas dikurangi 180°.
Bila sudut kompas < 1080 =" 37,1km" km =" 3.710.000" 1km ="
3.710.000" 000 =" 74,2" 1 =" 1.855.000cm">
1. Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta
dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan
utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal
tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan
menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai,
atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang
alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta,
untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara
sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah
orientasi peta :
a) Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b) Letakkan peta pada bidang datar;
c)
Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta
dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan
sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d) Cari tanda-tanda medan
yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut
dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e) Ingat tanda medan itu,
bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat
tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.
2. Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth
ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan
titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas,
perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu : a) Azimuth
Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya
dengan titik sasaran; b) Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk
antara utara kompas dengan titik sasaran; c) Azimuth Peta,yaitu besar
sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.
Back
Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth. Cara
menghitungnya : bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut
azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth kurang dari 180
derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat, bila sudut azimuth =
180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.
3. Resection
Resection
adalah menentukan kedudukan/ posisi di peta dengan menggunakan dua atau
lebih tanda medan yang dikenali. Teknik resection membutuhkan bentang
alam yang terbuka untuk dapat membidik tanda medan. Tidak selalu tanda
medan harus selalu dibidik, jika kita berada di tepi sungai, sepanjang
jalan, atau sepanjang suatu punggungan, maka hanya perlu satu tanda
medan lainnya yang dibidik. Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta;
b) Cari tanda medan yang mudah dikenali dilapangan dan di peta, minimal dua buah;
c) Dengan penggaris buat salib sumbu pada pusat tanda-tanda medan itu;
d) Bidik dengan kompas tanda-tanda medan itu dari posisi kita,sudut bidikan dari kompas itu disebut azimuth;
e) pindahkan sudut bidikan yang didapat ke peta, dan hitung sudut pelurusnya;
f) perpotongan garis yang ditarik dari sudut-sudut pelurus tersebut adalah posisi kita di peta
4. Intersection
Prinsip
intersection adalah menentukan posisi suatu titik (benda) di pet dengan
menggunakan dua atau lebih tanda medan yang dikenali dilapangan.
Intersection digunakan untuk mengetahui atau memastikan posisi suatu
benda yang terlihat dilapangan, tetapi sukar untuk dicapai. Pada
intersection, kita sudah yakin pada posisi kita di peta. Langkah-langkah
melakukan intersection :
a) lakukan orientasi medan, dan pastikan posisi kita;
b) bidik obyek yang kita amati;
c) pindahkan sudut yang kita dapat dipeta;
d) bergerak ke posisi lain, dan pastikan posisi tersebut di peta, lakukan langkah b dan c;
e) perpotongan garis perpanjangan dari dua sudut yang didapat adalah posisi obyek yang dimaksud.
5. Koreksi sudut
Pada
pembahasan utara telah dijelaskan bahwa utara sebenarnya dan utara
kompas berlainan. Hal ini sebetulnya tidaklah begitu menjadi masalah
penting jika selisih sudutnya sangat kecil, akan tetapi pada beberapa
tempat, selisih sudut/deklinasi sangat besar sehingga perlu dilakukan
perhitungan koreksi sudut yang didapat dari kompas(azimuth)yaitu :
A. Dari kompas (K) dipindahkan ke peta (P): P= K +/- (DM +/- VM)
B. Dari peta( P) dipindahkan ke kompas (K): K= P +/- (DM +/- VM)
Keterangan:
Tanda +/- diluar kurung untuk DM (deklinasi magnetis/iktilaf magnetis)
= dari K ke P: DM ke timur tanda (+), DM ke barat tanda (-) = dari P ke K: DM ke timur tanda (-), DM ke barat tanda (+)
Tanda +/- di dalam kurung untuk VM (variasi magnetis)
=tanda (+) untuk increase/naik; tanda (-) untuk decrease/turun.
Contoh Perhitungan:
Diketahui
sudut kompas/azimuth 120 derajat, pada legenda peta tahun 1942
tersebut: DM 1 derajat 30 menit ketimur, VM 2 menit increase, lalu
berapa sudut yang akan kita pindahkan ke peta?
P= K=+/- (DM +/- VM) ingat! kompas ke peta, DM ke timur VM increase
besar VM sekarang (2002)= (2002-1942)x 2 menit
= 120 menit= 2 derajat (1 derajat=60 menit)
sudut P= 120 derajat + (1 menit 30 detik + 2 derajat)
= 123 derajat 30 menit, jadi sudut yang dibuat di peta adalah 123 1/2 derajat.
6. Analisa Perjalanan
Analisa
perjalanan perlu dilakukan agar kita dapat membayangkan kira-kira medan
apa yang akan kita lalui, dengan mempelajari peta yang akan dipakai.
Yang perlu di analisa adalah jarak, waktu dan tanda medan.
a. Jarak
Jarak
diperkirakan dengan mempelajari dan menganalisa peta, yang perlu
diperhatikan adalah jarak yang sebenarnya yang kita tempuh bukanlah
jarak horizontal. Kita dapat memperkirakan jarak (dan kondisi medan)
lintasan yang akan ditempuh dengan memproyeksikan lintasan, kemudian
mengalihkannya dengan skala untuk memperoleh jarak sebenarnya.
b. Waktu
Bila
kita dapat memperkirakan jarak lintasan, selanjutnya kita harus
memperkirakan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak
tersebut. Tanda medan juga bisa untuk menganalisa perjalanan dan menjadi
pedoman dalam menempuh perjalanan.
c. Medan Tidak Sesuai Peta
Jangan
terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa peta yang kita pegang salah.
Memang banyak sungai-sungai kecil yang tidak tergambarkan di peta,
karena sungai tersebut kering ketika musim kemarau. Ada kampung yang
sudah berubah, jalan setapak yang hilang, dan banyak perubahan-perubahan
lain yang mungkin terjadi.
Bila anda menjumpai ketidaksesuaian
antara peta dengan kondisi lapangan, baca kembali peta dengan lebih
teliti, lihat tahun keluaran peta, karena semakin lama peta tersebut
maka banyak sekali perubahan yang terdapat pada peta tersebut. Jangan
hanya terpaku pada satu gejala yang tidak ada di peta sehingga hal-hal
yang yang dapat dianalisa akan terlupakan. Kalau terlalu banyak hal yang
tidak sesuai, kemungkinan besar anda yang salah (mengikuti punggungan
yang salah, mengikuti sungai yang salah, atau salah dalam melakukan
resection). Peta 1:50.000 atau 1:25.000 umumnya cukup teliti.
Keterampilan dasar pembuatan Peta
Proses
pembuatan peta secara konvensional dan digital, persiapan, pelaksanaan
pengukuran, dan contoh-contohnya. Tidak ada penugasan. Bahan ajar ini
bersifat non tutorial.
Standar Kompetensi:
Mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan
Kompetensi Dasar:
Mempraktikkan keterampilan dasar peta dan pemetaan
Indikator Ketuntasan:
- Membuat peta secara konvensional dan digital
- Persiapan dan pengukuran dalam pembuatan peta
Mata pelajaran geografi
Geografi merupakan ilmu untuk menunjang
kehidupan sepanjang hayat dan mendorong peningkatan kehidupan. Lingkup
bidang kajiannya memungkinkan manusia memperoleh jawaban atas pertanyaan
dunia sekelilingnya yang menekankan pada aspek sosial dan ekologis dari
eksistensi manusia. Bidang kajian geografi meliputi bumi, aspek dan
proses yang membentuknya, hubungan kausal dan spasial manusia dengan
lingkungan, serta interaksi manusia dengan tempat. Sebagai suatu
disiplin integratif, geografi memadukan dimensi alam fisik dengan
dimensi manusia dalam menelaah keberadaan dan kehidupan manusia di
tempat dan lingkungannya.
Mata pelajaran geografi membangun dan
mengembangkan pemahaman peserta didik t5entang variasi dan organisasi
spasial masyarakat, tempat dan lingkungan pada muka bimu. Peserta
didik didorong untuk memahami aspek dan proses fisik yang membentuk pola
muka bumi, karakteristik dan persebaran spasial ekologis di permukaan
bumi. Selain itu peserta didik dimotivasi secara aktif dan kreaktif
untuk menelaah bahwa kebudayaan dan pengalaman mempengaruhi persepsi
manusia tentang tempat dan wilayah.
Pengetahuan, ketrampilan dan nilai-nilai yang diperoleh dalam mata
pelajaran geografi diharapkan dapat membangun kemampuan peserta didik
untuk bersikap, bertindak tegas, arif dan bertanggung jawab dalam
menghadapi masalah sosial, ekonomi dan ekologis. Pada tingkat
pendidikan dasar mata pelajaran geografi diberikan sebagi bagian
integral dari Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ), sedangkan pada tingkat
pendidikan menengah diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri.
Mata pelajaran geografi bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut :
- A. Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan serta proses yang berkaitan
- B. Menguasai ketrampilan dasar dalam memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan pengetahuan geografi.
- C. Menampilkan prilaku peduli terhadap lingkungan hidup dan
memanfaatkan Sumber Daya Alam secara arif serta memiliki toleransi
terhadap keragaman budaya masyarakat.
Ruang Lingkup Mata Pelajaran Geografi meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
- A. Konsep Dasar, pendekatan dan prinsip dasar geografi.
- B. Konsep dan karakteristik dasar serta dinamika unsur geosfer dan pola persebaran spasialnya.
- C. Jenis, karakteristik, potensi, persebaran spasial, Sumber Daya Alam (SDA) dan pemanfaatannya.
- D. Karateristik, unsur-unsur, kondisi, ( kualitas ) dan variasi spasial lingkungan hidup, pemanfaatan dan pelestarian.
- E. Kajian wilayah negara-negra maju dan berkembang.
- F. Konsep wilayah dan pewilayahan, kriteria dan pemetaannya serta fungsi dan manfaatnya dalam analisis geografi
- G. Pengetahuan dan ketrampilan dasar tentang seluk beluk dan
pemanfaatan Peta, Sistem Informasi Geografi ) SIG ), Citra Penginderaan
Jauh.
- IV. STANDAR KOMPETENSI DAN MOMPETENSI DASAR
PROGRAM UMUM / INTI
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
KELAS X / SEMESTER I |
1. Memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi |
- 1.1. menjelaskan Konsep Geografi
- 1.2. Menjelaskan pendekatan geografi
- 1.3. Menjelaskan prinsip geografi
- 1.4. Mendiskripsikan aspek geografi
|
2. Memahami sejarah pembentukan bumi |
- 1.1. Menjelaskan sejarah pembentukan bumi
- 1.2. Mendiskripsikan tata surya dan jagat raya
|
KELAS X, SEMESTER II |
3. Menganalisis unsur-unsur geosfer |
- 3.1. Menganalisis dinamika dan kecenderungan perubahan lithosfer dan pedosfer serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi
- 3.2. Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
- 3.3. Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
|
PROGRAM ILMU SOSIAL
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
KELAS XI, SEMESTER I |
- 1. Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer
|
- Menjelaskan pengertian fenomena biosfer
- Menganalisis sebaran hewan dan tumbuhan
- Menjelaskan pengertain fenomena antroposfer
- Menganalisis aspek kependudukan
|
- 2. Memahami Sumber Daya Alam
|
- Menjelaskan pengertian Sumber Daya Alam.
- Mengidentifikasi jenis-jenis SDA.
- Menjelaskan pemanfaatan SDA secara arif
|
KELAS XI, SEMESTER II |
|
- 3. Menganalisis Pemanfaatan dan pelestarian Lingkungan hidup
|
- 3.2. Mendiskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan
- 3.3. Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannta dengan pembanguan berkelanjutan.
|
KELAS XII, SEMESTER I |
- 1. Mempraktekkan ketrampilan dasar peta dan pemetaan
|
- Mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar peta dan pemetaan
- Mempraktekkan ketrampilan dasar peta dan pemetaan
- Menganalisis lokasi industri dan pertanian dengan memanfaatkan peta.
|
- 2. Memahami pemanfaatn Citra Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi ( SIG )
|
- Menjelaskan pemanfaatan citra penginderaan jauh
- Menjelaskan pemanfaatan SIG
|
KELAS XII, SEMESTER II |
3. Menganalisis Wilayah dan pewilayahan |
- Menganalisis pola persebaran, spasial, hubungan serta interaksi spasial antar desa dan kota.
- Menganalisis kaitan antar konsep wilayah dan pewilayahan dengan perebcanaan pembanguna wilayah.
- Menganalisis wilayah dan pewilayahan negara maju dan sedang berkembang.
|
Standar Kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan
untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan
pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan
Standar Penilaian.
Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan perubahan kurikulum sangatlah perlu, untuk
memenuhi tuntutan zaman, tentu saja perubahan tersebut berpengaruh
terhadap buku pelajaran maupun diklat. Sebagai media belajar, pengaruh
perubahan kurikulum tersebut bukan hanya pada materi tetapi yang lebih
penting adalah pada metode atau pendekatannya dalam porses
pembelajarannya. Maka untuk memenuhi kebutuhan akan buku -buku pelajaran
geografi, baik yang digunakan dalam proses pembelajaran maupun untuk
kebutuhan Diklat, maka perlu disusun sebuah modul yang dapat
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Modul geografi ini disusun berdasarkan kurikulum KTSP ( Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan ) yang digunakan untuk diklat atau proses
pembelajaran gerografi kelas XI.IPS.
Materinya terdiri dari dari :
Meliputi pengertian biosfer, perubahan flora dan fauna serta dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi.
Meliputi pengertian antroposfer, komposisi penduduk, pertumbuhan
penduduk, dan penyajian data penduduk dalam bentuk grafik, tabel/
diagram.
Meliputi potensi sumber daya alam dan persebarannya, pemanfaatan sumber daya alam berdasarkan
Menganalisis fenomena biosfer dan antroposfer
- Peta Konsep
- Manfaat
- Mengetahui pengertian biosfer
- Dapat menganalisis persebaran flora dan fauna
- Mengetahui hikmah adanya keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia
- Dapat mengetahui pengertain Natalitas dan mortalitas serta hal-hal yang mempenagruhinya.
- Dapat menghitung pertumbuhan penduduk
- Dapat menyajikan data penduduk dalam bentuk grafik atau tabel.
- Petunjuk Penggunaan Modul
BAB.II
KEGIATAN BELAJAR 1
- A. Kompetensi Dasar 1
- 1. Menjelaskan pengertian biosfer.
- 2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna.
- B. Materi Pokok
- 1. Pengertian fenomena biosfer
- 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan flora dan fauna
- 3. sebaran flora dan fauna di dunia
- 4. Sebaran hewan dan tumbuhan di Indonesia
- 5. Dampak kerusakan hewan dan tumbuhan terhadap kehidupan
- 6. Natalitas dan Mortalitas
- 7. Pertumbuhan penduduk
- 8. Masalah kependudukan di Indonesia.
- C. Uraian Materi
- 1. Pengertian biosfer
Biosfer adalah lapisan tempat tinggal makhluk hidup, terutama flora dan fauna, baik yang ada di darat maupun udara.
Berbagai macam flora yang hidup dalam suatu kawasan tertentu
membentuk suatu persekutuan hidup alam hayati dan lingkungannya yang
sering kita sebut hutan.
Klasifikasi hutan
1). Hutan lindung
Hutan yang berfungsi menjaga kelestarian tanah dan tata airnya.
2). Hutan Suaka Alam
Hutan yang berfungsi untuk perlindungan alam hayati dan
manfaat-manfaatnya yang terdiri dari cagar alam ( untuk perlindungan
berbagai jenis tumbuhan ) dan suaka margasatwa ( untuk perlindungan
berbagai jenis satwa )
3). Hutan Wisata
Hutan yang dipelihara khusus untuk tujuan pariwisata, baik yang ada di darat maupun laut ( contoh Bunaken )
4). Hutan Produksi
Hutan yang khusus diambil kayu maupun non kayu sebagai hasil industri kayu, obat-obatan, penyamak kulit dll.
- b. Menurut jenis pohonnya
1). Hutan Hiterogen
Hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis tanaman, misal hutan rimba, banyak terdapt di luar pulau jawa
2). Hutan Homogen
Hutan yang ditumguhi oleh satu jenis tanaman saja, pada umumnya hutan
ini dibuat untuk tujuan tertentu, misalnya reboisasi/ penghijauan.
- c. Menurut cara terjadinya
1). Hutan Asli/Alamiah
Hutan yang terjadi secara alamiah, misal hutan rimba, bakau
2). Hutan Buatan
Hutan yang sengaja dibuta oleh manusia untuk kepentingan tertentu, misal penghijauan / reboisasi.
1). Hutan Pantai
2). Hutan Rawa
3). Hutan Pegunungan
1). Hutan Hujan Tropik
Hutan yang terdapat di daerah tropik yang mendapatkan hujan merata
sepanjang tahun, banyak terdapat di Amerika Tengah dan Selatan, Afrika,
Asia Tenggara.
2). Hutan Musim
Hutan yang terdapat di daerah tropik dengan musim kemarau yang
panjang. Sehingga menggugurkan daunnya, banyak terdapat di India dan
Asia Tenggara.
3). Sabana
Padang rumput di daerah tropis yang diselingi tumbuhan, banyak terdapat di Australia dan Brazilia
4). Stepa
Padang rumput di daertah tropis
5). Taiga
Hutan yang ditumbuhi oleh jenis-jenis konifer yang tumbuh di daerah dingin, banyak terdapat di Amerika Utara, Eropa dan Asia.
Tugas : Buatlah kelompok diskusi yang masing-masing terdiri 4 – 6 orang, dengan materi
Jelaskan manfaat Hutan bagi kehidupan manusia |
- 2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna.
- a. Faktor penyebab
1). Cuaca dan iklim
2). Relief / ketinggian tempat
3). Manusia
1). Angin
misalnya biji-bijian yang terbawa oleh hempasan angin
2). Aliran air
misalnya tumbuhan atau biji-bijian yang terbawa oleh aliran sungai
3). Lahan
misalnya adanya gerakan spesies di daratan
4). Manusia
misalnya flora dan fauna yang dipindah oleh manusia
1). Geografis
Kondisi geografi yang menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna
terutama adalah bentang alam yang berupa samudra, padang pasir, sungai
dan pegunungan.
2). Biologis
Faktor yang menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna secara
biologis antara lain habitat yang tidak sesuai dan tidak cocok lagi
untuk kelangsungan hidup, tidak adanya persediaan makanan atau predator.
3). Tanah ( Edafik)
Kondisi tanah yang dapat menjadi penghambat penyebaran flora dan fauna antara lain, ketersediaan unsur hara, udara dan air
- 3. Persebaran flora dan fauna di dunia
Menurut Alfred Russel Wallace persebaran fauna di dunia dikelompokkan menjadi enam wilayah, yaitu :
Meliputi seluruh wilayah Amerika Utara bagian tengah terdiri atas
padang rumput dan bagian utara merupakan hutan konifer seluruh
Greenland, sedangkan hewannya berupa antilop, tupai dari Amerika
Utara,bison, kalkun dan karibu
b. Wilayah Neotropik
Meliputi Mexico bagian selatan dan tengah serta Amerika Selatan,
hewan-hewannya berupa kukang, armadillo, kuda, tapir, siamang dll
c. Wilayah Australis
Meliputi Selandia Baru, Irian, Maluku dan pulau-pulau di sekitarnya.
Hewannya terdiri atas kanguru, trenggiling, koala, cendrawasih,
kura-kura, berbagai macam burung dll.
Meliputi wilayah Benua Asia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sri
Langka dan Filipina, banyak terdapat hutan hujan tropis dan beraneka
macam flora dan fauna, hewan-hewannya berupa harimau, gajah, gibon,orang
utan dan badak bercula satu.
Meliputi seluruh Eropa, Afganistan, Himalaya,Afrika, Inggris dan
Jepang, hewannya terdiri atas bison, kucing kutub, menjangan kutub,
landak
Meliputi seluruh benua Afrika, Madagaskar dan wilayah Arab bagian
selatan, banyak terdapat gurun yang menjadi pembatas wilayah satu dg
lainnya, sehingga jenis binatangnya berbeda yang terdiri atas Gorilla,
Simpanze, antelop, burung unta, zebra, kuda nil dan jerapah.
Luminous Rose
|
Rosebud
|
Bedraggled Daisy
|
Sweet Pea
|
Daylily
|
Black Eye Susan
|
Bee Balm
|
Chicory
|
Coltsfoot
|
Daffodil A
|
Bugs
|
Mountain Bluebell
|
Fruit Tree Blossom – Pipestem State Park – Heritage Point – 2004
|
Nature’s Q Tip
|
Do you have food?
|
Mr. Turtle
|
Moooo!!
|
Birdbath Mushroom
|
Fungus Fan
|
Brood X – Cyclical Cicadas – Southern West Virginia – Spring 2003
|
- 4. Persebaran Fauna di Indonesia
- a. Fauna Indonesia Barat
Meliputi wilayah Sumatra, Jawa dan Kalimantan biasanya disebut fauna
dangkalan Sunda yang terdiri atas binatang menyusuinya berbadan besar,
treinggiling, bunglon, kijang.
- b. Fauna Indonesia Tengah
Meliputi Sulawesi, Maluku dan Nusa Tenggara dibatasi oleh garis
Wallace di barat dan garis weber di timur, hewannya meliputi anoa, babi
rusa,biawak, kuskus, komodo, buaya, ular dll
c. Fauna Indonesia Timur
Meliputi Papua dan pulau di sekitarnya sering disebut fauna dangkalan
Sahul yang terdiri atas Kanguru,kadal, kura-kura dan berbagai jenis
burung.
Untuk menghindari kepunahan, maka dilakukan beberapa usaha antara
lain larangan berburu dan dibutkan suaka margasatwa sebagai berikut :
NO |
PROPINSI |
LOKASI MAGASATWA |
JENIS HEWAN |
1. |
DI Aceh |
Kluet
Gunung Leuser |
Orang Utan, Gajah
Orang Utan, gajah, tapir, macan, rusa |
2. |
Sumatra Utara |
Sikindur
Langkat |
Gajah, orang utan
Gajah, orang utan, macan |
3. |
Riau |
Kerumutan
Pulau Berkah |
Gajah dan tapir
Burung-burung laut |
4. |
Sumatra Barat |
Rimbo Pantai |
Siamang, tapir, harimau |
5. |
Lampung |
Waykambas |
Gajah, orang utan, harimau |
6. |
Jawa Barat |
Panaitan dan ujung Kulon |
Badak cula satu, babi hutan, banteng dan rusa |
7. |
Kalimantan Barat |
Gunung Palung |
Bekantan |
8. |
Kalimantan Tengah |
Kotawaringin
Tanjun Puting |
Bekantan, orang utan, banteng, babi hutan |
9. |
Sulawesi utara |
Maspepayaroja |
Penyu laut |
10. |
Sulawesi Tengah |
Pati-pati, Lore Lindu Kalamantan dan lombuyan |
Rusa dan anoa |
11. |
Bali |
Bali Barat |
Banteng dan jalak putih |
12. |
Nusa Tenggara Barat |
Pulau Moyo |
Rusa, babi hutan, ayam hutan dan burung |
13. |
Nusa Tenggara Timur |
Padar Rinca dan Walwuul |
Komodo |
14. |
Papua |
Gunung Lorentz |
Walaby, ular sanca, landak, burung nandur,kanguru pohon |
Untuk menjaga kelestarian satwa Langka, maka penangkapan hewan-hewan
dan juga perburuan haruslah mentaati peraturan tertentu seperti berikut
ini :
a. Para pemburu harus mempunyai lisensi (surat izin berburu).
b. Senjata untuk berburu harus tertentu macamnya.
c. Membayar pajak dan mematuhi undang-undang perburuan.
d. Harus menyerahkan sebagian tubuh yang diburunya kepada petugas sebagai tropy, misalnya tanduknya.
e. Tidak boleh berburu hewan-hewan langka.
f. Ada hewan yang boleh ditangkap hanya pada bulan-bulan tertentu
saja. Misalnya, ikan salmon pada musim berbiak di sungai tidak boleh
ditangkap, atau kura-kura pads musim akan bertelur.
g. Harus melakukan konvensi dengan baik. Konvensi ialah aturan-aturan
yang tidak tertulis tetapi harus sudah diketahui oleh si pemburu dengan
sendirinya. Misalnya, tidak boleh menembak hewan buruan yang sedang
bunting, dan tidak boleh membiarkan hewan buas buruannya lepas dalam
keadaan terluka.
- h. mengembangbiakkan hewan yang hampir punah
- i. Menyediakan makanan secara alamiah
Sedangkan Suaka alam untuk perlindungan tumbuhan sebagai berikut :
NO |
PROPINSI |
SUAKA ALAM |
JENIS HEWAN |
1. |
DI Aceh |
Aceh Raflesia |
Raflesia padma acehensis |
2. |
Sumatra Utara |
Sibolangit
Dolok Laut |
Kebun botanis
Pinus merkusi |
3. |
Bengkulu |
Bengkulu |
Raflesia Bengkulu |
4. |
Sumatra Barat |
Batangalupuh
Beringin Sakti |
Raflesia Arnoldi
Pinus benjamina |
5. |
Bengkulu |
Bengkulu |
Raflesia Bengkulu |
6. |
Jawa Tengah |
Wijaya Kusuma |
Bunga wijaya kusuma |
7. |
Kalimantan Barat |
Mandor |
Jenis anggrek |
Beberapa usaha untuk melestarikan flora :
- a. Melakukan pengawasan secara ketat, terutama terhadap perusak hutan dan penambang liar.
- b. Melakukan reboisasi terhadap hutan gundul
- c. Melarang penggembalaan yang merusak hutan
- d. Menjaga agar tidak terjadi kebakaran
- e. Menanam pohon pengganti
- f. Melarang ladang berpindah
- g. Menetapkan hutan lindung
- h. Melaksanakan tebang pilih
- E. Latihan / Tugas
- 1. Apa yang dimaksud dengan Biosfer dan antroposfer
- 2. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi penyebaran flora dan fauna
- 3. Sebutkan ciri khas binatang asli Indonesia
- 4. Sebutkan 3 tenaga yang membawa penyebaran tumbuhan di permukaan bumi
- 5. Sebutkan 3 jenis binatang khas Afrika
- F. Test Mandiri
BAB.III
KEGIATAN BELAJAR 2
- A. Kompetensi Dasar 2
- 1. Menjelaskan pengertian fenomena antroposfer
- 2. Menganalisis aspek kependudukan
- B. Materi Pokok
- 1. Pengertian fenomena antroposfer
- 2. Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin
- 3. Menghitung menghitung sex ratio dan dependency ratio
- 4. Mengidentifikasi tinggi rendahnya kualitas penduduk berdasar tingkat pendidikan dan kesehatan
- 5. Menghitung tingkat kelahiran penduduk
- 6. Menghitung tingkat kematian penduduk
- 7. Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah
- 8. Menghitung proyeksi penduduk suatu wilayah
- 9. Menyajikan informasi kependudukan melalui peta tabel dan grafik/diagram
- 10. Membedakan antara migrasi ekstern dan migrasi intern
- C. Uraian Materi
- 1. Pengertian fenomena antroposfer
Antroposfer adalah manusia dan kehidupannya di permukaan bumi, dalam
pembahasannya nanti lebih di tekankan pada aspek kependudukannya, yang
berkaitan dengan masalah kependudukan, antara lain ; kepadatan,
penyebaran yang tidak merata, jumlah dan kualitas penduduk.
- 2. Menganalisis komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin bersifat universal,
karena umur dan jenis kelamin selalu menjadi dasar dalam pengelompokan
penduduk dan mempunyai perana yang penting dalam kehidupan masyarakat
antara lain menentukan kedudukan atau status dalam masyarakat,
menentukan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan dll.
Pengelompokan menurut jenis kelamin jelas laki-laki dan perempuan
sedangkan berdasarkan umur, menurut beberapa sumber dikelompokkan
sebagai berikut :
- a. Kelompok usia muda / belum produktif antara 0 – 14 tahun
- b. Kelompok usia dewasa / produktif antara 15 th – 64 tahun
- c. Kelompok usia tua / tidak produktif diatas 65 tahun
Berdasarkan pengelompokan tersebut dapat diketahui angka ketergantungan atau sering disebut Dependency Ratio dengan menggunakan Rumus sebagai berikut :
Contoh : Jumlah penduduk Bantul pada tahun 2006 sebanyak 2 juta
jiwa dengan komposisi ; jumlah usia muda 250.000, jumlah usia dewasa
1.700.000 jiwa sedangkan jumlah usia tua sebanyak 50.000 jiwa, hitungka
angka ketergantungannya.
Jawab :
Jadi angka ketergantungannya sebanyak 17 artinya setiap 100 penduduk
usia dewasa harus menanggung beban kehidupan sebanyak 17 orang disamping
harus menghidupi dirinya sendiri.
Dalam kehidupan nyata apakah mungkin itu terjadi ? |
- 3. Menghitung tingkat kelahiran penduduk
Angka kelahiran atau sering disebut dengan Natalitas diartikan
sebagai jumlah kelahiran hidup untuk setiap 1000 penduduk dalam waktu 1
tahun , juga disebut angka kelahiran kasar/ CBR ( Cruth Birth Rate ), dengan kriteria sebagai berikut :
- a. diatas 30 berarti angka kelahirannya tinggi
- b. antara 20 – 30 berarti angka kelahirannya sedang
- c. Dibawah 20 berarti angka kelahirannya rendah
Faktor-faktor yang menambah jumlah kelahiran/Pro natalitas
- a. Nikah usia muda
- b. Pergaulan bebas
- c. Derasnya arus informasi
- d. Lemahnya iman
- e. Kurangnya kesadaran ber-KB
- f. Dll
Faktor yang menghambat jumlah kelahiran/ anti natalitas
- a. menunda nikah
- b. Pantang nikah
- c. Penyakit
- d. KB
- e. dll
- 4. Menghitung tingkat kematian penduduk
Angka kematian atau sering disebut Mortalitas adalah jumlah kematian
dalam setiap 1000 penduduk dalam waktu 1 tahun, juga disebut CDR / Cruth
DeathRate, dengan kriteria sebagai berikut :
- a. diatas 20 berarti angka kematiannya tinggi
- b. 10 – 20 berarti angka kematiannya sedang
- c. Dibawah 10 berarti angka kematiannya rendah
Faktor yang menambah jumlah kematian/pro mortalitas
- a. Perang
- b. Penyakit
- c. Kriminalitas
- d. Bunuh diri
- e. Bencana alam
- f. Dll
Faktor yang menghambat jumlah kematian /anti mortalitas
- a. Perdamaian
- b. Kemajuan bidang kesehatan.kedokteran
- c. Imunisasi
- d. Kebersihan
- e. Makanan bergizi
- f. Dll
- 5. Menghitung pertumbuhan penduduk suatu wilayah
- a. Pertumbuhan Penduduk alami
Pertumbuhan Penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang hanya memperhatikan aspek kelahiran dan kematian saja, juga disebut Natural Increase
Pertumbuhan Penduduk L – M
- b. Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk dengan
memperhatikan aspek kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi
keluar.
Pertumbuhan Penduduk Total ( L – M ) + ( I – E )
Proyeksi Penduduk adalah memperkirakan jumlah penduduk pada masa yang akan datang.
Proyeksi Penduduk
Pn = Po(1+r)n
Contoh : Diketahui jumlah penduduk Klaten pada awal tahun 2006 sebanyak 2 juta jiwa, pertumbuhan penduduknya 2 %/tahun.
Hitunglah perkiraan jumlah penduduk Klaten pada tahun 2008.
Jawab :
Pn=2.000.000(1+2%)2
Pn=2.000.000(1+0,02) 2
Pn=2.000.000(1,02) 2
Pn=2.000.000(1,04 )
Pn=2.080.000
- 6. Masalah-masalah kependudukan di Indonesia.
- a. Pertumbuhannya tinggi
- b. Persebarannya tidak merata
- c. Komposisinya sebagian usia muda
- d. Kualitasnya rendah
- 7. Usaha mengatasi masalah kependudukan di Indonesia
- a. KB
- b. Transmigrasi
- c. Peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan
- 8. Menyajikan informasi kependudukan melalui peta tabel dan grafik/diagram
- a. Simbol Ordinal / bertingkat
Adalah simbul yang menunjukkan adanya tingkatan nilai data, seperti
kepadatan penduduk ( padat, sedang dan jarang ), pertumbuhan penduduk
dll
Adalah si,mbol yamg menunjukkan data secara kuantitatif dan kualitatif, misal jumlah penduduk di berbagai kecamatan di Bantul
Simbol ini dapat berupa diagram batang, lingkaran dll
Adalah simbul yang menggunakan bentuk sesuai dengan keadaan yang
sesungguhya, misal jumlah penduduk menggunakan simbul bentuk manusia
sesuai dengan jumlahnya, dll
- 9. Membedakan antara migrasi ekstern dan migrasi intern
Migrasi Intern adalah perpindahan penduduk antara satu daerah dengan daerah lain dalam satu negara
Misalnya : transmigrasi, urbanisasi, evakuasi
Migrasi Ekstern adalah perpindahan penduduk antar negara
Misalnya : Imigrasi, emigrasi dan remigrasi
- D. Rangkuman
- E. Latihan / Tugas
BAB.IV
KEGIATAN BELAJAR 3
- B. Materi Pokok
- 1. Pengertian Sumber Daya Alam
- 2. Klasifikasi Sumber Daya Alam
- 3. Penyebaran Sumber Daya Alam
- 4. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
- C. Uraian Materi
- 1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber Daya Alam atau sering disebut Natural Resource adalah Segala
potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi dalam rangka
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
- 2. Klasifikasi Sumber Daya Alam
- a. Berdasarkan kemungkinan pemulihannya
1). Renewable Resource /dapat diperbaharuhi
Adalah sumber daya alam yang dapat dikembalikan persediaannya dengan
cara yang relatif mudah dan waktunya relatif cepat, misal hasil
pertania, perkebunan, kesuburan tanah dll.
2). Unrenewable Resource/tidak dapat diperbaharuhi
Adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharuhi setelah habis
dipergunakan atau pemulihannya memakan waktu yang sangat lama jutaan
tahun, misal minyak bumi, batu bara dan berbagai jenis tambang mineral
yang lain.
1). Sumber Daya Alam Fisik
Adalah sumber daya alam yang berupa benda, misal barang tambang, air, tanah dll
2). Sumber Daya Alam Hayati
Adalah sumber daya alam yangnberupa makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan.
- c. Berdasarkan kecepatan habisnya
1). Sumber daya alam yang cepat habis
sumber daya alam yang cepat sekali habis, karena nilai konsumtifnya
tinggi, sehingga banyak pemakainya. Misal ; minyak bumi, gas alam dan
bahan bakar lainnya konsumsinya tinggi.
2). Sumber Daya Alam yang tidak cepat habis
Sumber daya alam yang nilai nya tidak akan pernah habis, dan biasanya nilai konsumtifnya rendah, misal emas, intan mutiara dll
3). Sumber Daya Alam yang tidak akan habis
Sumber daya alam yang tidak akan habis karena ada pembaharuan secara alami, misal ; sinar matahari, udara/oksigen.
1). Sumber Daya Alam Terestrial
Adalah sumber daya alam yang berada di daratan, misalnya bahan galian, tanah, hutan dll
2). Sumber Daya Alam Akuatik
Adalah sumber daya alam yang berda di lautan, misalnya ikan, rumput laut, garam, energi gelombang dll.
- e. Berdasarkan UU No 11 tahun 1976 Tentang pertambangan
1). SDA Golongan A / Strategis
Adalah golongan bahan galian yang strategis untuk pertahanan dan
kemanan atau untuk menjamin perekonomian negara, misal minyak bumi, batu
bara, nikel, mangaan dll
2). SDA Golongan B/ Vital
Adalah golongan SDA yang dapat menjamin hajat hidup orang banyak , misal emas, perak, magnesium dll
3). SDA Golongan C
Adalah golongan SDA yang termasuk batuan industri , misal batu, gamping, pasir dll
- 3. Persebaran Sumber Daya Alam
NO
|
NAMA
|
TEMPAT
|
1 |
Hutan |
Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra |
2 |
Minyak bumi |
Cupu, Cirebon,Plaju, Palembang ,Sorong,Kalimantan |
3 |
Gas Alam ( LNG ) |
Arun |
4 |
Batu-Bara |
Ombilin,Kalimantan, Aceh, Bukit Asam,Jambi,Riau, |
5 |
Emas Perak |
Tembaga Pura, batu Hijau, Tasikmalaya,Bengkulu, Jampang ( Jabar ) |
6 |
Nikel |
Danau Matana, Towuti, Kolaka |
7 |
Timah |
|
8 |
Bauksit |
P. Bintan |
9 |
Marmer |
Trenggalek, Bayat |
10 |
Tembaga |
Tembaga Pura, Tirtomoyo Wonogiri, Muara Sipeng( Sulawesi ) |
11 |
Mangaan |
KliripanP. Doi ( Halmahera) Karang Tunggal ( Tasikmalaya) |
12 |
Intan |
Martapura |
13 |
Platina/Emas Putih |
Peg. Verbeek |
14 |
Fosfat |
Cirebon, gunung Ijen,Banyumas |
15 |
Mika |
Kep. Banggai |
- 4. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Akhir-akhir ini tampak bahwa penggunaan sumber daya alam cenderung naik terus, karena:
- a. pertambahan penduduk yang cepat
- b. perkembangan peradaban manusia yang didukung oleh kemajuan sains
dan teknologi. Oleh karena itu, agar sumber daya alam dapat bermanfaat
dalam waktu yang panjang maka hal-hal berikut sangat perlu dilaksanakan.
- 1. Sumber daya alam harus dikelola untuk mendapatkan manfaat yang
maksimal, tetapi pengelolaan sumber daya alam harus diusahakan agar
produktivitasnya tetap berkelanjutan.
- 2. Eksploitasinya harus di bawah batas daya regenerasi atau asimilasi
sumber daya alam. - 3. Diperlukan kebijaksanaan dalam pemanfaatan sumber daya alam yang
ada agar dapat lestari dan berkelanjutan dengan menanamkan pengertian
sikap serasi dengan lingkungannya.
- 4. Di dalam pengelolaan sumber daya alam hayati perlu adanya
pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :
a. Teknologi yang dipakai tidak sampai merusak kemampuan sumber daya untuk pembaruannya.
b. Sebagian hasil panen harus digunakan untuk menjamin
pertumbuhan sumber daya alam hayati.
c. Dampak negatif pengelolaannya harus ikut dikelola, misalnya
dengan daur ulang.
d. Pengelolaannya harus secara serentak disertai proses
pembaruannya.
- D. Rangkuman
- E. Latihan / Tugas
- F. Test Mandiri